Gadis Anoreksia Rusuknya Patah Ketika Dipeluk, Kini Ia...

Fimela diperbarui 10 Feb 2016, 11:30 WIB

Punya tubuh langsing dan sehat? Itu merupakan dambaan banyak wanita. Bahkan ada yang rela lakukan diet ketat demi bisa mendapatkan tubuh lebih ramping. Tapi kalau berlebihan juga bahaya, bisa-bisa malah mengganggu kesehatan dan membahayakan jiwa.

Georgia McGrath, remaja 18 tahun ini mengalami kejadian yang menyakitkan ketika suatu hari ia menghambur ke pelukan kekasihnya. Dilansir dari dailymail.co.uk, dengan bobot hanya 31 kilogram, tubuhnya hanya terlihat tulang dan kulit. Sampai-sampai ketika ia melompat ke pelukan kekasihnya, tulang rusuknya patah. Georgia berteriak kesakitan dan momen itu pun tertangkap kamera oleh temannya yang saat itu sedang memotret.



Tubuh Georgia yang kurus itu disebabkan karena anoreksia yang diidapnya sejak tahun 2012. Diejek gemuk, Georgia terobsesi punya tubuh kurus dan hidup hanya dengan 100 kalori per hari. Ditambah lagi dengan olahraga berlebihan yang ia lakukan, membakar 1.500 kalori per hari di gym dan bersepeda 10 mil setiap harinya. Saat di rumah, dia pura-pura memasak makanan sendiri di dapur dan meninggalkan banyak sekali cucian piring seolah-olah ia makan banyak.

"Ketika aku menghambur ke pelukan Ashton, aku berteriak kesakitan dan susah bernapas. Aku merasa paru-paruku tertusuk," ujar Georgia menjelaskan tragedi yang menjadi titik baliknya. Tak disangka momen tertangkap kamera yang seharusnya jadi kenangan manis malah berakhir menyakitkan. Ibu Georgia juga panik dan menangis melihat tulang rusuk putrinya patah. Bahkan khawatir tulang lehernya juga ikut patah saking kurusnya tubuh Georgia.



Sebelumnya Georgia sudah diperingatkan kalau tubuhnya kekurangan gizi dan rapuh. Tapi ia mengabaikannya. Barulah ketika tulang rusuknya patah saat dipeluk itu, matanya baru benar-benar kembali terbuka.

Bulan Agustus 2014, Georgia pernah dilarikan ke rumah sakit karena menunjukkan gejala penyakit stroke akibat menahan rasa lapar. "Aku ingat rasanya sakit semua dan tubuh sebelah kiriku mati rasa semua," ujar Georgia. Seandainya saat itu ia tak segera dilarikan di rumah sakit, nyawanya bisa melayang kapan saja.



Beberapa minggu setelah sembuh, nenek buyut Georgia meninggal. Permintaan terakhirnya adalah ingin agar Georgia bisa segera sembuh. "Dia berbicara empat mata sebentar denganku dan memintaku berjanji agar aku bertahan hidup karena ia tahu betapa buruknya kondisiku selama ini," ujar Georgia. Georgia pun mendapat semangat untuk sembuh dari penyakit anoreksia yang diidapnya.

Berkat dukungan dan motivasi dari keluarga serta kekasihnya, Georgia berjuang untuk sembuh. Ia tak lagi memaksa diri menahan lapar atau olahraga berlebihan. Rasa takutnya pada gula kini bisa diatasi dengan membuka bisnis menyediakan candy carts di acara pernikahan.



Dari yang dulu bobotnya hanya 31 kilogram, kini Georgia berbobot 66 kilogram dan terlihat lebih sehat. Tak lagi kurus ataupun kekurangan gizi. Kini ia bisa menjalani hidupnya dengan lebih percaya diri lagi.

“A fit, healthy body—that is the best fashion statement”
― Jess C. Scott


Meski dulu diejek gendut sampai membuat Georgia mengidap anoreksia hingga tulang rusuknya patah dan pernah juga hampir terkena stroke, kini ia bisa kembali percaya diri. Perjuangan untuk sembuh memang tak mudah. Tapi kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh, pastinya akan berbuah manis.




(vem/nda)