Aku Rela Kehilangan Nyawa Asalkan Kekasihku Selamat Dari Tragedi Paris

Fimela diperbarui 16 Nov 2015, 16:56 WIB

Cinta yang tulus dari dalam hati akan mengajarkan seseorang untuk setia, melindungi dan rela berkorban apa saja demi orang yang dicintainya. Cinta juga akan mengajarkan seberapa besar rasa peduli kita terhadap orang dicintai. Kali ini, kisah cinta menggetarkan hati sekaligus mengharukan namun sangat manis dan romantis telah menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia. Kisah tersebut adalah kisah cinta dari seorang pemuda Inggris bernama Michael O'Connor asal South Shield, Tyneside bagian Selatan bersama sang kekasih.

Bagaimana kisahnya tak menjadi perbincangan hangat di seluruh dunia, keberanian dan ketulusan Michael untuk melindungi kekasih dari serangan teror di Paris pada Jumat malam pekan lalu, membuat banyak orang merasa bahwa ia adalah pria sejati. Yap, dikutip dari laman unilad.co.uk, Michael rela mengorbankan dirinya untuk melindungi sang kekasih dari serangan teror yang terjadi di gedung Bataclan, Paris Perancis. Saat itu, mereka sedang menonton acara konser band asal California, Eagles of Death Metal di dalam gedung.

Mengerikan, serangan teror justru terjadi di gedung tersebut. Menurut kesaksian Michael di hari Sabtu kepada CNN, beberapa orang peneror melakukan penembakan terhadap sejumlah orang yang ada di sana. Acara konser pun menjadi kacau namun penonton tak bisa keluar dari dalam gedung. Pria 30 tahun tersebut mengatakan,

"Saya pegang erat tangan kekasihku. Kutarik ia ke bawah untuk melindungi diri. Kami mencoba keluar tapi kami tak bisa. Suasana di sana sangat kacau. Saya mengajak kekasih saya tiarap di atas lantai. Saya ada di atasnya karena saya tak ingin ia terkena tembakan. Saya sudah berpikir bahwa saya akan tewas. Rupanya Tuhan masih sayang saya. Kami selamat. Saya dan dia bisa melarikan diri dari serangan yang menakutkan.

Menurut Michael dan beberapa saksi, pelaku teror menembaki penonton secara acak dengan brutalnya. Sebelum menembak, pelaku teror menyuruh para penonton berbaring di lantai. Selanjutnya, mereka pun menembak satu persatu penonton tersebut. Bahkan, penonton yang menggunakan kursi roda tak luput dari kekejaman para peneror. Sumber lain yakni dailymail.co.ukmenyebutkan jika Michael sempat mengucapkan "Aku mencintaimu" kepada Sara Badel Crayae sebagai ucapan terakhir karena ia menganggap bahwa dirinya akan meninggal.

Michael mengungkapkan,

"Kami berada di sekeliling orang-orang yang terluka, berdarah dan bahkan tidak sedikit yang jelas-jelas telah meninggal. Saya hanya berpikir bahwa kami akan tewas. Saya melindungi kekasih saya sebisa yang saya lakukan. Saya berbaring di atas tubuhnya berharap jika peneror itu menembak, saya lah yang menjadi korban dan kekasih saya selamat. Ini benar-benar kacau. Kami merasa sangat takut. Tapi, kami hanya bisa pasrah. Saya berpikir saya akan tewas. Saya benar-benar telah putus asa.

Michael menambahkan,

"Saya tidak pernah merasa begitu bahagia sepanjang hidup saya. Saya sangat bahagia ketika melihat polisi telah berada di hadapan saya. Saya dan kekasih saya akan selamat. Kami telah melihat banyaknya darah mengalir di sana. Tempat itu terlihat seperti rumah pemotongan hewan. Pembantaian ada di mana-mana. Ini sangat mengerikan, saya benar-benar terpukul dan tak percaya dengan apa yang saya lihat. Banyak orang terluka dan meninggal."

Dari laporan yang ada, pasangan ini berada dan bertahan dalam kondisi mencekam di dalam gedung selama 1 jam 15 menit. Beruntung, mereka bisa melarikan diri dari serangan para peneror. Melewati puluhan mayat yang berjatuhan dan puluhan korban yang terluka, Michael serta Sara akhirnya bisa ke luar gedung dan menyelamatkan diri.

Ladies, semoga teror yang ada di Paris tak akan terulang lagi ya, di manapun dan kapanpun itu. Semoga para pelakunya bisa ditangkap. Bukankah mewujudkan perdamaian di seluruh dunia adalah kewajiban dari semua manusia?

(vem/mim)
What's On Fimela