Ladies, tahu nggak kalau selingkuh hanyalah satu dari sekian faktor penyebab rusaknya atau hancurnya sebuah hubungan? Ada faktor-faktor lain yang ternyata bisa jadi pemicu berakhirnya sebuah hubungan.
Ada setidaknya empat faktor yang dampaknya bisa lebih parah dari selingkuh. Faktor-faktor ini bahkan sering tak disadari. Jadi, kalau kamu tak ingin hubunganmu berakhir, lebih hati-hati lagi deh. Jangan-jangan saat ini hubunganmu sudah mulai goyah karena keempat hal ini. Selengkapnya, yuk simak infonya di sini
What's On Fimela
powered by
Hanya Mementingkan Diri Sendiri
Kamu mementingkan dirimu sendiri. Pasanganmu juga cuma mengurusi dirinya sendiri. Masing-masing sibuk dengan egonya sendiri.
Kalau hal ini dibiarkan terus, hubunganmu lama-lama akan makin renggang. Tak ada lagi keharmonisan. Tak ada lagi yang namanya sikap saling terbuka dan jujur satu sama lain. Saling bersikap dingin dan tak peduli, ini jadi sinyal kalau hubunganmu sudah di ujung tanduk.
Masih Sering Curhat dengan Lawan Jenis
Kalau sudah punya suami, ada baiknya batasi atau hentikan kebiasaan curhat dengan lawan jenis. Seberapa dekatnya kamu dengan sahabat priamu yang lain, baiknya jangan mudah mengumbar masalah rumah tangga atau hubunganmu dengannya. Kenapa? Karena ini bisa membuat hatimu terluka dan berkhianat.
Saat kamu sudah nyaman curhat dengan lawan jenis, hatimu bisa malah makin menjauh dari pasanganmu. Rasa nyaman yang berpindah bisa membawa serta hatimu. Jadi, baiknya hati-hati ya kalau memilih teman curhat.
Saling Membohongi
Apa jadinya sebuah hubungan kalau tak dibarengi dengan sikap jujur dan tak terbuka. Kalau kamu sudah sering berbohong pada pasanganmu atau pasanganmu sering ketahuan berbohong padamu, ini jadi sinyal yang buruk untuk hubunganmu, Ladies.
Kalau kepercayaan dan kejujuran sudah hilang dalam hubunganmu, akan sulit untuk mempertahankan atau memperkuat hubunganmu ke depannya. Sikap saling curiga yang timbul juga akan membuatmu dan pasangan tak nyaman sendiri. Dampaknya bisa lebih parah dari perselingkuhan.
Menjadikan Kelemahan Pasangan sebagai Senjata
Kalau kamu sudah menjadikan kelemahan pasanganmu sebagai senjata untuk menyerangnya, hmm... itu sama saja dengan mencoba untuk menghancurkan hubunganmu sendiri. Bagaimana pun, sebuah hubungan yang langgeng perlu dua individu yang bisa utuh saling menerima kelebihan dan kekurangan masing-masing.
Kalau kelemahan pasangan jadi senjata penghancur atau upayamu merendahkannya, bersiap saja hatimu akan terluka sendiri. Memaksa pasangan untuk berubah sesuai dengan standar pribadimu juga sebaiknya tak dilakukan. Saling berusaha untuk berubah ke arah yang lebih baik memang perlu, tapi kalau dilakukan dengan paksaan dan tekanan maka pada akhirnya akan menghancurkan hati kita sendiri.
[pos_1]