Punya teman atau sahabat yang datang atau menghubungi kita kalau ada maunya saja itu memang bikin sakit hati. Bagaimana tidak, kita seperti hanya jadi orang yang dimanfaatkan saja dan tak punya arti di hidupnya. Bahkan seolah-olah kita jadi "ban serep"nya saja. Duh, sedih banget nggak sih?
Kalau ia sedang butuh, dia akan mengganggu dan terus merecoki hidup kita sampai keinginannya tercapai. Tapi begitu ia sudah selesai dengan masalahnya, bagai kacang lupa dengan kulit, ia menganggapmu seperti orang asing. Barulah nanti kalau dia punya masalah lagi, dia akan menghubungimu lagi. Tapi kalau kamu sedang butuh bantuannya, dia punya seribu satu alasan untuk menolak memberikan bantuan padamu. Hal itu terus jadi, tak hanya sekali, tapi berulang kali.
Diperlakukan "saat butuh saja" seperti itu memang bikin sakit hati, ya Ladies. Rasanya ingin marah tapi dia sahabat sendiri. Maunya sih menolak memberi bantuan tiap kali ia datang tapi tak tega rasanya untuk mengusir teman sendiri. Jadinya serba salah.
Memasang Wajah Senyum di Depannya Mudah Saja, Tapi Hati Tak Bisa Berbohong
Mungkin ada sedikit rasa tak rela ya ketika kita harus tetap memasang wajah senyum dan ramah di depannya. Tapi kadang kita memang susah sekali menolak permintaan dari sahabat sendiri. Sekalipun dia sudah berulang kali meminta bantuan dan seenaknya sendiri ngotot minta kita membantunya, rasa sebal itu kadang tergantikan dengan perasaan sayang.
"Friendship marks a life even more deeply than love. Love risks degenerating into obsession, friendship is never anything but sharing."
―Elie Wiesel
Persahabatan itu kadang tak lebih dari saling berbagi. Berbagi bahagia, tapi juga berbagi masalah yang ada. Hanya saja kalau sahabatmu malah seenaknya sendiri memanfaatkanmu dan merugikanmu, kamu perlu coba untuk lebih terbuka dan jujur di depannya.
Kamu Juga Punya Hak untuk Marah dan Mengungkapkan Perasaanmu
Kalau sikapnya sudah kelewatan, kamu juga punya hak untuk marah. Kamu berhak untuk mengungkapkan perasaanmu. Daripada hanya dipendam dan membuatmu makin sakit hati, ada perlunya juga dia tahu apa yang sebenarnya kamu rasakan. Agar tak ada dendam yang dipendam atau luka yang jadi makin dalam, sikap terbuka dan mau terus terang juga perlu kamu lakukan.
Demi Menghindari "Ledakan Masalah", Segera Temukan Akar Masalahnya dan Selesaikan
Daripada nanti ikatan persahabatanmu makin renggang dan memburuk, lebih baik dari sekarang temukan akar masalahnya. Jangan lagi menutupi kekecewaan dan rasa sakit hatimu dengan senyuman yang tak tulus. Kalau dia memang teman dan sahabat terbaikmu, kamu perlu membantunya untuk keluar dari kebiasaan buruknya itu. Tak baik memperlakukan orang terdekat seenaknya apalagi mendatanginya saat cuma butuh saja.
"Friendship is delicate as a glass, once broken it can be fixed but there will always be cracks."
—Waqar Ahmed
Kita memang tak pernah punya niat atau keinginan untuk melukai hati sahabat atau menghancurkan persahabatan. Tapi jangan sampai setiap masalah yang ada hanya dipendam dan didiamkan saja. Takutnya nanti malah memburuk dan membuat keadaan jadi makin tak terkendali.
Kalau punya sahabat yang cuma memanfaatkanmu saja, kamu perlu tetap berusaha berpikir jernih. Mungkin kondisinya dan situasinya yang tak pernah kamu ketahui sebelumnya yang membuatnya bersikap seperti itu. Tapi sebagai sahabat, kamu juga perlu memberitahunya untuk bersikap lebih baik lagi ketika berkomunikasi atau meminta bantuan dari orang lain.
- Pertimbangkan 3 Hal Ini Sebelum Mempekerjakan Seorang Teman
- Dilanda Galau Sahabat Menikah, Tenangkan Diri dengan 4 Tips Ini
- Menjadi Teman Baik Seseorang yang Kamu Benci, Boleh Saja..
- Siapkan Acara Liburan Kamu Menjadi Menyenangkan Bersama Teman
- Tidak Perlu Takut Jadi Tukang Komentar, Asal...
- Sering Lupa Nama Kenalan Baru? Lakukan Cara Ini
(vem/nda)