Saat memasuki masa pubertas atau remaja, anak laki-laki biasanya emang sering kali merasa malu untuk dicium atau dipeluk sang ibu. Tak hanya malu dan risih saat dicium atau dipeluk, anak laki-laki yang sudah remaja bahkan terkadang merasa malu hanya untuk sekedar membonceng kakak perempuan atau ibunya. Kalau sudah begini, tidak jarang hal ini membuat sang ibu merasa kehilangan dan sedih tak bisa memeluk maupun mencium anak lelakinya. Seperti halnya yang dilakukan oleh ibu asal Belanda satu ini.
Dikutip dari laman metro.co.uk, ibu yang bernama Marieke Voorsluijs yang juga bekerja sebagai desainer baju mengaku telah kehilangan buah hati laki-lakinya setelah si buah hati menginjak remaja. Buah hati yang dulu mau dipeluk dan dicium kapan saja, kali ini mulai menjauh darinya karena ia malu jika harus dipeluk sang ibu.
Marieke mengatakan,
"Saya kini merasa kehilangan dia. Ya, meskipun setiap hari dia ada bersama saya. Dia tak mau lagi untuk saya peluk. Setelah remaja, ia lebih suka bermain dengan gadgetnya, bermain bersama teman-temannya, mendengarkan iPodnya dan ngobrol di telepon dengan teman-temannya."Karena tak ingin momen berpelukan dengan anak berkurang, Marieke memiliki ide cemerlang agar ia bisa memeluk anaknya setiap hari. Selama dua bulan terakhir, ibu ini telah memutuskan untuk membuat bonek rajut sebesar anaknya. Dengan boneka rajut tersebut, ia kini bisa memeluk sang anak kapan saja dan di mana saja tanpa harus membuat anak malu."Ini membuat hari-hari saya menjadi berbeda. Dia, dulu bisa saya peluk kapan saja. Kini dia telah menjadi anak yang beranjak dewasa. Saya bangga, tapi saya juga merasa kehilangan."
Dan kini, setelah foto-foto Marieke bersama boneka rajut itu menyebar luas ke internet, ia saat ini lebih dikenal sebagai pembuat boneka rajut. Ia juga dikenal sebagai ibu yang sayang terhadap anak. Pasalnya, meski anaknya telah menjadi seorang remaja yang beranjak dewasa dan cenderung tak memperdulikannya lagi, ia tetap berusaha menjadi ibu yang baik. Ia tetaplah menjadi pendengar baik untuk sang anak dan sebisa mungkin selalu mengarahkan anak untuk menyongsong kehidupan yang lebih baik ke depannya.
Marieke mengaku bahwa dalam beberapa kesempatan memeluk boneka, ia merasa seperti memeluk anaknya yang sebenarnya. Tapi, beberapa kali ia akan tersadar bahwa yang ia peluk adalah boneka yang telah diciptakannya. Dengan adanya kisah ini, apa nih tanggapan Ladies.
(vem/mim)