Move On Itu Bagai Merajut Kembali Benang yang Lepas, Butuh Waktu!

Fimela diperbarui 29 Mar 2016, 10:20 WIB

“Ngomong move on sih gampang tapi yang melakukannya ini yang berdarah-darah.”

“Mereka sih nggak merasakan apa yang aku rasa, jadi kalau ngomong doang ya gampang.”

“Memangnya move on itu semudah membalikkan telapak tangan?”

Ladies, pernahkah kamu berada di kondisi seperti itu? Saat baru saja patah hati atau dilanda rasa galau karena cinta, biasanya orang-orang di sekitarmu akan menyuruhmu untuk cepat-cepat move on. Mereka memintamu untuk bisa melupakan yang telah lalu. Kelihatannya sih simpel dan mudah, tapi hei melakukannya sendiri itu tak semudah mengucapkannya.

Menata Hati Berbeda dengan Membalikkan Telapak Tangan

Kalau sudah berurusan dengan hati, berbagai hal terasa lebih kompleks dan rumit. Segaris luka di hati bahkan bisa butuh waktu berbulan-bulan untuk sembuh. Menata hati bagaimana pun sangat berbeda dengan membalikkan telapak tangan, bukankah begitu?

Perlu Waktu untuk Membuat Sebuah Memori Memudar

Apa yang membuat move on terasa begitu sulit? Salah satunya adalah karena sudah ada kenangan dan memori yang tercipta dan tersimpan di hatimu. Semakin keras usahamu melupakan atau menghilangkannya, kadang memori itu malah makin menguat. Yang bisa kamu lakukan pun mencoba untuk mengulur waktu dan membiarkan memori itu memudar dengan sendirinya.

Move On Itu Seperti Merajut Kembali Benang yang Terlepas, Harus Hati-Hati dan Butuh Waktu

Merajut kembali benang yang terlepas tak bisa terburu-buru. Kalau terburu-buru, yang terjadi adalah hasil rajutanmu makin rusak dan tak bisa dikenali lagi. So, you need to simply take your time. Tapi jangan sampai kamu berhenti dan tak melanjutkan rajutanmu. Kalau dibiarkan terlalu lama, benang yang tadinya terlepas bisa makin kusut dan makin sulit lagi untuk dirajut.

“It happens to everyone as they grow up. You find out who you are and what you want, and then you realize that people you've known forever don't see things the way you do. So you keep the wonderful memories, but find yourself moving on.”

― Nicholas Sparks

Tapi Memang Pada Akhirnya Move On Itu Wajib

Sudah selesai nangis-nangisnya? Sudah cukup pelampiasan kekesalannya? Intinya jangan sampai membiarkan dirimu sendiri terlarut-larut dalam jebakan luka yang telah lalu. Masih ada hari-hari baru yang harus kamu sambut dan jalani. Waktu sendiri akan terus bergerak maju, tak pernah mundur. Begitu juga dengan dirimu. Kamu juga harus bergerak maju jangan malah tertarik mundur jauh ke belakang.

Kalau saat ini kamu sedang berusaha untuk move on, semoga dipermudah jalannya. Sekalipun itu sulit dan rumit, kamu pasti bisa melakukan dan melewatinya. Kamu hanya perlu menyadari bahwa dirimu punya kekuatan untuk bertahan. Are you ready to keep moving on from now on?

(vem/nda)