Walau Kamu Perfeksionis Bukan Berarti Kamu Tak Bisa Bahagia, Lakukan 3 Kebiasaan Ini Deh

Fimela diperbarui 16 Des 2015, 16:02 WIB

Seorang perfeksionis yang selalu menuntut kesempurnaan dalam setiap pekerjaan yang ia lakukan kadang terlihat memiliki kesempatan untuk lebih sukses daripada mereka yang tidak begitu memperhatikan detail dalam pekerjaannya. Well, hasil penelitian yang baru-baru ini dilakukan ternyata menemukan bahwa tidak semua perfeksionis dapat meraih kesuksesan yang mereka inginkan. Hal ini dikarenakan, orang yang yang perfeksionis cenderung mensabotase diri mereka sendiri.

Seperti disebutkan dalam laman www.today.com, Gordon Flett, anggota dari the Canadian Research in Personality and Health di York University, mengatakan bahwa perfeksionis cenderung memaksakan diri mereka untuk benar-benar sempurna dan kesempurnaan merupakan keharusan bagi setiap perfeksionis. Hal inilah yang pada akhirnya membuat para perfeksionis susah untuk merasa puas dengan kesuksesan yang mereka capai.

Karena tingginya standar kepuasan seorang perfeksionis inilah, maka tidak mengherankan bahwa sedikit sekali dari para perfeksionis yang merasa hidupnya bahagia (duh!). Meski demikian, bukan tidak mungkin bagi seorang perfeksionis untuk hidup dengan bahagia, kok. Bagaimana caranya? Coba terapkan 3 kebiasaan berikut ini.

    Sayangilah Diri Sendiri

    Meski Anda seorang perfeksionis, jangan menyiksa diri. Anda harus belajar menyayangi diri Anda dan menyadari bahwa kesempurnaan tidak selalu menjadi tujuan akhir yang harus Anda capai. Sebab, seperti yang dikatakan Flett,  "Para perfeksionis begitu sibuk mengkritik diri sendiri, sehingga mereka tidak menyadari bahwa mereka seharusnya bisa bersikap lebih lunak/baik terhadap diri mereka sendiri."

    Kesampingkan Gengsi, Mintalah Bantuan

    Perfeksionis merupakan pribadi yang sangat mengutamakan gengsi. Sebab, bagi mereka meminta bantuan orang lain = mengakui bahwa mereka tidak sepenuhnya sempurna. Padahal, ada saatnya seorang perfeksionis tidak bisa melakukan semua pekerjaan yang menjadi tanggungjawabnya, dan inilah yang menjadi sumber stress yang menjauhkan mereka untuk hidup bahagia.

    Nah, jika Anda seorang perfeksionis, cobalah untuk mengesampingkan gengsi dan mintalah bantuan jika Anda benar-benar membutuhkannya.

    Terimalah Diri Anda Apa Adanya

    Perfeksionis kadang tidak menyadari bahwa dirinya seorang perfeksionis. Penolakan terhadap karakteristik diri sendiri inilah yang kadang membuat seorang perfeksionis tidak bahagia. Nah, jika Anda seorang perfeksionis, terimalah diri Anda seperti apa adanya. Menjadi seorang perfeksionis tidak selalu buruk kok, selama Anda bisa memenej sikap Anda ini dengan bijak.

So, itulah beberapa kebiasaan yang harus Anda terapkan untuk menjadi seorang perfeksionis yang bahagia. Nah, apakah Anda siap untuk menjadi seorang perfeksionis yang bahagia, Ladies?

(vem/ama)