Dijodohkan Orang Tua, Haruskah Menolak atau Menerimanya?

Fimela diperbarui 12 Apr 2016, 14:40 WIB

Meski sekarang bukan lagi zaman Siti Nurbaya, tapi tradisi perjodohan masih saja ada. Kadang demi kebaikan dan masa depan yang lebih cerah untuk anak, orang tua akan ikut turun tangan mencarikan jodoh terbaik untuknya. Meski kita sebagai anak kadang merasa sebal dengan sikap orang tua yang menjodoh-jodohkan, tapi perjodohan itu tak selamanya buruk, kok.

Memang kita harus menimbang-nimbang untuk menerima atau menolak perjodohan. Ada banyak hal yang perlu kita pikirkan dengan matang terkait membuat keputusan soal perjodohan. Untuk memantapkan diri apakah kamu menerima atau menolak perjodohan itu, pertimbangkan empat hal ini, Ladies.

Cek Komitmen Pria yang Dijodohkan Denganmu
Pria yang berani meminangmu secara resmi dan bertanggung jawab di depan orang tuamu setidaknya sudah menunjukkan sisi gentleman-nya daripada pria yang lima tahun cuma memberi janji palsu dan tak kunjung mau berkomitmen serius. Saat sesi perjodohan, kamu dan keluarga tentu bisa melihat apakah calon yang dijodohkan cukup gentleman atau tidak. Kamu juga bisa coba menanyakan tentang rencana masa depannya terkait membangun rumah tangga bersamamu nanti.

Dalam sebuah perjodohan, umumnya tidak hanya satu orang yang direkomendasikan padamu. Justru kamu bisa melihat dengan lebih logis, pria mana yang akan bertanggung jawab denganmu dan masa depan kalian berdua.

Kenali Latar Belakangnya dengan Baik
Untuk mematangkan lagi keputusanmu untuk menolak atau menerima perjodohan itu, cek dulu deh latar belakang pria yang dijodohkan padamu. Mulai dari latar belakang pendidikan, kegiatan, hobi, dan juga pekerjaannya. Kalau perlu cek juga lingkaran sosial dan pertemanannya untuk mendapatkan gambaran yang lebih jelas sosok seperti apa dia.

“God will bring the right person into your life at the right time. Always believe that! If they are not there, God isn't finished yet!”
― Shannon L. Alder


Tanyakan Lagi Pada Dirimu, Hubungan Seperti Apa yang Kamu Inginkan?
Bukan maksudnya untuk begitu saja pasrah dan menyerah. Tapi kalau sosok yang dijodohkan untukmu itu sudah tepat dan memang punya komitmen serius denganmu, nggak ada salahnya untuk menerimanya. Tapi kamu juga harus memantapkan hati dan perasaanmu. Khususnya tentang hubungan apa yang sebenarnya kamu inginkan? Apakah kamu yakin kamu sudah benar-benar siap untuk menikah sebentar lagi?

“People say they find love, as if it were an object hidden under a rock. But love takes many forms, and it is never the same for any man and woman. What people find then is a certain love.”
― Mitch Albom, The Five People You Meet in Heaven


Minta Saran dan Masukan dari Orang-Orang yang Paling Kamu Percaya
Seringkali kita enggan dengan perjodohan karena merasa terlalu asing dengan sosok yang dijodohkan pada kita. Kita takut misalnya, pernikahan dari dua pihak yang tak saling kenal akan rentan perceraian. Cobalah minta saran dan masukan dari orang-orang terdekatmu, seperti teman, sahabat, atau saudaramu. Perhitungkan baik buruknya sembari kenali juga calon yang dijodohkan padamu.

Semua kembali pada dirimu dan keputusanmu, Ladies. Kamu punya hak untuk menentukan arah hidupmu dan juga kebahagiaanmu. Dan apapun keputusan yang kamu buat soal perjodohan, semoga itu jadi yang terbaik untukmu dan keluargamu.



(vem/nda)