Dari berat 75 kilogram, gadis cantik ini berhasil menurunkan 22 kilogram hingga angka 53 kilogram. Apa rahasianya? Semua dibongkar dalam artikel ini.
***
Hai, nama saya Irma. Saya mau berbagi cerita tentang berat badan dan pandangan saya tentang tubuh yang sehat.
Suka makan tapi impiannya punya badan langsing ideal
Setiap wanita pasti ingin punya tubuh yang langsing ideal. Selain enak dilihat, tubuh yang langsing membuat wanita merasa lebih cantik karena bisa memakai baju model apa saja. Itulah impian saja sejak lama hingga saat ini. Dulu, saya pernah dalam kondisi kelebihan berat badan. Saya sama seperti kebanyakan perempuan, suka ngemil dan susah menolak makanan enak atau yang bentuknya lucu-lucu. Impian ingin langsing tapi hobinya makan. Bertolak belakang sekali memang.
Kebanyakan dari kita, ya termasuk saya, pernah iri melihat perempuan-perempuan yang punya 'anugerah' makan banyak tetapi tetap langsing. Apakah itu benar? Nyatanya tidak. Mereka yang kita kira selalu langsing padahal makannya banyak tidak melulu karena punya metabolisme bagus, tidak melulu karena DNA, mayoritas dari mereka tetap langsing karena ada usaha keras di belakangnya untuk menjaga bentuk tubuh mereka.
Jika tidak percaya, coba saja lihat semua artis, Indonesia, Korea, dan negara lainnya. Mereka yang memiliki tubuh bagus, langsing dan kencang pasti berolahraga dan menjaga pola makannya. Di samping mereka perawatan tubuh lainnya, tetapi percayalah mereka SELALU berolahraga. Jadi lupakan angan-angan makan banyak tapi selalu langsing tanpa usaha. Daripada iri melihat bentuk tubuh perempuan lain, lihatlah dirimu dulu, seberapa besar usaha yang sudah dilakukan untuk mendapatkan bentuk tubuh ideal?
Memang metabolisme tubuh itu berpengaruh, tapi seiring bertambahnya usia, hal itu akan bergeser. Bisa jadi orang yang dulunya tetap kurus walau makan banyak, saat usia bertambah, makan sedikit saja berat sudah naik. Memang sih badannya tampak langsing, tetapi coba lihat perutnya, apakah tetap rata? Apakah lengan dan pahanya tetap kencang? Kurus mungkin, tetapi tidak indah.
Pandangan saya mengenai tubuh ideal sudah berubah. Saya tidak lagi mendambakan tubuh kurus semata, tetapi tubuh yang berbentuk dan kencang.
(vem/yel)
What's On Fimela
powered by
Hasil terbaik tidak didapat dari yang instan
Saya sendiri, dari masa remaja sudah berkutat dengan namanya diet dan olahraga, hampir segala macam sudah saya coba. Dari gym, diet golongan darah, makan porsi sedikit, OCD, berbagai produk makanan dan nutrisi diet yang banyak beredar di Indonesia juga saya coba, bahkan obat-obatan, sepeda statis, yoga, berenang, body workout dan sebagainya. Sayangnya tidak ada yang membuahkan hasil optimal, bahkan berat badan saya mencapai angka 75 kilogram. Saya mulai panik dan mencoba semua cara lagi, tapi tidak ada yang berhasil permanen.
Saya tidak bilang bahwa dari kesemua yang saya coba hasilnya nihil. Beberapa di antaranya sukses menurunkan berat badan saya, tetapi tidak bertahan lama. Setelah berat badan turun, kemudian naik lagi lebih dari berat badan sebelumnya, atau sering disebut diet yoyo. Saya benar-benar belajar bahwa bukan produk/olahraga/cara diet yang dilakukan tidak cocok dengan tubuh kita, masalah utama justru sering dalam diri kita sendiri.
Apakah kita cukup bertekad dan berkomitmen untuk berubah? Disitu awal mula perubahan yang saya alami. Saya diberikan satu set video latihan oleh teman kantor saya yaitu body workout, program ini bernama T25. Program ini melatih keseluruhan bagian tubuh kita dengan minim peralatan, dan menggunakan tubuh kita sendiri sebagai alat utama. Latihan-latihan yang diberikan adalah cardio dan body weight workout.
