Studi Membuktikan: Kesendirian Dapat Meningkatkan Risiko Kematian Dini!

Fimela diperbarui 01 Jan 2016, 15:49 WIB

Ladies, perasaan yang paling tak enak di dunia ini adalah rasa kesendirian. Merasa diasingkan atau dikucilkan, tak ada satupun yang memahami kita membuat dunia seolah tak berkompromi dengan kita. Namun, tahukah kamu, ternyata kesendirian beresiko tinggi terhadap kematian.

Merasa sendiri di tengah keramaian ataupun rasa kehilangan yang teramat sangat ternyata dapat mempengaruhi sel-sel tubuh dan DNA kita. Dilansir oleh healthline.com, peneliti dari the University of Chicago menemukan bahwa isolasi dari dunia sosial atau yang dihubungkan dengan rasa kesendirian dapat menurunkan sistem imun tubuh dan meningkatkan peradangan. Fenomena ini disebut Conserved Transcriptional Response to Adversityatau CTRA.

Gen CTRA akan lebih aktif pada mereka yang sedang depresi dan mengalami kondisi keterasingan. Kabar buruknya, kondisi ini tidak dapat sekejap 'disembuhkan', lho. Bahkan akan bertahan selama beberapa tahun. Tubuh akan merespon perasaan sedih ini dengan penurunan imun tubuh.

Studi lain yang dilakukan oleh Julianne Holt-Lunstand, Ph.D., seorang psikolog dari Brigham Young University menunjukkan, efek dari rasa kesendirian dan keterasingan juga tak kalah membahayakannya dari obesitas. "Kita harus mulai memperhatikan hubungan relasi sosial lebih serius lagi," ujar peneliti ini.

Jika kamu memiliki teman yang sedang depresi, merasa terasing atau mengalami trauma tertentu terkait rasa kehilangan, berilah dukungan sebaik-baiknya ya, Ladies. Harta mungkin akan memberikan sedikit kebahagiaan. Tetapi sebagai makhluk sosial, tentu tak ada yang lebih membahagiakan selain rasa empati dan peduli dari orang lain yang berarti bagi hidup kita. Jika kamu sendiri yang sedang mengalaminya, ketahuilah bahwa hidup tak hanya sampai di sini. Go out and find your happiness, karena kebahagiaan itu kamulah yang bisa menciptakannya.

(vem/wnd)
What's On Fimela