Hai Vemale, nama saya Ririz.
Saya ingin berbagi kisah Ramadan tahun ini yang bertepatan dengan perubahan status saya menjadi istri. Alhamdulillah, April 2015 kemarin saya sah diperistri oleh lelaki pujaan saya sebagai belahan jiwanya. Hubungan kami resmi setelah menjalani hubungan LDR Indonesia-Jepang selama kurang lebih 4 tahun. Dan akhirnya, Ramadan tahun ini saya bisa menjalani berdua dengan suami.
Saat masih melajang dulu saya sering mendengar cerita sungguh nikmat jika bisa menjalani Ramadan bersama pasangan yang sah. Karena Ramadan adalah saat di mana pahala bertebaran pada hal yang kita lakukan. Kita sering mendengar bahwa tidurnya orang berpuasa saja adalah ibadah. Apalagi dengan melayani sepenuh hati suami, sederhananya seperti menyiapkan sahur dan berbuka, pahalanya mungkin berlipat-lipat dari hanya sekedar tidurnya orang puasa.
Nah, di sinilah masalah dimulai. Saya adalah orang yang tidak biasa sahur, bukan karena susah dibangunkan tetapi karena saya tidak bisa makan terlalu pagi. Biasanya saya hanya sahur dengan air putih dan sudah ada mbak yang menyiapkan masakan sahur untuk keluarga. Sedangkan saat ini saya hanya tinggal berdua dengan suami di rumah. Saya tidak hanya menemani makan suami, tetapi juga harus menyiapkan makanan berbuka dan sahur, dimana sebelumnya tidak pernah saya lakukan.
Terkadang butuh keterpaksaan saat ingin mengubah kebiasaan, hingga akhirnya keterpaksaan tersebut memberi kebiasaan lain yang lebih baik di kemudian hari.
Jam 2 pagi saya harus bangun menyiapkan masakan, karena suami saya terbiasa sahur jam 3 pagi. Biasanya saya menyiapkan sahur dengan mata masih mengantuk akibat aktivitas di siang hari yang padat. Maklumlah, saya adalah mahasiswa desain komunikasi visual tingkat akhir yang sedang menyelesaikan skripsi. Tantangan makin besar saat suami ingin agar saya menyiapkan menu-menu tertentu saat sahur. Awalnya, saya laksanakan dengan setengah hati.
Hari pertama puasa, saya masih direpotkan dengan menu berbuka puasa dan sahur yang ideal. Saya ingin menyiapkan yang terbaik untuk suami tercinta, meski skill memasak saya pas-pasan, namun di zaman teknologi sekarang sungguh mudah mendapatkan resep-resep masakan. Ditambah tips-tips memasak dari ibu dan mertua saya.
Selain disibukkan dengan kebiasaan berbuka puasa dan sahur yang sangat berbeda dengan rutinitas saya, Ramadan kali ini menjadi semakin berarti karena saya bisa menjalani salat tarawih dan tadarus Al-Quran dengan bimbingan suami. Hal-hal yang dulu kadang membuat saya malas melakukannya, Ramadan kali ini mesti beradaptasi dengan hal baru yang alhamdulillah berdampak positif untuk kehidupan saya.
Kadang manusia merasa nyaman dengan rutinitas hariannya, namun jangan terlena dengan “rasa nyaman” itu, karena kadang hanya akan membuat hidup tidak berkembang. Hal baru yang awalnya dirasa berat, sesungguhnya jika dilaksanakan dengan sepenuh hati akan berdampak positif untuk kehidupan kita.
Selamat menjalankan ibadah puasa untuk sahabat Vemale. Untuk yang belum menikah Ramadan tahun ini, teruslah berusaha untuk memantaskan diri menjadi yang terbaik untuk jodoh Anda kelak. Semoga saat menjumpai Ramadan tahun depan, kita mendapatkan ilmu dan berkah lebih dalam hidup, amin.
-oOo-
LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM
Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.
Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE
30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.
Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.
Share your story :)
(vem/yel)