Demi Hidup Putraku, Aku Rela Bekerja Sebagai Penari Klub Malam

Fimela diperbarui 07 Agu 2015, 15:35 WIB

Bagi wanita, bekerja atau menjadi ibu rumah tangga, adalah pilihan. Namun tidak semua wanita punya pilihan untuk itu. Saat tuntutan untuk menafkahi keluarganya harus dipenuhi, setiap wanita pasti berjuang sekuat tenaga agar ia dan keluarganya bisa hidup berkecukupan.

Begitu juga dengan wanita ini. Kim hanya ingin hidup cukup, dengan status sebagai orang tua tunggal dari satu putra, yang hidup di Amerika Serikat. Tentu tidak berlebihan bukan? Bekerja di tempat bergengsi ternyata tidak menjamin Kim akan mendapatkan gaji yang cukup untuk hidupnya bersama putranya. Kondisi itu pula yang mengharuskan ia untuk memiliki pekerjaan sampingan, pekerjaan yang justru dipandang sebelah mata oleh banyak orang, seperti yang ia ceritakan pada theguardian.com.

Dengan Gaji Kecil, Aku Bahkan Harus Berhutang ...

Saya adalah seorang orang tua tunggal dengan satu putra. Namun Anda tahu, kehidupan di Amerika Serikat tidaklah murah. Digaji sekitar 140.000 rupiah per jam oleh Senat Amerika Serikat tidaklah cukup untuk menghidupi putra saya.

Saya seorang kasir di kafetaria yang terletak di gedung Senat Amerika Serikat. Melayani orang-orang kaya dan berpengaruh di dunia ternyata tidak menjamin saya akan mendapatkan penghasilan yang layak. Dengan gaji yang saya dapatkan, untuk membayar berbagai tagihan serta mencukupi semua kebutuhan anak saya, saya harus berhutang sebesar 8 juta rupiah tiap bulannya. Bukan hanya itu, pada saat para senator menjalani masa libur, saya akan tidak dipekerjakan untuk sementara waktu, yang berarti dalam satu tahun, saya tidak digaji selama 8-10 minggu.

Dan Terpaksa Menjadi Penari Klub Malam

Saya tidak punya pilihan lain selain mencari pekerjaan sampingan. Karena saya punya pekerjaan tetap pada pagi hari, tidak mudah untuk mencari pekerjaan sampingan. Demi mendapatkan uang tambahan, akhirnya saya terpaksa menjadi penari di suatu klub malam, beberapa kali dalam seminggu.

Tentu saja saya tidak ingin menjadi seorang penari klub malam. Ada tekanan tersendiri saat saya harus menari untuk pria-pria yang tidak menghormati wanita. Namun ini semua demi putra saya. Ia seorang anak yang cerdas. Nilai-nilainya di sekolah sangat bagus, dan ia telah memenangkan berbagai kompetisi sepak bola. Saya ingin memberikan yang terbaik untuk putra saya yang sangat membanggakan.

Saya bekerja dengan giat di kafetaria itu. Saya selalu memastikan bahwa semua pelanggan kami dilayani dengan baik. Ironisnya, saat para Senator giat mengumpulkan dukungan dengan membantu orang-orang malang di seluruh dunia, mereka lupa untuk memperhatikan kesejahteraan para pekerjanya.

Aku Hanya Ingin Putraku Mendapatkan Kehidupan Yang Lebih Baik Dari Aku

Saya hanya ingin apa yang diinginkan semua ibu, yaitu memberikan kehidupan yang lebih baik untuk anak saya, jauh lebih baik dibandingkan kehidupan saya. Saya dibesarkan di lingkungan keluarga yang buruk, dan saya harus hidup mandiri sejak usia 14 tahun. Saya kira hidup akan membaik saat bertemu dengan ayah dari anak saya. Tapi ternyata dia malah sering melakukan kekerasan pada saya, dan memaksa saya memasuki dunia prostitusi.

Saya berjanji pada diri saya sendiri, jika saya menjadi seorang ibu kelak, saya tidak akan pernah membiarkan ia menderita seperti saya. Dan hidup saya memang membaik setelah anak saya lahir. Saya mendapatkan pekerjaan tetap, dan ada kebanggan tersendiri dari bekerja untuk Senat Amerika Serikat. Namun seiring dengan bertambahnya biaya hidup, saya pun menyadari bahwa gaji yang saya terima ternyata tidak layak. Keinginan saya untuk memberikan kehidupan yang layak untuk anak saya pun susah sekali terwujud.

Dan sekarang, saya berharap para Senator yang sedang sibuk merebutkan tempat di Gedung Putih akan ingat bahwa para pekerjanya masih hidup kekurangan. Saat mereka memikirkan permasalahan yang dihadapi para pendukungnya, saya harap mereka juga akan memikirkan masalah yang saya hadapi juga.

Seorang ibu yang tangguh dan bertanggung jawab tentu akan melakukan apapun demi anaknya, meskipun hal itu membuatnya menderita. Pengorbanan Kim demi memberikan kehidupan yang layak bagi putranya ini patut dijadikan teladan ya Ladies. Dan semoga para Senator, bukan hanya di Amerika Serikat, namun di seluruh dunia, bisa belajar banyak dari kisah ini.

(vem/reg)