Awas! Gemar Konsumsi Ikan Bakar Tingkatkan Risiko Kanker Payudara

Fimela diperbarui 25 Apr 2016, 15:56 WIB

Siapa yang tidak suka makan ikan? Apalagi, jika ikan ini disajikan dalam sajian yang lezat dan nikmat setelah digoreng atau dibakar. Saya yakin, semua orang akan sangat senang dan suka dengan sajian ini bukan? Tapi, kita tetap harus hati-hati dan tidak berlebihan konsumsi ikan khususnya ikan yang dibakar.

Dikutip dari laman livescience.com, penelitian terbaru menemukan bahwa orang yang makan ikan bakar lebih dari sekali dalam seminggu memiliki risiko terserang kanker payudara lebih besar 3 sampai 4 kali dari orang yang tidak makan ikan bakar. Kenapa hal ini bisa terjadi? Para ahli menyebutkan bahwa ikan yang diolah dengan cara dibakar mengandung bahan kimia yang disebut sebagai amina heterosiklik. Sebuah bahan kimia yang biasa terbentuk karena pemanasan protein di tempat terbuka yakni dengan cara dibakar atau dipanggang.

Perlu kita tahu, bahan kimia ini adalah salah satu bahan kimia atau senyawa yang menyebabkan kanker. Yang lebih mengejutkan dan menakutkan, bahan kimia ini merangsang tumbuhnya sel kanker di payudara atau sekitarnya. Dr Kala Visvanathan yang bekerja sebagai profesor epidemiologi dan onkologi di Johns Hopkins University menyebutkan bahwa sama dengan daging, ikan juga memiliki senyawa karsiogenik dan jika senyawa ini dibakar, hal ini akan mendorong pertumbuhan sel kanker dalam tubuh.

Prof. Kala yang juga penulis untuk jurnal yang diterbitkan di American Association mengatakan, "Ikan juga berpotensi menyebabkan kanker ketika ia dimasak dengan cara dibakar. Protein yang dipanaskan di tempat terbuka (dibakar) lebih memungkinkan menyebabkan kanker."

Dari penelitian ini, peneliti percaya bahwa bukan hanya gen atau faktor keturunan yang meningkatkan risiko kanker payudara dan ovarium dalam diri seseorang. Lebih jauh, ikan bakar juga bisa meningkatkan risiko kanker. Ini terjadi karena ikan bakar mengandung bahan kimia tertentu yang menyebabkan kanker payudara dimana kanker ini sering disebut sebagai estrogen-reseptor positif.

Dengan adanya temuan ini, para peneliti menyarankan kita semua agar tidak memperhatikan asupan nutrisi atau makanan yang sehat saja untuk dapatkan tubuh sehat dan terbebas dari risiko kanker. Cara pengolahan makanan juga sangat perlu diperhatikan dan dicari pengolahan yang paling aman serta sehat. Semoga, informasi ini bermanfaat dan kita semua bisa selalu memiliki tubuh sehat dan jauh dari berbagai risiko penyakit berbahaya termasuk risiko kanker payudara.

(vem/mim)