Dokter Mengira Aku Cuma Sedang Stres, Ternyata Penyakitku Lebih Serius

Fimela diperbarui 17 Des 2015, 11:20 WIB

Stres bisa dirasakan oleh siapa saja pada usia berapa saja. Tapi pernah menyangka nggak kalau gejala yang tadinya kita anggap cuma stres saja bisa jadi tanda penyakit yang lebih serius? Seperti yang dialami oleh wanita muda bernama Demi Shaun Rump ini.

Demi, wanita 23 tahun ini suatu hari pingsan di tempat kerjanya. Dilansir dari mirror.co.uk, tanggal 1 Oktober lalu tangan dan lengannya terasa kebas atau mati rasa setelah pingsan di tempat kerja. Demi kemudian tak bisa berjalan dan bicaranya jadi cadel. Tak hanya itu, salah satu sudut bibirnya miring.

Tadinya Demi akan langsung dibawa pulang dari rumah sakit karena dokter mengira ia cuma terkena stres. Namun, ada seorang dokter yang masih curiga dan kemudian memberikan tes lanjutan. Rupanya Demi terserang stroke. Dia pun harus menghabiskan waktu tiga hari dirawat di rumah sakit.



"Aku langsung pergi ke rumah sakit setelah pingsan di tempat kerja tapi aku tak pernah menduga terkena stroke," kata Demi. "Dokter mengira aku cuma stres tapi aku tak percaya, aku tak tak sedang stres jadi aku tahu ada yang salah. Sensasi kesemutan di lengan dan kakiku membuatku kebas, dan ketika aku menatap diriku di cermin aku terkejut. Mulutku miring dan bicaraku cadel. Aku hampir langsung disuruh pulang sampai ada seorang dokter yang menduga aku mengalami kondisi yang lebih parah dari stres. Aku bersyukur penyakitku berhasil didiagnosis meski sangat mengejutkan karena kukira stroke hanya menyerang orang-orang yang sudah tua," paparnya lagi.


Butuh waktu dua bulan untuk sembuh total dari stroke yang dialaminya. "Setelah kena stroke aku harus dibantu untuk bisa berjalan selama tiga minggu dan kini aku masih berjuang memulihkan daya ingatku," Demi pun berharap dirinya bisa kembali pulih total seperti sedia kala.

Demi kemudian menghubungi Different Strokes, sebuah yayasan untuk orang-orang muda yang berhasil sembuh dari stroke. Bergabung dengan yayasan itu, Demi merasa lebih baik. Ia sadar kalau dirinya tak sendiri. Ternyata stroke juga bisa menyerang orang-orang muda.



"Aku tidak merokok, tak sering minum minuman beralkohol dan aku selalu aktif, jadi aku tak tahu pasti kenapa bisa kena stroke," ujar Demi yang berharap orang-orang lebih waspada lagi dengan penyakit stroke yang bisa menyerang dan mengintai siapa saja.

"Kuharap orang-orang yang membaca kisahku sadar kalau berapa pun usia kita, kita harus lebih waspada dengan gejala-gejala seperti rasa bingung, cadel, lengan dan kaki kesemutan," kata Demi. Kini Demi memulai lagi hidupnya. Ia bahkan berhasil menyelesaikan charity run 10 kilometer.



Pankaj Sharma, Profesor Neurologi mengatakan bahwa sekitar 25 persen kasus stroke menyerang orang-orang berusia muda (di bawah 65 tahun) dan kasusnya sering tak terdeteksi karena banyak dokter tak menduga penyakit ini bisa menyerang orang dalam kelompok usia tersebut.

Ladies, kita perlu lebih waspada lagi kalau tubuh menunjukkan gejala-gejala yang aneh. Apa yang kita anggap sepele bisa jadi sesuatu yang serius. Semakin awal dideteksi, maka semakin besar peluang kita selamat dari maut.

(vem/nda)