Menyambut kelahiran buah hati bisa jadi momen yang paling emosional. Ada rasa cemas tapi juga bahagia. Namun, apa jadinya ketika kita diberitahu bahwa bayi yang kita kandung ternyata tak bisa hidup lama?
Talia Gates, sejak usia kehamilannya memasuki 20 minggu, ia sudah tahu kalau putrinya tak akan bisa bertahan lama. Dilansir dari today.com, Talia diberitahu kalau janin yang dikandungnya mengalami gangguan rangka (skeletal disorder)sehingga saat dilahirkan nanti dia tak akan bertahan lama. Jelas kenyataan ini membuat Talia sangat terpukul. Tapi ia tetap menjaga dan mempertahankan kehamilannya.
Bulan Februari 2015 lalu, Talia sangat bahagia ketika tahu dirinya hamil. Tapi ternyata saat usia kehamilannya memasuki 20 minggu, dokter mengatakan kalau bayi yang dikandungnya mengidap Thanatophoric Dysplasia dan tak bisa bertahan hidup saat nanti dilahirkan.
Talia dan suaminya Josh tetap mengusahakan yang terbaik. Di sisa usia kehamilan 16 minggu selanjutnya, mereka tetap menikmati setiap momen istimewa yang ada. Sekalipun Talia tahu kalau putrinya kemungkinan besar tak akan bertahan hidup saat dilahirkan, ia mencoba tegar. Bahkan ia sudah coba mempersiapkan pemakaman ketika sang buah hati masih dalam kandungan.
Tanggal 12 Juni 2015, di usia kehamilannya yang memasuki 36 minggu, Talia menjalani persalinan. Ada dilema tersendiri yang dialami Talia. Di satu sisi ia bisa coba menerima dan memahami kalau keputusan yang ada. Tapi di sisi lain ia merasa tak siap untuk melepas kepergian sang buah hati dalam waktu singkat.
"Tak bisa kupungkiri, mencoba mendorongnya keluar adalah hal tersulit yang kulakukan. Pikiranku terus berkata, 'Jangan lakukan! Jangan dorong ia keluar. Tetap jaga ia di dalam, ia aman di sini'," ungkap Talia.
Saat akhirnya putri kecil yang diberi nama Aubrey Lea Gates itu lahir, Talia langsung memeluknya. Talia benar-benar coba memanfaatkan setiap detik yang ada untuk membuat kenangan terindah bersama sang putri. Namun, sayang momen itu hanya berlangsung 49 menit saja. Setelah lahir pukul 18.51 tanggal 12 Juni 2015, Aubrey meninggal di lengah ayahnya pukul 19.40.
Meski hanya 49 menit, Talia masih bisa mengingat tangisan pertama dan juga terakhir Aubrey. Dia juga masih ingat betul momen ketika putrinya itu menatapnya dengan mata kecilnya. Talia juga masih bisa mengenang bagaimana Aubrey juga masih sempat diperkenalkan dengan kakaknya dan juga kakek neneknya.
"Itu adalah momen 49 menit terindah dalam hidupku," tutur Talia. "Aku dan Aubrey pernah menjalani hidup bersama. Aku tak akan mau menukarkan momen 36 minggu tersebut dengan apapun. Tak sedetik pun aku mau menyerah."
Walaupun harus berduka kehilangan putrinya dalam waktu yang sangat singkat, Talia tetap mencoba bangkit. Bersama dengan suami dan putra pertamanya, Talia yakin ia bisa melewati momen kesedihan dan duka tersebut seiring waktu berjalan. "Kami akan melewati masa sulit ini. Aubrey akan selalu jadi bagian dari kami. Hanya saja dia di surga sekarang," Talia mengungkapkan isi hatinya.
Mengalami dan melewati masa sulit kehilangan buah hati tercinta memang tak mudah. Tapi akan selalu ada orang-orang di sekitar kita yang bisa menguatkan diri dan membuat kita bisa tersenyum melanjutkan hidup.
- Secara Online, Aku Temukan 16 Saudara Kandung Yang Tak Kukenal
- Ayah Mungkin Tak Melihatku Menikah, Tapi Ia Ada untuk Kami
- 50 Tahun Lalu Kami Dibuang, Tak Diduga Ini yang Terjadi Kemudian
- Mengharukan, Dosen Tetap Mengajar Meski Penyakitnya Mematikan
- Penyakitku Parah, Tapi Kuhentikan Pengobatan demi Pernikahan Ibu