Selamat hari Ayah!
Hari ini adalah hari ayah. Apa yang ada dalam pikiranmu tentang sosok seorang ayah? Buat saya, ayah adalah my very first love. Laki-laki pertama dalam kehidupan saya yang menjadi role model saya dalam menemukan pasangan idaman saya.
Mungkin gambaran sosok ayah dalam pikiranmu sama dengan pikiran saya: ayah adalah kepala rumah tangga. Ia memiliki tanggungjawab untuk bekerja, menafkahi anak-istrinya. Dulu saat masih bekerja, ayah saya keluar rumah pukul 07.00 dan pulang jam 16.00. Awalnya saya berpikir semua ayah seperti itu sampai pada akhirnya saya mengetahui bahwa tidak semua ayah (teman-teman saya) bekerja layaknya ayah saya di kantor. Beberapa ayah teman saya justru berada di rumah, sementara ibu mereka yang bekerja. Itulah yang disebut dengan stay-at-home dad.
Bukan berarti mereka tak lagi punya 'taring' lho
Stay at home dad tak punya rutinitas harus ke kantor seperti kebanyakan pekerja lainnya. Tetapi bukan artinya mereka tak bekerja. Stay at home dad biasanya memiliki pekerjaan yang memperbolehkan mereka bekerja jarak jauh, dari rumah atau shift-shift-an. Contoh pekerjaan-pekerjaan ini misalnya freelancer, desainer grafis atau penulis. Inilah yang membuat waktu mereka lebih longgar untuk dihabiskan di rumah bersama anak-anaknya.
Stay-At-Home Dad Jadi Role Model yang Baik Untuk Anak Perempuannya
Dilansir oleh health.usnews.com, ayah yang bekerja di rumah atau mengerjakan pekerjaan rumah tangga terbukti punya peranan penting perkembangan jiwa anak-anaknya, khususnya anak perempuan. Mereka yang biasa melihat ayahnya mengerjakan pekerjaan rumah tangga memiliki gambaran figur yang memacunya untuk giat bekerja dan meraih jenjang karir yang baik. Studi ini dilakukan oleh Alyssa Croft dari University of British Columbia.
Ini Lho Kelebihan Stay-At-Home Dad
Stay-at-home dad punya beberapa kelebihan. Pertama, peran yang berbeda dari tatanan keluarga biasanya ini memberikan kesempatan bagi anak untuk dapat melihat dari dua sisi pengasuhan secara bersamaan. "Kedua orang tua punya peranan yang penting dalam perkembangan anak," ujar Robert Frank, profesor perkembangan jiwa anak dari Oakton Community College, seperti yang dilansir oleh hellogiggles.com. Peranan yang seimbang ini akan memberikan anak gambaran yang berbeda tentang arti pembagian tugas dalam keluarga.
Kedua, ayah punya cara pengasuhan yang berbeda dari ibu. Kebanyakan ayah memberikan dukungan dan dorongan kepada anak untuk melawan rasa takutnya. Meskipun begitu, ia akan siap siaga untuk menolong jika sang anak kesulitan. Berbeda dengan pengasuhan ibu yang lebih lembut dan melindungi, bukan?
Sejak tahun 1989, jumlah stay-at-home dad meningkat dua kali lipat. Di Indonesia, keluarga yang menjalani peranan stay-at-home dad sementara sang ibu bekerja juga mulai banyak. Hal ini pun mulai bisa diterima masyarakat. Yang terpenting yang harus disadari oleh semua bagian keluarga adalah bahwa baik yang mengurus rumah maupun yang memberi sokongan finansial punya peranan yang tak kalah penting dan sama-sama mulianya.
Bagaimana menurut kamu tentang stay-at-home dad? Apakah kamu punya pengalaman tentang stay-at-home dad? Ceritakan pengalamanmu di kolom komentar di bawah ini, Ladies.
- Sebelum Wafat, Bapak Memeluk Bajuku dengan Meneteskan Air Mata
- Ayah Pintar Menguncir Rambutku dan Kini Ia Membuat Kursus Unik
- Momen Mengharukan Terjadi Saat Ayah Kandungku Menarik Lengan Ayah Tiriku
- Nak, Fisik Ayah Terbatas Tapi Hidup Ini Sempurna Karenamu
- Rela Basah Kuyup demi Anak, Bukti Cinta Kasih Ayah yang Begitu Indah
- Senangnya Punya Papa Tentara, Aku ke Sekolah Diantar Pakai Tank