Dibully dan Disebut Miskin, Gadis Cantik Tinggalkan Surat Kematian Sebelum Bunuh Diri

Fimela diperbarui 16 Okt 2015, 11:39 WIB

Seperti yang kita tahu, dibully adalah salah satu hal yang sangat menyakitkan. Dan rupanya, bullying ini semakin marak saja di dalam negeri atau di luar negeri. Biasanya, kasus bullying sering terjadi pada anak-anak hingga remaja. Yang menyedihkan, bullying dilakukan oleh teman-teman sendiri. Jika tak kuat menghadapi bullying, tidak jarang seseorang akan merasa depresi, minder, malu bahkan nekat mengakhiri hidup.

Kisah menyedihkan sekaligus menyayat hati karena bullying kali ini datang dari seorang remaja cantik bernama Ashleigh Bowes dari Warrington Town Hall. Gadis cantik dan manis yang masih berusia 14 tahun tersebut ditemukan meninggal dunia pada bulan Agustus tahun lalu di rumahnya karena overdosis. Setelah dilakukan penyelidikan, overdosis yang dialaminya dilakukan oleh dirinya sendiri. Ia dinyatakan murni melakukan bunuh diri di rumahnya.

Seperti dilansir pada mirror.co.uk, Bowes diyakini bunuh diri setelah dirinya mencari informasi mengenai cara bunuh diri di internet. Dokter Alan More yang tak lain adalah dokter pribadinya mengatakan jika Bowes melakukan bunuh diri setelah dirinya mengalami depresi. Memang, beberapa bulan terakhir sebelum ia meninggal, Bowes sedang menjalani perawatan dan pemulihan depresi yang ia alami.

Diketahui, Bowes juga menunjukkan gejala anoreksia yang membuatnya semakin stres dan depresi. Sebelum mengakhiri hidupnya, remaja ini bahkan telah meninggalkan video rekaman dan surat untuk orang-orang tercinta di sekitarnya. Dalam suratnya, ia menyebutkan bahwa teman-teman di sekolahnya telah mengejeknya karena ia mengalami anoreksia, depresi dan berasal dari keluarga miskin.

Ia menuliskan

"Aku kira kamu akan mengerti. Kini, aku tak bisa mempertahankan pendirianku. Dari hari ke hari, kamu semakin kasar kepadaku dan kamu pun terang-terangan menyakitiku. Saat aku meninggalkanmu dan teman-temanku yang lain, aku depresi, aku menangis, aku merasa aku tak kuat. Tapi mencoba bertahan. Kini, aku benar-benar kehilangan teman-temanku. Depresi sangat menyakitkan. Sendiri sangat menyakitkan. Anoreksia juga sangat menyakitkan. Ini bukan bahan bercandaan. Kata-kata yang kalian ucapkan telah menyakitiku. Kata-kata kalianlah yang telah membunuhku.

Bagi sang ibu, Bowes adalah seseorang yang memprihatinkan dan kondisi memang sedang baik sebelum ia meninggal. Tapi, Bowes adalah remaja yang tegar, murah senyum, senang membantu orang lain dan tak pernah menyakiti orang lain. Ia adalah remaja yang rajin dan cerdas. Hingga suatu saat, sepulang dari taman setelah bertemu sahabat-sahabat dekatnya, ia menangis dan keadaannya memburuk. Sang ibu telah berusaha membawa Bowes ke psikiater agar ia bisa pulih.

Dua bulan sebelum kematiannya, Bowes dinyatakan telah pulih. Namun, beberapa hari sebelum meninggal, kondisinya kembali memburuk. Ia menunjukkan bahwa ia begitu mencintai ibunya. Bowes mencium dan memeluk sang ibu setiap kali ia akan tidur. Ia juga lebih sering bermain dengan kelinci kesayangannya. Hingga suatu hari, ia ditemukan meninggal di kamar tidurnya.

Saat ini, sang ibu hanya tinggal bersama dengan kakak Bowes. Ia berharap bahwa apa yang menimpa putrinya tak pernah menimpa gadis remaja lainnya di seluruh dunia. Kasihan sekali dengan hidup Bowes ya Ladies. Bagaimana jika menurut kamu akan insiden ini?

(vem/mim)