Keputusan untuk menikah tak bisa dilakukan sembarangan. Perlu pertimbangan yang matang untuk bisa mantap menikah. Hanya saja di zaman modern seperti sekarang, masih ada pria yang takut dan enggan menikah. Padahal usianya sudah matang, karier juga sudah mapan, hanya saja mentalnya masih belum benar-benar siap.
Ladies, apakah saat ini pasangan Anda tak kunjung melamar Anda? Malah ia hanya bisa membuat janji-janji baru tapi tak pernah menepatinya satu kali pun. Hm, mungkin satu dari empat alasan ini bisa jadi jawabannya.
Merasa Takut Terkekang
Banyak pria menganggap pernikahan sebagai borgol yang membuatnya tidak bebas bergerak. Mereka tidak bisa lagi seenaknya pulang malam, tidak bisa lagi bebas kumpul-kumpul dengan temannya, tidak bisa lagi beli gadget ini itu tanpa mempertimbangkan keuangan keluarga. Pokoknya kebebasan jadi berkurang, bahkan hilang.
Karena rasa takut terkekang ini, pria jadi enggan untuk segera melamar wanita. Biasanya hal ini karena dipengaruhi sudut pandang pribadi dan pengalaman-pengalaman hidup yang pernah ia atau orang lain alami terkait dengan pernikahan.
Belum Siap dengan Tanggung Jawab Baru
Menikah, pasti ada tanggung jawab baru di dalamnya. Pernikahan akan membuat pria dan wanita memiliki rutinitas berbeda dengan kehidupan sebelumnya. Misal, rutinitas ini bangun tidur, kerja, pulang, melihat kondisi anak, tidur lagi, selalu begitu hampir setiap hari. Hal ini akan membuat pria enggan, apalagi jika sudah memiliki anak, rutinitas harian pasti lebih dulu fokus untuk anak.
Pria punya tanggung jawab yang lebih berat setelah menikah. Dia harus bertanggung jawab penuh untuk istri dan anak-anaknya. Belum lagi jika si pria masih punya tanggungan membantu keluarga (ayah, ibu, kakak atau adiknya). Tidak semua pria berani mengambil tanggung jawab ini.
Ketidaksiapan pria ini membuat ia tetap bergeming meski sudah didesak. Mempersiapkan mental untuk tanggung jawab baru butuh waktu. Tapi kalau waktu yang dibutuhkan terlalu lama, hmm... mungkin dia memang tak punya niatan sama sekali untuk menikah.
Belum Siap Menerima dan Diterima Keluarga Baru
Sudah jadi rahasia umum bahwa beberapa mertua sering ikut campur dalam urusan pernikahan anaknya. Kehadiran ibu mertua tipe ini menjadi bumerang bagi wanita, juga pria. Saat sang ibu mertua sudah ikut campur, maka 'kekuasaan' pria sebagai kepala rumah tangga akan dipertanyakan. Ego pria terkadang tidak menginginkan hal ini, karena dialah yang seharusnya memimpin istri dan anak-anaknya.
Menikah memang tak sekadar menyatukan dua pribadi yang berbeda. Lebih dari itu, ada campur tangan keluarga dan kerabat lainnya di dalamnya. Hubungan yang dijalin pun bisa lebih luas dan kompleks.
Masih Meragukan Pasangan
Semakin hari, semakin banyak perpisahan suami istri. Hal menyedihkan ini tidak hanya berpengaruh pada wanita saat memilih pasangan, tetapi juga pada pria. Walaupun sudah lama pacaran, pria sering bimbang dengan pasangannya. Apakah si wanita akan setia selamanya? Apakah bisa diajak hidup dalam susah dan senang? Apakah pasangannya bisa jadi ibu yang baik? Pertanyaan itu paling sering dipikirkan dan membuat pria ragu untuk menikah.
Keraguan yang dimiliki dan dipendam oleh pria bisa menghambatnya melakukan sesuatu, termasuk dalam urusan melamar sang kekasih hati. Saat rasa ragu itu semakin menguasai diri dan tak mau berupaya untuk mengontrolnya, pria bisa jadi makin tak berdaya. Keinginan melamar pun semakin lama akan semakin hilang.