Kenapa pada akhirnya saya memilih program T25?
Perlu diketahui bahwa kita sering salah memahami proses metabolisme dan pembakaran lemak di dalam tubuh kita. Yang perlu kita set dalam pikiran kita adalah kita harus meningkatkan metabolisme tubuh kita. Caranya adalah dengan berolahraga, tapi dengan olahraga yang tepat. Cardio memang membakar lemak kita, tapi tidak cukup untuk meningkatkan metabolisme tubuh. Memang ada banyak produk yang diklaim dapat meningkatkan metabolisme tubuh, tapi itu tidak seoptimal ketika metabolisme itu terbentuk dari tubuh kita sendiri. Dan caranya adalah melatih tubuh kita untuk memiliki otot yang cukup untuk senantiasa menjaga kualitas metabolisme tubuh kita.
Pada saat kita memiliki otot yang cukup, otot akan meningkatkan metabolisme kita dan membakar lemak lebih banyak. Efek yang kita dapatkan adalah lemak kita akan terus dibakar meskipun kita sudah selesai berolahraga. Amazing bukan. Tapi ketika pembentukan otot ini, ada yang penting yang perlu menjadi catatan. Bahwa membentuk otot berarti menambah massa otot kita. Ketika massa otot kita bertambah, otomatis berat badan kita bertambah juga. Lho kok begitu?
Iya benar, ketika awal pembentukan otot itu, kita akan melihat angka di timbangan berkurang sedikit sekali, tidak berubah, atau malah naik. Jangan cemas dulu, bukan berarti kita bertambah gemuk, coba lihat ukuran lingkar tubuh kita, atau bentuk tubuh kita sebelumnya dan sekarang. Jika angka timbangan tidak turun, tapi badan kita ada perubahan positif, itu tanda yang sangat baik. Jangan berhenti, tapi teruskan. Ketika massa otot kita bertambah, massa lemak kita berkurang, maka itu bisa terjadi tidak ada perubahan di timbangan kita.
Prosesnya memang butuh waktu hingga hasil terlihat
Prosesnya memang tidak cepat, dan ini tergantung dengan metabolisme dari masing-masing orang juga. Ada yang membutuhkan waktu kurang dari 1 bulan, baru bisa melihat perubahan drastis di angka timbangan, ada yang butuh 1 bulan, ada yang butuh 2 bulan. Saya sendiri tidak pernah benar-benar menghitung berapa lama, tapi pastinya disaat kita sudah mencapai massa otot optimal, penurunan massa lemak kita itu terasa dengan sangat cepat. Saya ingat betul pada salah satu prosesnya, dalam 1 minggu berat saya bisa turun sampai 2 kilogram. Dengan cara yang sehat tentunya.
Apalagi untuk kita yang mempunyai berat badan yang berlebihan, proses penurunan berat badan itu cenderung sangat cepat di awal. Mungkin sebentar saja tidak terasa kita sudah kehilangan 10 kilogram berat badan kita, atau 20 kilogram. Tubuh kita itu sangat pintar dan bisa menyesuaikan diri dengan sangat cepat. Ketika kita sekian waktu dikondisikan dengan memakan makanan dalam porsi yang lebih sedikit dan berolahraga, pada bulan pertama mungkin efeknya drastis. Tapi setelah bulan ketiga atau keempat, efeknya tak lagi sama, karena tubuh kita juga menyesuaikan pembakaran sesuai asupan yang kita masukkan.
Itulah kenapa misalnya saudara-saudara kita yang masih kekurangan, tubuh mereka mungkin kurus, tapi mereka tetap bisa survive walaupun hanya makan 1 hari sekali, atau beberapa hari tidak makan. Karena tubuh mereka sudah menyesuaikan dengan keadaan yang ada cukup lama, dan untuk itu tubuh beradaptasi supaya kita bisa tetap survive pada keadaan apapun. Disaat itu terjadi, ketika kita mengalami stuck dengan berat badan kita, yang harus kita lakukan adalah jangan menyerah, teruslah berusaha, lakukan variasi dengan latihan dan makanan yang kita konsumsi, untuk memberikan efek shock pada tubuh, sehingga dia tidak memiliki cukup banyak waktu untuk beradaptasi.
