Sudah lulus kuliah, suda bekerja dan sudah memiliki calon, apa lagi yang ditunggu selain menikah? Mungkin ada banyak orang di luar sana yang mendeskripsikan bahwa setelah lulus kuliah, sudah bekerja dan sudah memiliki calon adalah paket lengkap untuk membangun bahtera rumah tangga baru. Namun tahukah kamu, pernikahan bukan perkara yang mudah dan bisa dilakukan seenak jidat begitu saja.
Bagi mereka yang memiliki keluarga mapan mungkin akan merasa bahwa pernikahan adalah suatu yang mudah dan gampang dilakukan. Tapi, bagi mereka yang berperan sebagai anak pertama di sebuah keluarga, berasal dari keluarga sederhana dan memiliki banyak adik, pernikahan mungkin saja sebagai beban moral tersendiri. Ya, beban moral. Bagaimana tidak beban moral, setelah bertahun-tahun orang tua membiayai dan memperjuangkanmu untuk sekolah, kuliah hingga bekerja, mana bisa kamu melepaskannya begitu saja tanpa bisa balas jasa pada mereka? Bagi beberapa orang anggapan ini mungkin ada di pikiran dan hati. Anggapan ini tentu tidak salah. Dan menikah pun juga tidak salah.
Seperti yang kita tahu, menikah adalah kebutuhan harfiah dari semua orang. Menikah juga suatu perkara yang sangat terpuji ketika kamu telah siap dan mampu. Dengan menikah, berarti kamu siap untuk membina rumah tangga baru dan hidup menjadi lebih mandiri bahkan bisa dibilang menjadi pribadi yang baru pula. Dari sisi agama, menikah juga dikatakan sebagai penyempurna amal dan ibadah. Setelah menikah, bagi pria ia akan menjadi pemimpin istri dan keluarga. Dan bagi wanita, tentu ia harus siap menjadi pendamping suaminya.
Ketika ada niatan untuk menikah sedangkan di sisi lain juga ada niatan untuk membantu orang tua? Lantas mana yang perlu didahulukan? Menikah atau membahagiakan orang tua dulu? Sadar atau tidak, banyak orang di luar sana yang berpikir tentang hal ini, bahkan, beberapa di antara mereka berpikir sangat keras. Untuk pertanyaan semacam ini, jawaban yang terbaik yang bisa diberikan adalah jawaban dari hatimu sendiri. Menikah dan membahagiakan kedua orang tua adalah suatu hal yang sama-sama baik dan terpuji. Selama kamu yakin dengan jawabanmu sendiri, dipastikan kamu akan bahagia dan bisa menjalankan keduanya sama-sama.Bagi yang sudah siap menikah dan memiliki bekal cukup untuk menikah sekaligus membahagiakan orang tua, alangkah baiknya jika kamu melakukan keduanya. Namun, jika kamu belum siap untuk menikah karena memang belum mampu, cobalah untuk menjadi pribadi yang sabar dan menunda pernikahan. Tapi, jika kamu memang ingin sekali menikah walau dengan dana pas-pasan, tetap melanjutkan menikah sembari membantu orang tua dengan keterbatasan yang kamu punya juga tak apa. Tapi ingat, setelah menikah dan juga membantu orang tua, kamu pun harus membicarakan hal ini kepada pasangan. Jangan sampai pasangan merasa cemburu karena kamu ternyata masih peduli atau bahkan sangat peduli dengan orang tua dan adik-adik juga keluarga lamamu.
Pada dasarnya, membahagiakan orang tua tetap bisa kamu lakukan sampai kapanpun dan bahkan setelah kamu menikah, memiliki anak atau cucu. Jika kamu sedang memikirkan hal ini hingga bingung, galau atau bimbang, semoga setelah ini kamu bisa meyakinkan dirimu sendiri mengenai pilihan yang tepat untukmu. Menikah dan membahagiakan orang tua adalah dua hal yang sama-sama harus tetap kamu jalankan. Kamu hanya perlu memprioritaskan mana yang sekarang lebih penting untukmu, untuk keluargamu dan untuk orang-orang tercinta di hidupmu.
- 6 Quotes Yang Membuka Mata Tentang Makna Seks Dalam Pernikahan
- Jangan Merasa Paling Kecil, Lihatlah Dunia Yang Begitu Luas!
- 7 Kata Bijak Yang Akan Membawa Anda Menatap Jendela Kesuksesan
- Tenang Saja, Masih Ada Pelangi Setelah Hujan
- Pada Akhirnya, Semua yang Bilang Sayang Akan Kalah dengan yang Berani Meminang