Kena Kanker Saat Hamil, Ini Perjuanganku Hingga Sembuh

Fimela diperbarui 19 Nov 2015, 11:00 WIB

Masa kehamilan dan menyambut buah hati lahir ke dunia adalah masa yang membahagiakan bagi seorang wanita. Hanya saja sebagian wanita harus menjalani masa itu dengan ujian yang lebih berat. Seperti yang dialami oleh Deborah Nabbs.

Deborah, wanita 36 tahun asal Wolverhamptom mengalami kejadian yang hampir merenggut nyawanya. Dilansir dari laman dailymail.co.uk, delapan bulan setelah melahirkan putranya Lewis, ia mengalami perdarahan hebat dengan gumpalan darah "sebesar telur paskah". Ia pun langsung dilarikan ke rumah sakit untuk operasi mengangkat sisa plasenta setelah melahirkan.

Selamat operasi, dokter menemukan kalau Deborah mengalami kondisi langka yang disebut koriokarsinoma, kondisi di mana sel-sel plasenta jadi kanker. Deborah pun diberitahu kalau kanker sudah menyebar hingga ke paru-parunya.

"Setelah melahirkan Lewis, aku benar-benar terkejut didiagnosis kanker langka yang berkaitan dengan kehamilan, ini adalah mimpi buruk bagi setiap ibu," ungkap Deborah. Karena kanker berhubungan dengan plasenta, tadinya dokter menduga Lewis juga terkena kanker. Namun, syukurlah Lewis baik-baik saja.

"Duniaku rasanya runtuh, tapi dari awal aku bertekad melawan penyakit ini demi keluargaku," ujar Deborah. Selama 18 bulan kemudian, Deborah berjuang untuk sembuh. Dia menjalani dua kali operasi, kemoterapi yang intens sampai ia harus diisolasi dan kehilangan rambutnya. Bukan hal yang mudah, ya Ladies untuk berjuang seperti ini.

Koriokarsinoma merupakan kondisi yang sangat langka. Peluang kejadiannya hanya 1 dari 50.000 kehamilan pada wanita. Penyakit ini muncul saat sel-sel plasenta selama kehamilan jadi ganas. Kanker bisa berkembang berbulan-bulan hingga bertahun-tahun setelah seorang wanita hamil.

Setahun hanya ada kurang dari 20 kasus di Inggris, menurut Cancer Research. Penyakit ini umumnya menyerang wanita berusia di atas 40 tahun. Sejumlah gejala penyakit ini, antara lain: perdarahan hebat usai keguguran, aborsi, kehamilan ektopik, atau kehamilan molar; peluruhan jaringan yang abnormal; sakit di bagian perut.

Meskipun penyakit ini langka, tapi peluang kesembuhannya mencapai 90 persen. Umumnya penyakit ini bisa diatasi dengan kemoterapi dan radiasi.

Selama kehamilan, Deborah mengaku baik-baik saja. "Aku selalu sehat dan kehamilanku normal selain hanya merasakan anemia dan lebih mudah lelah. Lewis sangat sehat. Aku membawanya pulang untuk bertemu dengan dua kakaknya dan sudah mulai terbiasa," tutur Deborah.

Setelah menjalani berbagai macam perawatan dan pengobatan, kini Deborah dinyatakan sehat. Dia hanya perlu menjalani pemeriksaan rutin untuk memastikan sel-sel kanker tidak kembali.

"Aku sedih kehilangan rambut, alis mata, dan bulu mata tapi aku sudah siap menghadapi itu semua. Aku tahu kalau saja aku tak hamil Lewis mungkin aku tak kena kanker, tapi aku rela menerima ujian ini lagi jika pada akhirnya aku bisa memiliki putra seperti dia," kata Deborah.

Deborah merasa masih sangat beruntung karena mendapat dukungan dan semangat dari keluarganya. "Sekarang aku tak akan lagi menyia-nyiakan hidupku dan membuat kenangan yang lebih indah. Kusadari betapa berharganya hidup dan aku berencana untuk melakukan yang terbaik," ungkap Deborah.

Penyakit yang dialami Deborah ini seringkali tak terdeteksi. Namun, jika setelah melahirkan mengalami perdarahan hebat atau napas tiba-tiba terasa sesak, jangan ragu untuk segera menemui dokter.

Semoga ke depannya Deborah bisa selalu sehat dan bahagia hidup bersama keluarga dan anak-anaknya, ya Ladies.

(vem/nda)
What's On Fimela