Kenali Dan Waspadai Meningitis Pada Anak

Fimela diperbarui 15 Jul 2015, 08:00 WIB

Meningitis merupakan salah satu penyakit yang terbilang mematikan dan hingga sekarang masih misterius. Meningitis terjadi pada membran pelindung yang mengelilingi otak dan saraf tulang belakang. Infeksi tersebut dapat menyebabkan membran pelindung yang disebut sebagai meninges mengalami peradangan yang dapat merusak saraf dan otak. Sama halnya dengan beberapa penyakit lainnya, meningitis pun bisa diderita oleh siapa pun, mulai dari bayi, anak-anak, hingga orang dewasa.

Nah, berikut tanda serta gejala meningitis yang terjadi pada bayi dan anak-anak di bawah usia lima tahun:

• Rewel dan tak mau digendong

• Kulit pucat dan terdapat bercak pudar dengan ruam kemerahan yang tidak hilang saat disentuh dengan kaca

• Demam tinggi dengan telapak tangan dan kaki dingin

• Leher terasa kaku dan sensitif terhadap sinar terang

• Muncul benjolan kecil di atas kepala yang lunak maupun padat, dan disebut sebagai fontanelle

• Tangisan dengan suara tinggi dan mengerang

• Mudah mengantuk dan responsif

• Mengalami kejang

• Mengerang dan bernafas cepat

Beberapa gejala tersebut umumnya akan muncul secara bergantian, atau bahkan tidak muncul sama sekali. Akan tetapi, bagi pemilik kulit gelap ruam yang muncul biasanya tidak akan terlihat. Namun, pada anak-anak jangan menunggu hingga munculnya ruam untuk memberikan pengobatan. Jika perlu segera berikan pengobatan yang anak butuhkan untuk menghindari kondisi yang lebih buruk lagi hingga sulit untuk disembuhkan bahkan cenderung mematikan.

Berikut beberapa gejala dan tanda yang muncul pada anak-anak yang lebih besar serta orang dewasa:

• Rasa sakit intens pada otot-otot

• Demam dengan tangan dan kaki terasa dingin

• Kulit pucat dan berbercak dengan ruam yang tampak jelas

• Muntah, rasa kantuk yang berlebihan dengan keluhan sulit bangun

• Sakit kepala parah

• Mengalami kejang

• Rasa sensitif terhadap cahaya atau photophobia 

• Leher yang terasa kaku

Tipe meningitis

    Meningitis akibat infeksi bakteri

    Meningitis tipe ini biasanya disebabkan oleh infeksi bakteri sejenis Neisseria meningitides atau Streptococcus pneumonia dan melalui kontak fisik yang dekat. Meningitis tipe ini merupakan bentuk infeksi meningitis yang serius dan harus segera ditangani oleh tim medis sebagai kondisi darurat. Pasalnya, jika dibiarkan dapat terjadi kerusakan otak dan keracunan darah atau septicamia. 

    Nah, untuk mencegah tertularnya penyakit ini Anda bisa melakukan vaksin meningitis C, vaksin MMR dan vaksin pneumococcal. Kebanyakan, pihak yang rentan mengalami meningitis akibat bakteri adalah anak berusia di bawah lima tahun, khususnya bayi berusia di bawah setahun. Remaja berusia 15 hingga 19 tahun juga rentan terkena meningitis jenis ini.

    Meningitis akibat virus

    Meningitis tipe ini terjadi akibat virus yang tertular dari batuk, bersin, atau kebersihan pribadi yang buruk. Akibat dari meningitis tipe ini mungkin tidak terlalu serius dan sering disalahpahami sebagai flu karena gejalanya yang ringan.

Usia yang paling rentan adalah anak-anak dan seringkali ditularkan saat musim panas. Dan saat menyadarinya bahwa hal tersebut merupakan meningitis jangan menunggu hingga ruam berwarna keunguan terlihat, karena tidak semua anak mengalami ruam. Jika dicurigai Anda mengidap meningitis, perawatan tidak dapat ditunda dan harus segera dimulai sebelum diagnosis dinyatakan positif mengingat bahayanya kondisi meningitis.

Nah, untuk mengetahui keberadaan meningitis, Anda bisa melakukan tes kecil dengan menggunakan kaca yang ditempel ke kulit. Jika ruam pada kulit tidak memudar, berarti ruam yang muncul merupakan bagian dari adanya meningococcal septicaemia. Ruam yang muncul ini akan terlihat seperti bekas tusukan jarum yang berkumpul dan kemudian akan berubah menjadi seperti memar. Jika ditekan dan ruam tidak hilang, inilah tanda kondisi harus segera diperiksakan ke dokter.

Bagi meningitis akibat virus, kondisi penderita akan membaik dalam jangka waktu dua minggu, dengan banyak beristirahat, penghilang rasa sakit untuk sakit kepala serta obat anti mual untuk mengatasi rasa mual. Sementara itu, meningitis bakteri perlu dirawat dengan antibiotik yang dialiri melalui infus yang dimasukkan ke pembuluh nadi pada lengan. Penderita meningitis perlu dirawat inap di rumah sakit untuk perawatan intensif dan pengawasan medis ketat.

Penyebab kematian akibat meningitis saat ini kebanyakan diakibatkan oleh terjadinya keracunan darah atau septicaemia dan tidak lagi karena meningitis. Penyakit meningococcal ini dapat menimbulkan komplikasi seperti hilangnya pendengaran setelah mengidap meningitis bakteri.

Dan memberikan vaksin merupakan cara yang paling tepat dan ampuh untuk mencegah meningitis.

Sumber: http://meetdoctor.com/

(vem/apl)
What's On Fimela