Menurut Penelitian, Penderita Obesitas 50% Lebih Berisiko Derita Kanker Usus

Fimela diperbarui 19 Jan 2016, 15:43 WIB

Sejak lama obesitas dikenal sebagai salah satu kondisi yang sangat tidak baik bagi kesehatan. Beberapa penelitian mengungkapkan jika obesitas bisa meningkatkan risiko gagal ginjal, diabetes, jantung bahkan kolesterol. Dan dikutip dari laman dailymail.co.uk, penelitian terbaru menyebutkan jika obesitas juga lebih rentan atau lebih berisiko terhadap kanker usus besar.

Para peneliti mengungkapkan jika lemak di dalam tubuh akibat obesitas bisa saja menggumpal dan mengendap di dalam usus. Jika sudah menggumpal dan mengendap, hal inilah yang akan membuat usus menjadi sakit. Lebih mengejutkan lagi, sakit yang ditimbulkan bukan suatu penyakit yang ringan. Penyakit tersebut adalah kanker usus besar. Peneliti mengungkapkan jika efek obesitas akan membuat daya tahan tubuh melemah. Dengan melemahnya sistem kekebalan tubuh ini, sel kanker khususnya sel kanker dalam usus akan lebih mudah berkembang.



Peneliti senior bernama Dr Scott Waldman dari Thomas Jefferson University mengatakan,

"Obesitas bisa menjadi penyebab hilangnya guanylin hormon. Sebuah hormon yang diproduksi di usus dan merupakan hormon pelindung usus. Jika hormon ini hilang, hal ini memungkinkan pertumbuhan sel kanker dengan cepat di usus. Hormon ini sangat dinamis dan terus menerus mengalami regenerasi. Namun, jika regenerasi yang dialami tidak baik, hal ini akan berisiko terhadap bermacam-macam penyakit termasuk kanker usus."

"Kami percaya bahwa obesitas sangat tidak baik untuk kesehatan. Obesitas juga memungkinkan seseorang berisiko kanker usus 50% lebih besar dari yang kita bayangkan sebelumnya. Penelitian yang kami lakukan pada tikus gemuk menunjukkan bahwa ia rentan terhadap pertumbuhan sel kanker di tubuhnya khususnya pada usus. Kenapa hal ini terjadi? Kembali ke guanylin hormon. Ketika tikus kehilangan hormon ini di tubuhnya, maka sel kanker dan tumor akan lebih mudah tumbuh serta berkembang. Dan hal ini juga berlaku pada tubuh manusia.

Kami menemukan bahwa mereka yang menderita kanker usus kebanyakan telah kehilangan hormon pelindung usus ini akibat obesitas. Penelitian ini menunjukkan bahwa, jika kita ingin terbebas dari risiko kanker usus, pastikan bahwa kita bisa mencegah hilangnya guanylin hormon. Untuk mencegahnya, kita setidaknya harus terbebas dari kondisi obesitas. Kita juga perlu melakukan pola hidup sehat setiap harinya."


Selain dilakukan di Thomas Jefferson University, penelitian ini juga dilakukan di Harvard University dan Duke Medical School. Di ketiga tempat ditemukan bahwa mereka yang menderita obesitas dipercaya lebih rentan terjangkit risiko kanker usus besar. Tak hanya itu saja, obesitas juga memungkinkan seseorang memiliki usia pendek akibat penumpukan penyakit di dalam tubuh. So, jika kita ingin terbebas dari berbagai masalah kesehatan khususnya kanker usus, pastikan bahwa kita tidak mengalami obesitas ya. Pastikan untuk menjaga pola makan dan pola hidup sehat sehari-hari. Semoga informasi ini bermanfaat.

(vem/mim)