Teror ISIS di Jakarta Meninggalkan Luka, Siapa Otak Pelakunya?

Fimela diperbarui 15 Jan 2016, 10:40 WIB

Semua negara mengecam aksi teror. Terorisme dalam bentuk apapun jelas merugikan banyak pihak, apalagi jika sudah sampai menghilangkan nyawa orang tak berdosa. Aksi orang-orang tak bertanggung jawab demi kepentingan pribadi ini seringkali jauh dari nilai-nilai kemanusiaan. Hingga pada akhirnya hanya duka dan luka yang dirasakan oleh para korban dan orang-orang tak bersalah.

14 Januari 2016, mata dunia tertuju pada Indonesia, khususnya ibu kota Jakarta. Dilansir dari merdeka.com, sekitar pukul 10.30 WIB, jantung Kota Jakarta dikejutkan sebuah ledakan. Datangnya dari dalam Starbucks Coffee yang berada di Jalan Thamrin, sebelah Gedung Jakarta Theatre. Saat itu satu terduga pelaku teror masuk ke dalam dan langsung melakukan aksi bom bunuh diri.

Seketika itu pula pengunjung Starbucks ketakutan. Mereka berhamburan keluar sambil menangis dan berteriak minta tolong. Ada yang keluar dengan berlumuran darah. Tak berselang lama, terdengar beberapa kali suara tembakan. Ternyata ada dua orang pelaku yang berada di area parkir bagian depan Starbucks. Mereka menembak pengunjung yang keluar dari Starbucks. Dua warga negara asing jadi korban, salah satunya langsung tewas. WNA itu kemudian diketahui berasal dari Kanada.

Namun, aksi teror itu ternyata masih berlanjut.

(vem/nda)
What's On Fimela
2 dari 4 halaman

Ledakan Kembali Terdengar

Foto: copyright merdeka.com/arie basuki

Di tengah kepanikan, suara ledakan kembali terdengar. Sumbernya dari pos polisi yang berada di seberang Gedung Sarinah, tak jauh dari Starbucks. Tiga orang tergelatak, tewas berlumuran darah. Ternyata ada tim kedua dari pelaku teror yang menyerang pos polisi Sarinah dengan melakukan aksi bom bunuh diri. Di dalam pos tersebut ada seorang polisi, beruntung dia masih bisa diselamatkan meski mengalami luka cukup parah di sekujur tubuhnya.

Suasana semakin mencekam ketika warga berkerumun mendekat ke arah pos polisi tersebut. Ternyata ada salah satu pelaku berbaur dengan masyarakat. Dengan tenang pria berbaju hitam dan menggunakan topi langsung mengeluarkan sebuah pistol revolver. Dia mengarahkan pistolnya ke kerumunan warga. Terdengar beberapa kali suara letusan pistol. Polisi yang semula berencana mengamankan aksi demonstrasi bergerak menuju lokasi kejadian. Baku tembak tak terelakkan.

"Saat itu anggota baku tembak di Sarinah, anggota Polres Jakarta Pusat 4 orang ditembak, ada kena kaki dan perut," ungkap Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian di Istana Negara, kemarin.

3 dari 4 halaman

Warga Diarahkan Menuju Jalan Sabang

Warga masyarakat yang berada di sekitar lokasi diarahkan menjauh menuju Jalan Sabang. Polisi masih terlibat baku tembak selama lebih kurang 15 menit. Pelaku penembakan mengarah ke depan Starbucks. Di sana ada anggota Polair, AKPB Untung Sangaji yang kebetulan sedang berada di lokasi kejadian. Dia ikut terlibat dalam baku tembak. Mengetahui dua pelaku bersembunyi di belakang sebuah mobil di parkiran Starbucks, Untung menembak ke arah dada dan kaki mereka. Sesaat kemudian bom berbentuk granat rakitan jatuh dari tangan pelaku, kemudian meledak. Ketika mendekat, dua pelaku sudah tak bernyawa.

Suasana masih mencekam meski baku tembak mereda. Polisi kembali menyisiri Starbucks dan Pospol Sarinah. Selain itu, petugas Jihandak Brimob, Sabara, dan Kodam, mengepung lokasi untuk memastikan lokasi aman. Tak ketinggalan, setiap lantai Gedung Jaya dan Gedung Cakrawala disisir. Dari penyisiran diamankan 5 bom kecil sebesar kepalan tangan atau kita sebut granat tangan rakitan dan satu lagi sebesar kaleng biskuit.

Sekitar pukul 15.00 WIB, keadaan kembali normal setelah sebelumnya mencekam. Aksi teror itu bisa dilumpuhkan dalam waktu empat jam. "Kita bisa mengatasi dalam waktu yang sesingkat-singkatnya, hanya 4 jam maksimal, dan normal kembali. Apresiasi untuk jajaran kepolisian," kata Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo.

4 dari 4 halaman

Otak di Balik Teror Sudah Diketahui

Foto: copyright merdeka.com/imam buhori

Kapolda Tito menyatakan, otak di balik aksi teror di kawasan Sarinah, sudah diketahui. Sosok tersebut diyakini masih terkait dengan kelompok Santoso di Poso, Sulawesi Tengah. Dia adalah Bahrun Na'im. Bahrum diyakini memiliki ambisi besar untuk merebut kepercayaan dari pemimpin ISIS Abu Bakar Al-Bagdadi untuk memimpin kawasan Asia Tenggara.

Ambisi Bahrun membuat rivalitas untuk menjadi pemimpin ISIS se-Asia Tenggara menimbulkan persaingan begitu keras. Salah satu cara dengan menggelar aksi-aksi teror di pelbagai lokasi, termasuk kawasan Sarinah, Jakarta. Tito menambahkan, Bahrun kini sudah dimasukkan dalam daftar hitam kepolisian. Bahrun dan kelompoknya kini dalam perburuan polisi.

Semoga para pelaku segera tertangkap dan mendapat hukuman yang setimpal, ya Ladies. Semoga para korban tewas mendapat terbaik di sisi-Nya dan keluarga korban bisa tabah menerima ujian ini.

[pos_1]