Banyak orang sepertinya memutuskan cerai dengan mudah. Baru saja berapa tahun menikah, tiba-iba saja datang dengan berita mengejutkan akan cerai. Padahal, dulu pasti sebelum menikah mereka berharap bisa menjalani pernikahan langgeng hingga tua, anak cucu. Tapi nyatanya...
Benar memang, tak semua orang bisa mempertahankan pernikahan dan memutuskan untuk mengakhirinya. Tapi ada yang salah di sini, mengapa banyak orang yang ternyata bisa dengan mudah mengatakan cerai dan mengakhiri pernikahan. Penasihat perceraian Nicole Baras-Feuer dan Francine Baras, dikutip dari goodhousekeeping.com, mengatakan bahwa kebanyakan orang tak tahu apa yang mereka butuhkan.
Bahwa banyak orang menghadapi perceraian tanpa pengetahuan yang matang, dan oleh karena itu mereka menyarankan banyak orang untuk menanyakan pada diri sendiri: Apakah aku sudah melakukan apa pun yang aku bisa untuk menyelamatkan pernikahan ini?
Pertanyaan ini menyangkut kedua belah pihak, suami dan istri. Jika memang kamu tiba pada titik di mana kalian berdua menghadapi masalah yang serius, ini dia saatnya memberi waktu untuk bertanya pada dirimu sendiri.
Diamlah sejenak, pikirkan apa yang telah kalian lalui selama ini, benarkah hanya sampai di sini saja perjuangan yang kamu lakukan? Benarkah tak ada lagi yang bisa dilakukan? Benarkah kamu sudah tak mampu lagi mencari jalan keluar untuk masalah ini? Coba kesampingkan egomu.
Kamu akan seperti apa setelah benar-benar cerai nanti, dan lain sebagainya. Kecuali jika kamu menghadapi KDRT atau hal-hal bengis lainnya, pernikahan memang harus diakhiri atau jika tidak kamu akan mati. Tak ada yang salah dengan perceraian.
Tapi selama pernikahan masih menghadapi masalah realistis yang bisa diselesaikan dengan cara komunikasi, bicara dari hati ke hati, kedua belah pihak sama-sama mau mencari duduk perkara dan solusi untuk menyelesaikan masalahnya, mengapa memutuskan cerai? Think about it.
(vem/feb)