Faktanya, Tamu Pesta Pernikahan Sering (Tak Sadar) Merusak Acara Karena Sibuk Memotret Tanpa Etika

Fimela diperbarui 09 Nov 2015, 10:30 WIB

Pernikahan adalah momen penting yang sangat membahagiakan. Bukan hanya untuk kedua mempelai dan keluarga, tapi untuk seluruh tamu yang hadir dalam upacara maupun pesta pernikahan. Karena itu, wajar sekali jika setiap orang sibuk mengabadikan momen berkesan itu dengan ponsel atau kamera pribadi mereka. Namun pernahkah kamu berpikir bahwa aktivitas tersebut sebenarnya mengganggu?

Fotografer Thomas Stewart berpikir demikian, dan mungkin karena sudah tidak tahan lagi, ia meluapkan isi hati dan pemikirannya dalam akun facebooknya, Thomas Stewart Photography, Ladies. Dalam unggahannya tersebut, Thomas melampirkan sebuah foto dan penjelasan panjang lebar tentang pendapatnya, bahwa seharusnya tamu undangan dalam acara-acara seperti pernikahan, seharusnya tidak diizinkan membawa ponsel atau gadget lain untuk memotret. 

Uniknya, unggahannya yang blak-blakan dan ditujukan pada kebanyakan orang itu justru viral. Thomas baru mengunggahnya pada tanggal 6 November waktu setempat, dan kini, dalam waktu 2 hari sudah disukai lebih dari 90 ribu orang dan dibagikan lebih dari 60 ribu kali. Tak hanya itu, foto tersebut juga menuai hampir 20 ribu komentar.

Jika kamu perhatikan, dalam foto ini, tampak sang mempelai pria harus memiringkan badannya untuk dapat melihat mempelai wanita yang sedang berjalan ke arahnya dengan jelas. Mengapa? Karena para tamu sibuk mengambil foto sang mempelai wanita, hingga tidak sadar mereka sudah menghalangi jalan, sekaligus menghalangi pandangan mempelai pria. Sangat disayangkan, bukan?

Berikut ini poin-poin yang coba dijelaskan oleh Thomas dan dianggap sebagai dampak dari tamu dengan ponsel dan kamera.

1. Orang-orang atau tamu dengan ponsel dan gadget berkamera lainnya dianggap menghalangi jalan, pemandangan, dan objek yang seharusnya diambil fotografer profesional. Setiap mempelai rela membayar mahal untuk fotografer tentu karena mereka ingin mendapatkan foto yang indah, bukan? Namun keberadaan tamu-tamu yang sibuk memotret dengan cara mereka sendiri justru membuat para fotografer, bukan hanya Thomas, terganggu dan mendapatkan hasil foto yang kualitasnya menurun.

2. Seperti foto di atas, keberadaan ponsel dan gadget lain akan mengganggu kenyamanan kedua mempelai, bahkan menghalangi pandangan mereka dari pasangannya. Padahal ini momen yang sangat berharga, momen milik mereka.

3. Mohon maaf sebelumnya, tapi foto-foto yang dihasilkan orang-orang itu tidaklah bagus. Fotografer profesional saja kadang merasa kesulitan mengambil foto objek yang sedang bergerak dengan cahaya tertentu, apalagi orang biasa.

4. Ini yang paling penting. Jadi begini, bayangkan jika kamu menjadi kedua mempelai. Lalu di tengah upacara atau pesta, kamu ingin melihat ke arah tamu, hanya untuk memastikan bahwa mempelai tetap menjadi fokus perhatian saat itu. Namun apa yang kamu lihat? Semua orang sibuk dengan ponsel dan gadgetnya masing-masing, bukan pada mempelai atau kemeriahan acara.

Jadi, dari penjelasannya itu Thomas menyarankan agar kelak semua pemilik acara melarang penggunaan gadget di acara mereka. Kita mengundang tamu-tamu itu untuk berbagi kebahagiaan, untuk berbagi momen bahagia yang bersejarah, bukan untuk menjadi fotografer dadakan. 

Saya rasa pendapat Thomas itu benar sekali. Lagi pula, kita hadir di sana untuk sang pemilik acara, bukan untuk diri kita sendiri. Untuk apa kita sibuk mengabadikan momen yang mungkin hasilnya juga tidak akan dilihat oleh kedua mempelai? Dan mengapa unggahan ini viral? Karena semua orang tahu bahwa ini sangat benar..

(vem/reg)