Saya satu komunitas dengan dia, tetapi sepertinya dia tidak menyukai saya. Apayang harus saya lakukan?
-oOo-
Hai saya C, dari kota Malang. Saya mau cerita. Saya sedang dekat dengan seseorang. Kami saling kenal karena satu komunitas yang sama. Kami memiliki hobi yang sama dan sifat yang hampir sama. Bisa dibilang kami sudah sangat akrab. Kami sudah tahu sifat baik dan buruk masing-masing.
Saya tahu kalau dia sebenarnya suka sama saya, dan saya pun sebaliknya. Saya yakin karena ada beberapa hal yang sudah dia tunjukkan ke saya walaupun kecil. Seperti misalnya, waktu itu saya lagi pergi liburan sama sahabat-sahabat saya, termasuk dia. Lalu, pada saat pergi saya satu mobil dengan dia, tapi pada saat mau pulang, dia bilang ke saya bahwa sebaiknya saya ikut mobil yang lain karena di mobil dia isinya cowok semua. Padahal dia tahu saya sering jalan sama cowok-cowok, tapi baru kali itu dia melarang saya. Tapi, yang menjadi masalah adalah dia memiliki komitmen bahwa dia tidak akan pacaran dengan sesama anggota komunitas.
Akhir-akhir ini, dia sering sekali minta kontak cewek- cewek cantik dari teman-temannya. Jadi saya harus gimana? Apakah saya harus menjauhi dia atau meneruskan dan terjebak friendzone.
(vem/setipe/apl)Solusi Setipe
Hai, C. Wah, ini sepertinya yang dinamakan dengan cinlok atau cinta lokasi, nih. Menarik. Memang sih, kelihatannya jadi berujung pada friendzone. Tapi berdasarkan sedikit analisa dan banyak kesotoyan dari tim Setipe.com, sepertinya ini masalah prinsip dia. Dia sebisa mungkin tidak ingin jatuh terlalu dalam dengan anggota komunitas karena merasa akan merusak hubungan kekeluargaan di dalamnya. Apalagi, (amit-amit) kalau kalian sedang ada masalah, bisa jadi berpengaruh dong. Kalau sudah masalah prinsip begini, yang kamu butuhkan adalah:
[bullet]
[title]Sedikit usaha[/title]
[content]Sebagai seorang manusia biasa, kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi besok. Sekarang panas, belum tentu besok hujan. Begitu juga dengan perasaan. Tuhan maha membolak-balik perasaan, katanya. Apalagi prinsip. Jalanin saja dulu, nikmati semua prosesnya. Kalau memang ditakdirkan bersama, pasti selalu ada jalan. Kecuali kalau memang benar-benar tidak dipaksakan, kenali batasannya, ya.[/content]
[title]Sedikit kesabaran dan kedewasaan[/title]
[content]Apapun yang terbaik untukmu, tetap ada proses yang harus dilalui. Nah, selama perjalanan proses ke situ, cobalah untuk bersabar. Tidak ada yang instan, dan apapun hasilnya kamu harus bisa untuk menerima. Jangan terlalu sering berasumsi, karena tidak semua yang ada di pikiranmu itu nyata adanya. Optimis, tapi tetap realistis.[/content]
[title]Sedikit doa[/title]
[content]Ketika semua usaha sudah dilakukan, yang kamu butuhkan hanyalah doa. Entah itu doa, atau harapan sesuai dengan apa yang kamu yakini. Salah satu keuntungannya, kamu jadi bisa tahu apa yang terbaik untukmu.[/content]
[/bullet]
Selanjutnya, pilihan ada di tangan kamu. Mau berusaha untuk merobohkan benteng prinsip yang sudah dibangun, berusaha mengenyampingkan perasaan sendiri, berusaha untuk tidak terjebak asumsi, atau berusaha keluar dari friendzone. Siap untuk memilih?
-oOo-
Buat Anda yang ingin curhat tentang cinta, tim psikolog dari Setipe.com siap membantu. Boleh banget kirim curhatan Anda ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek email CURHAT VEMALE. Sertakan nama, usia dan kota tempat tinggal. Yuk curhat.. gratis dong..