Kucari Ibu Kandungku Sampai Usiaku 30 Tahun, Hingga Akhirnya...

Fimela diperbarui 13 Jan 2016, 11:20 WIB

Anak dan ibu kandung pasti akan memiliki sebuah ikatan yang istimewa. Sekalipun sang anak diadopsi dan diasuh oleh orang tua angkat, ia pasti akan merasa ada sesuatu yang hilang ketika mulai merindukan ibu kandungnya sendiri.

Cynthia Kortman Westphal, masa kanak-kanaknya berisi banyak kebahagiaan meski ia adalah seorang anak angkat. Namun, dilansir dari goodhousekeeping.com, ketika usianya 10 tahun, ia mendapat file berisi info tentang orang tua kandungnya. Di dalam file tersebut ada sejumlah keterangan tentang ibu kandungnya.

Cynthia mulai tahu kalau ibunya masih berusia 16 tahun saat melahirkannya dengan tinggi badan 5,10 kaki dan ayah kandungnya bertinggi badan 6,2 kaki dan sama seperti ibu kandungnya ia berdarah Swedia.

Di usia 10 tahun itulah, ia memulai pencariannya akan ibu kandungnya. Sayangnya orang tua angkatnya tak punya banyak info yang membantu Cynthia. Bahkan mereka tak tahu nama ibu kandung Cynthia. Cynthia akhirnya mencari jalan keluar tersendiri. Ia menulis banyak surat ke para anggota kongres, agen adopsi, dan kelompok pendukung adopsi. Saat internet belum semudah sekarang, ia sering menghabiskan waktu berjam-jam di perpustakaan membuka-buka buku tahunan tanpa benar-benar tahu apa yang sedang ia cari.

Saat kuliah, Cynthia bertemu seorang anak adopsi yang telah bertemu kembali dengan ibu kandungnya. Entah mengapa Cynthia mulai merasa takut. "Aku sadar 'Kamu akan menyakiti ibu dan ayahmu kalau melanjutkan pencarian ini. Kamu tidak menemukan apapun selama 10 tahun. Jadi ini waktunya untuk menyerah.' Jadi, aku menyerah," katanya.

Sepuluh tahun berlalu, Cynthia menikah dan berkeluarga. Ibu angkatnya meninggal dunia. Dan ketika usianya 30 tahun, ia mendapat sebuah surat.

Surat tersebut ditulis oleh agen adopsi yang mengabarkan kalau nama asli Cynthia adalah Kristen Marie. Nama tersebut diberikan langsung oleh ibu kandungnya. Dan hal ini jadi titik cerah baru bagi Cynthia menemukan ibu kandungnya. Didukung oleh sang suami, Cynthia mulai kembali mencari ibu kandungnya. "Suamiku sangat berharap aku bisa menemukan ibu kandungku karena ia takut punya anak tanpa memiliki catatan medis keluarga," jelas Cynthia yang kini sudah dikaruiniai dua anak.

Cynthia dibantu mediator dengan proses hukum akhirnya bisa menemukan saudara laki-lakinya. Dari situ, ia akhirnya bisa mulai menemukan ibunya.

Terkuaklah kalau nama asli ibu Cynthia adalah Jan. Jan terpaksa membiarkan putrinya diadopsi karena kondisinya yang sulit kala itu. Namun, selama bertahun-tahun Jan juga dihantui perasaan cemas dan bersalah.

Selama setahun, Jan dan Cynthia berkomunikasi melalui email. Setelah menguatkan hati dan mengumpulkan keberanian, keduanya akhirnya memutuskan untuk bertemu. Ketika bertemu, situasinya berlangsung cukup canggung tapi juga mengharukan.

Ketika Jan akhirnya bertatap muka dengan Cynthia, ia terkesima, "Rasanya seperti menatap cermin 15 tahun lalu. Sungguh rasanya, 'Wow, aku tak percaya dengan apa yang sedang kulihat'," ungkap Jan.

Cynthia pun dengan mudah mengenali kalau Jan adalah ibu kandungnya. Pertemuan ibu dan anak untuk pertama kalinya selama 30 tahun itu sangat berkesan. "Yang kamu inginkan hanyalah saling menatap wajah masing-masing, tapi kami sangat takut. Butuh waktu lama sampai akhirnya kami bisa bertatap muka satu sama lain, sejujurnya kami masih berusaha untuk membiasakan diri," kata Cynthia.

Meski Jan dan Cynthia adalah ibu dan anak, keduanya masih seperti orang asing karena baru pertama kali bertemu selama 30 tahun. Untuk mengatasi rasa canggung, mereka memutuskan untuk mencoba untuk bersikap sebagai teman. Mereka ingin agar komunikasi terjadi natural tanpa tekanan apapun.

Dan yang menakjubkan, Jan telah bertemu dengan cucunya (anak Cynthia). Hubungan nenek dan cucu itu ternyata bisa berjalan cukup lancar. Sementara itu Jan mengungkapkan rasa terima kasihnya pada orang tua Cynthia yang telah mengasuh dan membesarkan Cynthia, "Aku sudah bertemu Ayah Cynthia dan berterima kasih telah membesarkan putri yang mengagumkan, sayangnya aku tak berkesempatan berterima kasih pada ibunya. Seandainya aku bisa memutar ulang waktu aku akan mengatakan ini padanya, 'Terima kasih. Terima kasih. Terima kasih dari lubuk hatiku yang paling dalam'."

Tak ada yang lebih membahagiakan dibandingkan memiliki keluarga dan orang tua yang melimpahkan cinta dan kasih sayangnya pada kita, ya Ladies. Semoga keluarga kita, khususnya ibu selalu dalam keadaan sehat dan bahagia.

(vem/nda)
What's On Fimela