Dilaporkan dalam laman qz.com (17/11), beberapa puluh tahun yang lalu, peneliti dalam dunia kesehatan menemukan bahwa beberapa pasien dengan kondisi kronis karena penyakit seperti jantung, sembuh lebih cepat daripada yang lainnya. Hal ini tentu dapat menjadi hal yang menggembirakan, sebab mungkin saja hal ini dapat menjadi petunjuk untuk pengobatan penyakit kronis di masa depan. Tapi, kenyataan ini justru membuat para peneliti tersebut kebingungan. Sebab, alasan d ibalik kesembuhan yang lebih cepat dari beberapa pasien ini adalah lemak. Ya. Hampir semua pasien yang dinyatakan sembuh lebih cepat daripada pasien yang lainnya ini merupakan orang-orang dengan kegemukan, bahkan obesitas.
"Ketika para profesional pemerhati kesehatan mendapatkan buku tentang nutrisi mereka untuk pertama kalinya, di dalamnya memuat sebuah chapter tentang kegemukan," Ungkap Glenn Gaeseer, Direktur Pusat Penelitian Gaya Hidup Sehat di Universitas Arizona. "Dan, secara umum dikatakan bahwa orang gemuk tidak sehat dan orang kurus sehat."
Setelah itu, para peneliti mulai mencoba untuk menjelaskan "Paradok Obesitas"-ini. Carl Lavie, seorang kardiologis di Jefferson, Louisiana, adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan hal ini. Butuh lebih dari setahun baginya untuk menemukan jurnal yang mau mempublikasikan hasil temuannya. "Orang berpikir, 'Hal ini tidak mungkin benar. Pasti ada yang salah dengan data temuannya.'" tuturnya pada Quartz.
Sejak saat itu, berpuluh-puluh penelitian dilakukan untuk memperkuat eksistensi dari "paradok" ini. Bertubuh gemuk saat ini dipercaya dapat membantu melindungi pasien dari berbagai masalah kesehatan, termasuk pneumonia, stroke, kanker, hipertensi, dan penyakit jantung.
Meski demikian, tidak semua profesional pemerhati kesehatan setuju dengan adanya "paradok obesitas"-ini. Mereka yang belum sepenuhnya setuju dengan paradok ini beranggapan bahwa jika paradok ini benar, dan kegemukan dapat membawa manfaat, lantas apa yang membentuk kehidupan yang sehat? Adakah manfaat dari melakukan diet?
Peneliti terbagi dalam implikasi kesehatan masyarakat terhadap paradok tersebut, dan pendekatan yang dianggap paling masuk akal adalah Health at Every Size atau Sehat dalam Segala Ukuran. Pendekatan ini berdasarkan ide bahwa kebiasaan hidup sehat, termasuk nutrisi dan aktivitas fisik, lebih penting daripada berat badan itu sendiri.
Lavie, yang belakangan menulis buku tentang adanya paradok ini juga beranggapan bahwa setiap kita harus membidik pada berat badan normal dalam BMI. Selain itu, kita juga harus menerapkan gaya hidup sehat agar terhindar dari penyakit yang berbahaya. At last, dikatakan bahwa, mungkin paradok yang sesungguhnya tergantung pada asumsi kita tentang apa yang membentuk kesehatan itu sendiri.