Zefanya, Atlet Renang Indonesia yang Sukses di Usia Muda

Fimela diperbarui 11 Feb 2016, 19:00 WIB

Menekuni bidang olahraga yang disukai tidak hanya merupakan hal yang menyenangkan, tetapi sekaligus bisa menjadi ladang mata pencaharian. Hal ini seperti yang dijalani gadis kelahiran Kendal Jawa Tengah, 28 November 1998, Zefanya Asih Setyorini. Gadis berusia 17 ini, sangat menyukai olahraga renang. Selain kesukaannya pada berenang, ketekunannya untuk berlatih renang sejak usia dini telah berhasil membuat dirinya menjadi seorang atlet renang.

Saat duduk di bangku sekolah dasar, gadis yang akrab disapa Asih ini mengaku bahwa ia susah untuk disuruh makan, sehingga orang tuanya mengambil inisiatif untuk mengajaknya rekreasi ke sebuah kolam renang agar ia mau makan. Karena menurut orang tuanya, sehabis berenang Asih pasti akan merasa lapar dan minta makan. Dari sanalah, dirinya mulai menyukai olahraga air itu.

Selain untuk menekuni kesukaannya pada berenang, masalah ekonomi keluarganya yang pas-pasan juga mendorong anak pertama dari dua bersaudara ini, berjuang membantu memperbaiki kondisi ekonomi keluarganya. Maka dari itu, Asih tidak pernah berhenti berlatih demi bisa menjadi atlet renang Indonesia yang mumpuni dan mampu membanggakan nama Indonesia ke depannya.

Ingin tau lebih lanjut kisah inspiratif dari gadis manis satu ini? Berikut hasil wawancara Vemale dengan atlet renang muda yang sudah membawa pulang banyak medali ini.

Bagaimana awalnya kamu bisa menyukai olahraga renang?

Saya suka sekali dengan air, tapi saat itu, saya belum bisa berenang. Lalu, pas kebetulan di ajak orang tua ke kolam rekreasi, saya lihat ada club renang yang sedang latihan. Setelah itu, saya mulai nanya-nanya tentang renang dan akhirnya coba-coba latihan. Ternyata, saya suka dan akhirnya terus dilanjutkan setiap hari latihan.

Berapa lama proses yang kamu perlukan untuk bisa mahir dalam berenang, seperti sekarang ini?

Berawal dari latihan gaya dada. Setelah satu bulan latihan, teryata saya sudah bisa ngalahin temen yang lebih lama latihannya dari pada saya. Selang waktu 3 bulan, saya sudah menguasai semua gaya berenang. Pelatih dan orang tua saya sangat senang karena saya mengalami perkembangan yang cukup cepat.

Kapan kamu mulai mengikuti perlombaan renang?

Saya berlatih renang dengan tekun sejak  kelas 2 SD. Setelah mahir, saya mulai ikut kejuaraan renang. Mulanya, kejuaraan  antar Kecamatan, lalu se-Kabupaten, dan Puji Tuhan saat itu saya bisa ngalahin lawan yang ternyata kakak kelas. Setelah itu, saya lanjut mengikuti kejuaraan ke antar Kabupaten, lalu se-Provinsi Jateng (POPDA). Saat POPDA, saya belum bisa menang, karena lawannya gede-gede banget, sementara saya masih kecil dan kurus.

Pada usia berapa akhirnya kamu memutuskan ingin menjadi atlet renang?

Setelah event POPDA, saat saya kelas 3 SD, ada kejuaraan antar club se-Jateng dan DIY, di Wonosobo. Saat itu, tanpa saya sangka, saya berhasil mendapatkan juara 3. Saya rasa, sejak saat itulah saya memutuskan untuk menjadi atlet. Kia-kira, saat saya berusia 8 tahun.

Dalam seminggu berapa kali kamu berlatih renang?

Setiap minggunya saya berlatih sebanyak 10x. Latihannya dilakukan setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat saat pagi dan sore, sedangkan untuk Rabu dan Sabtu hanya pagi saja. Volume latihan pagi sekitar 5000 - 6000m, sedangkan sore 6000-8000m. Jadi setiap hari latihan saya sekitar 12.000-14.000m/12-14km.

Sudah berapa kali kamu memenangkan kejuaraan?

Puji Tuhan, Banyak. Saat di Thailand International Sport School Games 2014, saya dapat 2 medali emas dan 1 medali perak, kemudian di tahun 2015, dalam event yang sama saya mendapat 3 medali emas. Selain itu, saat Kejuaraan Renang antar perkumpulan se-Indonesia (KRAPSI) 2013 dapat 1 medali perunggu. Kejuaraan Nasional PPLP 2014, 4 medali emas 1 medali perak. Walikota Cup 2015, 3 medali emas 2 medali perak. Open water Swimming jarak 6000 meter tahun 2015, saya juara 1.

 

 

Adakah pengalaman dari kejuaraan renang yang paling berkesan buat kamu?

Ada. Saat mengikuti Open Water Swimming atau renang marathon. Jaraknya waktu itu 10km, saya masih kelas 3 SMP. Saat itu,  saya peserta paling kecil yang mengikuti Open Water Swimming, jadi, takut sekali karena di tengah-tengah laut sendirian, deg-degan luar biasa. Dan itu 10 kilometer yang luar biasa, saya pikir, saya tidak akan mampu menyelesaikan rute tersbut, karena di kolam dengan di laut kondisinya berbeda jauh. Belum juga, kalau ada ombak, haduh. Eh, ternyata saya bisa sampai finish 10km dan menduduki urutan ke-6 dari 21 peserta.

Apa suka duka menjadi atlet renang?

Dukanya, sekolahnya jadi tertinggal, karena lebih fokus ke latihan dan kurang fokus untuk belajar, karena sudah lelah dengan program latihan yang sangat berat. Saya harus bangun pagi-pagi untuk latihan pukul 4.30 WIB, yaampun itu saat-saat paling enak untuk tidur ya, kan? Kemudian, saya juga jarang hangout sama temen-temen, nggak kayak anak sekolah biasa yang habis sekolah bisa nongkrong bareng temen-temen, sebagai atlet, saya punya kewajiban untuk latihan. Sementara sukanya, kalau pas tanding, saya bisa sekalian jalan-jalan keluar kota atau ke luar pulau. Apalagi kalo ke luar negeri, enak sekali, gratis di biayai oleh negara dan dapat uang saku pula, hehe. Lebih senang lagi kalau ternyata dapat medali, seneng banget. Seumuran anak SMA,  sudah bisa menghasilkan uang sendiri,  bangga rasanya.
 

 

 

Keinginan apa yang belum bisa kamu capai?

Yang belum tercapai, ingin banget ikut Sea Games atau Asean Games, tetapi belum tercapai, ya, saya harus berusaha lebih lagi. Doakan saya untuk PON September depan di Jawa barat.

Apa harapan kamu sebagai atlet renang?

Harapan saya ke depannya, bisa menang di PON, setelah PON semoga bisa ikut kejuaraan yang lebih tinggi lagi. Kalau tidak, ya, saya ingin fokus untuk kuliah. Dan, saya juga berharap agar pemerintah Indonesia, tidak melupakan para atletnya. Amin.

(vem/yun/ama)