Kadar kolesterol di atas 300 menjadi titik balik saya
Titik balik dimana saya benar-benar bertekad untuk mengubah pola hidup saya adalah ketika saya melakukan tes darah, dan saya mendapati kadar kolesterol saya diatas 300, saya lupa angka pastinya. Fantastis sekali, karena itu sudah dalam nilai yang sangat berisiko. Dan saya sangat terpukul bahwa saya masih muda, tapi saya tidak menjaga tubuh saya dengan baik. Diiringi motivasi yang lain dan dukungan dari keluarga dan teman terdekat, saya berjuang untuk bisa hidup lebih sehat dan menjadi seseorang yang lebih baik lagi. Sebelum terlambat, selama saya masih diberikan kesehatan, saya tidak ingin main-main dengan hal itu.
Dengan kombinasi T25, mengurangi porsi makanan, mengurangi jumlah konsumsi nasi (karbohidrat), mengemil sekali-sekali, tanpa membatasi jenis makanan apapun yang masuk, dengan ketekunan dan dukungan, saya sukses menurunkan berat badan saya sebanyak 22 kilogram, sampai mencapai berat 53 kilogram. Bukan angka yang sedikit, dan saya bangga dengan hasil yang saya dapat. Tapi kita tidak boleh cepat puas atau akan terlena lagi dengan namanya kemalasan dan kebiasaan yang tidak baik.
Ya, saya sempat merasa cukup puas dengan apa yang saya capai, 53 kilogram, padahal target saya yang sebenarnya adalah 51 kilogram. Sebenarnya terlihat cukup mudah hanya kurang 2 kilogram saja, tapi prosesnya itu sangat panjang, saya merasa stuck dan jenuh saat itu dan saya pun tak luput dari godaan untuk bersantai-santai sejenak menikmati hasil yang saya dapatkan. Beberapa bulan tak berolahraga secara teratur, dan mulai kebiasaan mengemil lagi, yang terjadi adalah angka di timbangan kembali naik, tidak tanggung-tanggung sebanyak 6 kilogram.
Hasil terbaik tidak didapat dari yang instan
Saat ini saya sedang membayar hutang kelalaian saya dalam menjaga tubuh saya sendiri. Saya harus kembali merasakan proses yang panjang itu, dan itu tidak menyenangkan. Dalam salah satu postingan Denny Santoso, dia menjelaskan bahwa kita memang harus terus berolahraga untuk tetap menjaga kondisi tubuh kita. Lalu apa berarti itu kita semacam kecanduan? Ya, kita jadi harus selalu berolahraga untuk menjaganya, tapi jika itu hal yang positif, kenapa kita harus mengeluh? Ada harga yang harus dibayar untuk mendapatkan hasil yang baik.
Sekarang berat badan saya sudah turun kembali 3 kilogram, dan masih berusaha mencapai target sampai 51 kilogram. Tidak boleh ada lagi kata malas, dan cepat puas. Jangan memotivasi diri untuk menjadi lebih baik karena orang lain, percayalah itu tidak akan berhasil secara permanen. Memang mungkin kita akan sempat atau hampir achieve goal itu, tapi ketika kita sampai, apakah kita akan puas karena itu cuma untuk orang lain? Mulailah perubahan itu dari diri sendiri, dan untuk kita sendiri, dan nikmatilah kepuasan itu berlipat kali ganda.
Jika saya bisa, maka kita semua juga bisa mendapatkan hasil yang kita inginkan. Ingatlah bahwa tidak ada sesuatu yang instan, dan perubahan itu harus dimulai dari kita sendiri. Ketika kita bertekad untuk menurunkan berat badan, yang paling utama adalah ubah pola pikir kita terlebih dahulu, kuatkan dan bulatkanlah tekad kita. Setelah itu semua usaha yang kita lakukan pasti akan berbuah hasil yang manis, dan bersiaplah mengganti isi seluruh lemari kita dengan baju yang baru. Kesehatan itu mahal harganya, jangan bersantai-santai dengan kondisi tubuh kita saat ini, siapkan investasi untuk tubuh kita mulai dari saat ini.
***
Yang pingin kenalan dengan Irma, boleh nih di follow Instagramnya di @me.irma. Kamu pasti makin termotivasi untuk langsing dan sehat. Semangat, ladies! Kamu pasti bisa.