Sahabat Menikah, Ada Cemburu Yang Kurasakan

Fimela diperbarui 14 Agu 2015, 16:30 WIB

Musim pernikahan tiba, undangan mulai menumpuk di meja. Bagi Anda yang masih lajang, menerima undangan pernikahan bisa menjadi situasi yang tidak mengenakkan. Terutama jika calon pengantin adalah sahabat dekat.  Di satu sisi, Anda bahagia mengetahui dia telah menemukan sosok yang tepat. Di sisi lain, kenyataan tersebut memunculkan situasi emosional yang tak terduga—sedih, cemburu, bahkan mungkin terganggu karenanya.

Lalu bagaimana menangani keadaan tersebut? Berikut ini caranya:

    Menerimanya Sebagai Sesuatu Yang Wajar

    Adalah wajar jika Anda  memiliki rasa cemburu itu. Tetapi cemburu yang berlebihan justru tidak memberi manfaat. Selain menggerus kebahagiaan, kehadirannya bisa membuat hubungan baik Anda dan sahabat jadi runyam.

    Cemburu umumnya muncul karena rasa takut. Entah takut kehilangan atau takut dia berubah setelah menikah. Bagaimanapun juga situasi ini tak bisa dihindari. Seseorang yang sudah menikah prioritasnya berubah, bukan lagi teman melainkan keluarga.

    Yang harus disadari, kelak situasi yang sama akan menghampiri Anda. Anda akan menikah dan beranjak memasuki tahap kehidupan berikutnya. Bila saat itu tiba, Anda pasti berharap sahabat dan orang-orang terdekat ada untuk menyaksikannya. Bayangkan jika salah satu dari mereka bersedih karena pernikahan Anda? Tak enak bukan? Jadi terimalah kondisi tersebut dengan hati lega, jangan biarkan rasa cemburu merusak kebahagiaan  Anda juga sahabat.

    Berpikirlah Positif

    Saat sahabat menikah sementara Anda belum menampakkan tanda-tanda ke sana, tak urung di kepala muncul berbagai pikiran negatif. Mulailah Anda membanding-bandingkan diri  dengannya, bertanya-tanya kenapa ia menemukan pasangan dan Anda belum juga. Anda mulai meragukan diri sendiri. Berpikir bahwa Anda  tidak memiliki keberuntungan karena nyatanya belum menemukan sosok yang tepat sampai sekarang.

    Memelihara pikiran semacam itu tak ada gunanya. Semakin Anda memikirkannya, akan semakin buruk rasanya. Pada akhirnya ini mempengaruhi kepercayaan diri Anda. Ingatlah teman, setiap manusia itu memiliki perjalanan hidup yang berbeda. Tidak sama satu dengan lainnya.

    Mensyukuri Keadaan

    Masih lajang berarti masih banyak kesempatan bagi Anda belajar banyak hal yang kelak berguna saat menjadi istri, ibu, dan juga menantu. Syukurilah kondisi tersebut dan berbahagialah. Kelak saat Anda menikah, banyak hal akan berubah. Anda tidak bisa lagi melakukan lagi segala hal layaknya masih lajang. Dengan dua anak yang bergantung pada Anda, suami dan rumah yang harus diurus—bisa jadi Anda justru merindukan masa-masa lajang. Jadi selama ada waktu nikmati saja apa yang Anda miliki sekarang.

    Terlibat Dalam Persiapan Pernikahan

    Mungkin bagi sebagian besar orang ini gila. Buat apa membantu teman disaat kita sendiri merasa tidak nyaman. Kenapa tidak? Dengan cara tersebut perhatian Anda akan teralih. Efeknya energi negatif Anda akan berangsur hilang dengan melakukan hal-hal yang lebih positif.

    Lalu apa yang bisa kita lakukan untuknya? Jika mampu, Anda bisa membantunya mengorganisir acara pernikahan. Jika tidak, bisa juga dengan melakukan hal-hal kecil seperti menyebarkan undangan secara online atau offline.

    Percayalah saat terlibat di dalamnya Anda akan mendapati beragam pengalaman tak terduga. Sebagai lajang yang kelak akan menikah juga, Anda justru bisa belajar hal penting yang harus dilakukan jelang pernikahan. Misalnya persiapan mental maupun finansial.

    Mengutarakan Perasaan

    Jika ikatan persahabatan Anda dengannya yang kuat, kemungkinan besar perubahan perilaku Anda terbaca olehnya. Jika dia bertanya kenapa, ungkapkan sedikit isi hati Anda. Pilihlah waktu dan nada suara yang tepat saat mengutarakannya. Dan yang paling penting jangan memperdebatkannya. Jika tidak, bencana! Bukannya mendapat simpati, bisa-bisa Anda dinilai sebagai sosok yang tidak dewasa.

    Bila Anda tak punya keberanian, carilah orang yang tepat untuk menumpahkan uneg-uneg. Ini penting, sebab teman curhat  tidak tepat malah bisa menimbulkan masalah. Cerita yang harusnya disimpan malah sampai ke telinga sahabat Anda. Wah, kalau begini repot jadinya!

    Jika Anda takut mengalami hal itu, ambil selembar kertas dan tuliskan isi hati Anda sampai puas. Bila sudah selesai, robek atau bakarlah. Cara ini bisa menjadi katarsis yang baik tanpa melibatkan orang lain.

Semoga tulisan ini bisa melegakan dan rasa iri Anda hanya sementara. Ingatlah, sahabat yang menikah tetap sahabat baik Anda. Berdoa saja, supaya Anda bisa memiliki pernikahan yang sama bahagianya dengan sahabat baik Anda, atau bahkan lebih bahagia.

Artikel ini dikirim oleh salah satu sahabat Vemale.com: Afin Yulia

(vem/yel)
What's On Fimela

Tag Terkait