Meski Hidup Miskin dan Dulu Sakit-Sakitan, Kini Mata Dunia Tertuju Padaku

Fimela diperbarui 30 Okt 2015, 11:50 WIB

Seberat apapun hidup, sesulit apapun kondisi yang kita alami saat ini, akan selalu ada harapan untuk mendapat hidup yang lebih baik. Semua kembali pada seberapa besar kemampuan kita untuk terus berusaha dan berjuang. Nggak mudah memang, tapi semua kerja keras dan pengorbanan pasti akan berbuah manis.

Namanya Ayesha Noor. Gadis asal Kolkata ini bisa dibilang hidup di bawah garis kemiskinan. Ia juga menderita penyakit epilepsi. Tapi itu semua tak menghalangi impiannya hingga berhasil mencuri perhatian dunia.

Dikutip dari laman indiatimes.com, Ayesha jadi inspirasi global setelah kesehariannya diliput dalam proyek dokumenter The Independent Television Service (ITVS) di Amerika Serikat. Proyek tersebut adalah bagian dari Women and Girls Lead Global, sebuah inisiatif yang mengangkat tema keberhasilan orang-orang yang tadinya diremehkan hingga berhasil membuat perubahan positif dalam isu gender.

"Dokumenter yang dilakukan ITVS ini menceritakan kehidupan pribadi lima gadis muda dari lima negara. Kesamaan mereka adalah mereka bisa jadi panutan untuk teman-temannya. Masing-masing dari mereka berhasil melakukan sesuatu yang istimewa untuk membantu gadis-gadis lain," ungkap Koen Suidgeest asal Belanda yang akan merekam film tersebut.

Gadis 19 tahun ini memang bukan gadis biasa. Tinggal di rumah sempit biasanya akan memberi rasa tidak nyaman. Tapi itu bukan halangan bagi Ayesha untuk jadi juara karate. Pemegang sabuk hitam karate ini telah memenangkan banyak turnamen nasional hingga internasional selama tiga tahun belakangan ini.

Tahun 2012, Ayesha menyabet tiga medali emas dari kejuaraan karate wilayah dan nasional. Ia pun berhasil mendapatkan emas di Thai Pitchai International Youth Karate Championship, Thailand. Saat itu ia jadi satu-satunya perempuan dalam tim asal India yang berjumlah 12 orang. Tentu saja kemenangannya itu didapat dengan usaha yang sangat keras.

"Karate memberiku kepercayaan diri untuk berani menghadapi setiap tantangan yang ada," kata gadis yang pernah menderita epilepsi ini. Sementara itu Suidgeest mengatakan kalau Ayesha juga menggunakan bakat dan kemampuannya untuk melatih gadis-gadis lain bela diri.

"Karate butuh disiplin tinggi dan latihan keras untuk bisa menjaga ketahanan," papar Ayesha yang mulai berlatih karate sejak delapan tahun lalu setelah melihat kakaknya Farooque yang pernah jadi juara karate dunia tahun 1988. Sang ayah Noor Mohammad, seorang sopir taksi yang sudah meninggal empat tahun lalu dulunya adalah binaragawan.

Di tengah himpitan dan situasi yang kita anggap sulit dan penuh hambatan, pasti selalu ada cara untuk mendapatkan kehidupan yang lebih baik ke depannya. Yang perlu kita lakukan adalah terus melangkah ke depan dan berjuang semaksimal mungkin, setuju Ladies?

(vem/nda)
What's On Fimela