Strategi Bebas Dari Terror “Kapan Kawin”? #TanyaSETIPE

Fimela diperbarui 25 Jun 2015, 10:30 WIB

Saya ingin segera dilamar, tetapi dia tidak kunjung melamar saya dengan alasan ekonomi. Sementara keluarga saya selalu menanyakan kapan saya menikah, apa yang harus saya lakukan.

-oOo-

Sebut saja saya L, saya wanita berusia 26 tahun. Saya sedang menjalin hubungan dengan seorang pria, dia berusia seperti saya. Hubungan kami sudah berjalan 5 tahun. Sejak 2 tahun lalu, saya sudah menanyakan bagaimana keseriusan dia kepada saya. Dia berjanji jika tahun ini dia akan melamar saya, dia akan berusaha mengumpulkan uang untuk masa depan kami.

Sejak lulus kuliah, dia menjadi tulang punggung keluarga, adiknya masih ada 2 yang sekolah. Ibunya sudah tiada, dan berpesan untuk menjaga adik-adiknya. Ayahnya terkena PHK 2 tahun lalu. Dia bersama keluarganya masih mengontrak rumah. Semua kebutuhan adik dan keluarganya dia yang diandalkan.

Demi masa depan (untuk menikah), dia mengumpulkan uangnya 30% dari gajinya. Sisanya cukup tidak cukup untuk keluarga. Bahkan jika tidak cukup, saya membantu setidaknya untuk ongkos bekerja pacar saya, atau untuk sekedar kita kencan dan makan di luar. Setiap hari dia selalu membawa bekal ke kantor (padahal teman-temannya makan selalu di mall, dia makan hanya di pantry kantor). Dia juga mengurungkan niatnya untuk membeli motor gede.

Jujur, walau keadaan ekonomi dia pas-pasan, tapi saya sangat salut dengan kerja keras dan pengorbanannya. Namun, beberapa bulan lalu, tabungan dia harus digunakan untuk biaya kuliah adiknya, karena adiknya baru masuk kuliah di universitas negeri dan butuh biaya tidak sedikit. Alhasil, pacar saya harus memulai mengumpulkan uang dari nol lagi.

Dalam kondisi seperti ini, terkadang saya merasa lelah, dia berkata setidaknya minimal 3 tahun lagi dia baru siap menikah. Dia ingin membelikan rumah dahulu untuk keluarganya (walau masih menyicil). Dia tidak bisa meninggalkan adik-adik dan ayahnya jika masih mengontrak.

Saat ini, pihak keluarga saya selalu menanyakan kapan saya dilamar. Saya bingung harus jawab apa. Ibu saya sangat mengharapkan saya menikah di tahun ini. Jika tidak ada tanggapan dari pacar saya atau saya, orang tua saya akan menjodohkan saya dengan anak dari sahabat ibu saya (saya sudah mengenal anaknya). Mungkin ibu takut melihat saya yang sudah semakin tua tapi belum menikah.

Yang saya rasakan sangat dilema. Apa iya saya harus menunggu sampai usia saya semakin tua, mungkin di atas 29 tahun? (Itupun jika tidak ada kendala lain). Dan saya khawatir pacar saya selalu diandalkan oleh keluarganya, apakah akan terus seperti itu? Saya takut, jika nanti setelah menikah, keluarganya masih mengandalkan pacar saya ini.

Saya sangat sayang dengan pacar saya, saya tidak tahu apa kelak saya bisa mendapatkan pria yang lebih baik, pekerja keras dan sayang keluarga seperti pacar saya ini? Tapi di sisi lain, tidak mungkin saya menunggu selama itu. Mohon analisa dan sikap apa yang harus saya ambil.

Terima kasih.

(vem/setipe/apl)
2 dari 3 halaman

Analisa Tim Setipe

Foto: Copyright thinkstockphotos.com

Hai L! SETIPE mengerti perasaan Anda dan yah.. wajar saja kalau Anda dilema. Untuk melangkah ke arah pernikahan memang banyak sekali yang harus dipertimbangkan. Sisi baiknya, Anda dan si dia sudah serius untuk mengarah ke sana. Sayangnya ada hambatan dari sisi ekonomi. Si Dia yang menjadi tulang punggung keluarga tentu saja harus memprioritaskan keluarganya baru keperluannya sendiri. Tapi Anda juga punya batasan waktu dari keluarga.

3 dari 3 halaman

Solusi Setipe

Foto: Copyright thinkstockphotos.com

Berikut adalah solusi SETIPE, untuk masalah Anda. Check this out.

Bicarakan dengan keluarga

Berhubung yang akan menikah itu Anda, tentunya Anda juga yang akan menjalaninya, bukan keluarga Anda. Keluarga tentunya menyarankan apa yang terbaik untuk Anda, tapi apa yang menurut mereka baik belum tentu juga baik untuk Anda. Untuk itulah Anda perlu bicarakan apa yang sebenarnya Anda mau dan masalah yang Anda hadapi. Siapa tau saja dengan begitu keluarga Anda mengerti dan mungkin dan membantu menyelesaikan masalahnya.

Memiliki pandangan yang optimis

Apa yang saat ini Anda lakukan sudah sangat baik. Anda bersedia membantunya, menemani nya saat susah, dan lain-lain. Pasangan yang kuat adalah yang saling menguatkan. Memang tidak ada yang tahu pada akhirnya Anda akan bertemu dengan siapa. Tapi dibanding memikirkan kemungkinan terburuk dan terkesan pesimis, kenapa tidak optimis memikirkan kemungkinan yang lebih baik? Bukan tidak mungkin rezeki nya selalu dilancarkan sehingga secara ekonomi dia bisa lebih stabil.

Intinya, kalau memang Anda sudah yakin bahwa dia orang yang tepat untuk Anda, Anda hanya tinggal menunggu waktu yang tepat. Cara dia memperlakukan keluarganya saat ini bisa menggambarkan sikapnya ke keluarganya sendiri nanti setelah menikah. Kalau dia bertanggung jawab dan bisa diandalkan, begitu juga dia di rumah tangganya nanti. Atau kalau Anda masih ragu, Anda bisa memperdalam pengetahuan Anda tentang kepribadian pasangan Anda seutuhnya. Mungkin bisa dimulai dengan lebih peka dengan semua hal yang berkaitan dengannya? ;)

-oOo-

Buat Anda yang ingin curhat tentang cinta, tim psikolog dari Setipe.com siap membantu. Boleh banget kirim curhatan Anda ke redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek email CURHAT VEMALE. Sertakan nama, usia dan kota tempat tinggal. Yuk curhat.. gratis dong..