EECP, Terobosan Baru Alat Terapi Untuk Sembuhkan Jantung Koroner

Fimela diperbarui 22 Agu 2015, 16:10 WIB

Penyakit jantung koroner dan gagal jantung merupakan penyakit yang serius yang perlu diwaspadai. Penderita dua penyakit ini pun terlihat meningkat setiap tahunnya. Faktor risiko yang memengaruhi penyakit tersebut seperti misalnya karena perubahan gaya hidup, pola makan, kurangnya olahraga, merokok, stress, hipertensi, diabetes, dislipidemia, dan faktor lingkungan seperti polusi yang membahayakan kesehatan, serta rendahnya kondisi sosio-ekonomi masyarakat.  

Apalagi saat ini muncul beberapa fakta baru di tengah-tengah masyarakat dalam hal penyembuhan penyakit jantung koroner bahwa pasien yang sudah parah tidak memungkinkan untuk dioperasi atau berisiko tinggi bila dioperasi.

Pasien dengan kondisi anatomi pembuluh darah yang tidak memungkinkan untuk dilakukan tindakan intervensi, atau memiliki penyakit komplikasi lain yang bisa meningkatkan risiko tindakan intervensi dan keterbatasan fasilitas layanan BPJS di RS rujukan juga seringkali tak bisa menerima tindakan pengobatan operasi.

Bukan hanya itu, 5-10% pasien seringkali juga masih mengalami nyeri dada yang stabil setelah mendapatkan operasi by-pass atau pun pun pemasangan ring/stent. Meski sudah mendapatkan pengobatan yang optimal, pada akhirnya pasien mencari pengobatan alternatif yang tidak jelas bukti ilmiahnya.



"Melihat fakta-fakta tersebut di atas maka kiranya perlu dilakukan terobosan baru yang komprehensif, dengan tujuan menekan angka mortalitas, meningkatkan kualitas hidup serta menekan biaya pengobatan pasien yang pada akhirnya akan menghemat biaya pemerintah/BPJS Kesehatan," ungkap Drs. Fajar Atmajaya, Apt di Kemayoran Jakarta Pusat.

Menurutnya, dengan alat terapi non-invasive atau tanpa operasi sudah digunakan di negara-negara maju seperti USA, EROPA, China, Jepang, Singapore dan negara berkembang lainnya, India dan Malaysia. Namun sayangnya alat tersebut belum populer di Indonesia, disebabkan kurangnya informasi yang tepat mengenai manfaat alat tersebut, baik di kalangan dokter-dokter jantung maupun masyarakat.

"Alat terapi yang bernama EECP ini merupakan suatu terobosan baru bagi pasien-pasien jantung koroner yang nyaman, minim risiko, biaya murah serta bisa membantu pemerintah dalam menekan biaya pengobatan dalam BPJS," jelas Drs. Fajar.

Dalam event ini dihadiri pula oleh 20 delegasi dokter dari Malaysia, yang sudah banyak pengalaman menggunakan alat EECP di negaranya. Jadi, terobosan baru alternatif pengobatan ini sepertinya bisa ditunggu kelanjutannya dan dilihat perkembangannya dalam dunia kedokteran.

(vem/yun/feb)