Hidayah Berhijab Datang di Tengah Cobaan Akibat Terbuai Materi Duniawi

Fimela diperbarui 30 Jun 2015, 19:00 WIB

Alhamdulillah tidak terasa aku bertemu kembali dengan bulan Ramadan. Bulan penuh barakah, bulan penuh ampunan dan bulan untuk mensucikan diri, mengembalikan kita ke dalam kefitrahan. Bulan Ramadan tahun ini penuh makna luar biasa bagi aku dan keluargaku, karena bulan Ramadan tahun ini mengingatkan kami akan bulan Ramadan tahun kemarin. Di mana aku dan keluargaku mendapatkan ujian yang luar biasa hebat.

Terbuai kenikmatan duniawi berupa materi

Masih terasa dalam ingatan bahwa kami menjalani puasa tahun kemarin dengan penuh ketakutan, was-was, dan kekhawatiran akan hal-hal duniawi yang pada akhirnya membuka mata hati kami untuk taubat dan meningkatkan keimanan kepada sang pencipta.

Perkenalkan aku adalah Ibu rumah tangga dengan 2 putra yang masih balita. Aku tinggal di kota kecil daerah Jawa timur. Semula aku bekerja, namun karena putraku sakit akhirnya aku memutuskan untuk menjadi ibu rumah tangga penuh. Meski sempat terlintas ketakutan akan kehidupan kami yang akan bertambah pas-pasan bila aku berhenti, namun dengan keyakinan bahwa rejeki itu telah diatur oleh Allah maka dengan bismillah pula aku memulainya.

Memang benar, Tuhan Maha Adil dan Maha Penyayang. Mungkin karena niat aku berhenti untuk merawat anak dan menjadi istri yang baik, maka Allah memberikan rizki kepada suami yang tidak pernah putus. Tanpa terduga suami mendapatkan pekerjaan baru dengan gaji berlipat dari sebelumnya. Jika Tuhan berkehendak maka semuanya pun terjadi. seperti membalik tangan, semula kami tidak punya apa-apa jadi berkecukupan bahkan berlebih.

Kenikmatan itu justru membuat aku lupa bahwa ujian hidup itu bukan hanya kesengsaraan/kemiskinan, tapi kenikmatan duniawi itupun juga sebuah ujian hidup. Meski aku tak lupa menyisihkan rezeki kepada fakir miskin, namun hal yang paling utama dalam agama adalah ibadah itu sendiri yaitu salat. Aku jadi tipe orang yang menyepelekannya, bahkan niatanku dulu yang ingin berhijab bila memiliki sedikit rejeki jadi terlupakan (maklum dulu aku tidak mampu membeli busana muslim lengkap dengan kerudungnya).

4 tahun aku terbuai dengan rejeki yang diberikan Allah. Hingga pada akhirnya, tiba waktunya rejeki itu diambil kembali oleh Sang Pencipta. Seperti saat menerimanya yang mendadak, diambilnya pun tanpa aku duga. Suamiku di-PHK hanya masalah sepele. Hal itu sempat membuat keluargaku shock, tidak menyangka dan tidak siap. Dengan tabungan yang terbatas kamipun kembali seperti awal dulu yang tidak punya apa-apa.

Di balik cobaan, ada hidayah besar yang aku terima

Namun Alhamdulillah dalam kesulitan yang tiba-tiba itu, dalam ujian kemiskinan itu aku masih disisakan kepercayaan kepada Tuhan. Bahwa Allah tidak akan menguji umatnya tanpa ada maksud dan tujuan serta tidak akan melebihi kemampuan umatnya. Aku tidak menyalahkan Tuhan yang mengambil rejeki dari kehidupan kami, aku tidak menyalahkan hidup kenapa harus mengalami semua ini justru aku sangat bersyukur karena Tuhan begitu sayang kepada keluarga kami hingga kami disadarkan, hingga aku disadarkan betapa kami telah lupa kepada sang pencipta.

Aku bersujud dan menangis di malam hari memohon ampunan kepada sang pencipta atas kekhilafan selama ini dan memanjatkan syukur atas semua kejadian yang kami lalui yang membawa kami kepada pintu taubat-Nya. Ditengah ketidakberdayaan dan ketidakmampuan itu justru aku mendapatkan hidayah dari Allah yang menuntun aku untuk meyakinkan diri untuk memutuskan berhijab. Dengan uang seadanya aku membeli kerudung, dan dengan yakin serta ucapan bismillah aku memutuskan untuk mengenakannya, bukan hanya pakai lepas saja namun benar-benar menutup auratku setiap keluar dari pintu rumahku.

Manusia adalah tempatnya salah, namun manusia juga bisa berusaha semampunya untuk menjadi manusia yang lebih baik lagi. Sekarang keluargaku terutama aku berusaha selalu belajar dan belajar lagi untuk semakin meningkatkan keimanan kepada Allah, bukan hanya di luar namun didalam diri. Karena kehidupan terus berputar, kadang di bawah kadang di atas hanya dengan memiliki pondasi keimanan, keikhlasan, kesabaran dan rasa bersyukur insya Allah kita bisa menghadapinya. Namun yang pasti bawah kebahagiaan duniawi hanya sementara karena kebahagiaan hakiki adalah kebahagiaan di akhirat.

-oOo-

LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM

 

Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.

Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE

30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.

 

Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.

Share your story :)

(vem/yel)