Saya ingin berbagi kisah saat saya memutuskan untuk berhijab. Sejak tahun 2001 saya sudah tidak tinggal di tanah air tercinta. Tuntutan pekerjaan mengharuskan saya tinggal di negara yang menjadi kiblat seluruh umat muslim di dunia yaitu Saudi Arabia. Saat itu saya bekerja sebagai cabin crew yang mempunyai base di Jeddah.
Enam bulan bekerja mempertemukan saya dengan laki laki yang pada akhirnya menjadi suami dan ayah dari anak-anak saya. Dia adalah pria berkebangsaan Arab Saudi dan memiliki profesi yang sama dengan saya. Walaupun memiliki hubungan dengan dia yang berkebangsaan Arab Saudi, dia tidak pernah mempermasalahkan apabila saya tidak memakai hijab.
Butuh tiga tahun untuk menunggu hingga akhirnya dia bisa menikahi saya. Tidak dipungkiri banyak pro kontra dari keluarga dan teman-teman mengenai hubungan saya dengannya. Karena selain akan tinggal jauh dari keluarga, juga ada cerita-cerita seputar laki laki Arab yang kurang baik. Namun saat itu saya berkeyakinan besar kalau memang dia adalah pria yang telah dipilih Allah untuk menjadi pendamping hidup saya. Saya telah mengenal baik keluarganya dan ayahnya juga telah mendatangi keluarga saya di Indonesia untuk meminta saya menjadi menantunya.
Setelah 3 tahun menunggu akhirnya izin menikah dari negara Arab Saudi dengan warga asing akhirnya keluar. Untuk negara Arab Saudi, apabila warga negaranya ingin menikah bukan dengan kebangsaannya sendiri maka wajib memiliki izin agar diakui oleh negara. Izin tersebut saya anggap sebagai kemantapan hati apabila memang dialah jodoh saya. Saya pun melangsungkan pernikahan dengan nya.
Seluruh keluarga inti dibawa untuk menghadiri pernikahan saya. Sebulan setelah melaksanakan resepsi, saya berangkat untuk tinggal di Jeddah mengikuti suami. Bulan berikutnya ternyata saya positif mengandung anak pertama.
Sayangnya tidak lama setelah menikah dengannya, mulai terlihat sifat pemalasnya dalam mencari nafkah. Hal ini membuat saya sedih, karena saya menggantungkan kebutuhan ekonomi saya dan keluarga saya padanya. Keadaan ini membuat saya sangat terpukul, ditambah lagi perlakuannya yang mulai kasar terhadap saya.
Namun saya terus berharap bahwa suatu hari dia akan berubah. Dua tahun umur anak pertama saya, mertua saya berharap kehadiran cucu berikutnya, begitu juga dengan suami saya. Melihat keantusiasannya, saya menjadikan patokan apabila kehadiran anak kedua akan membuat dia menjadi semangat kerja untuk mencari nafkah bagi keluarga kami.
Enam bulan sudah umur anak kedua lahir, keadaan semakin memprihatinkan. Hutang uang yang ada dan gaya hidup yang dia punya di kala dinas membuat kehidupan financial kami semakin kacau balau. Seringnya keterlambatan pembayaran sewa uang rumah membuat pemilik menjadi geram, kadang di saat dia tidak ada, saya dan anak-anak harus merasakan listrik dan air yang di padamkan sebagai tanda peringatan. Dan semakin hari dia semakin temperamental.
Puncaknya ketika saya mengetahui bahwa dia mempunyai hubungan dengan wanita seprofesi dengannya. Ketika saya mengetahui hal tersebut dia amat marah, karena takut saya akan menghubungi wanita itu dan membeberkan kebohongan tentang dirinya, dia tega memukul dan menendang saya di depan anak-anak saya. Setelah kejadian itu saya berjanji bahwa saya akan pergi meninggalkan dia untuk kembali ke tanah air.
Namun proses untuk kembali ke tanah air tidaklah semudah itu. Karena untuk keluar dari negara Arab Saudi saya membutuhkan izin dari dia. Ditambah dia mengancam apabila saya boleh pergi namun tanpa membawa anak-anak.
Tidaklah Allah membiarkan umatnya sendirian. Siang malam saya berdoa untuk dapat kembali ke tanah air dengan anak-anak saya. Dan saya pun berjanji sesampainya saya di tanah air nanti, saya akan berhijab.
Alhamdulillah Allah Maha Mendengar doa dari hamba-Nya. Akhirnya, dia mengizinkan saya untuk kembali ke tanah air dengan anak-anak. Dan saya pun mantap berhijab setibanya di tanah air sebagai penepatan janji yang telah saya buat.
-oOo-
LOMBA KISAH RAMADAN VEMALE.COM
Menyambut bulan Ramadan 1436 H, Vemale.com mengajak para pembaca untuk membagikan kisah inspirasi. Kisah ini bisa tentang suka duka ketika memutuskan memakai hijab, kisah seru di bulan Ramadan, bagaimana rasanya jauh dari keluarga saat Lebaran atau kisah apapun yang meningkatkan sisi spiritual dan kedekatan Anda dengan Allah SWT.
Kirim kisah Anda melalui email ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KISAH RAMADAN VEMALE
30 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari Vemale.com. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 24 Juli 2015. Pemenang akan kami umumkan tanggal 28 Juli 2015.
Dari satu kisah, Anda bisa menjadi inspirasi bagi jutaan wanita Indonesia.
Share your story :)
(vem/yel)