Kisah ini dikirim oleh salah satu sahabat Vemale.com bernama Etty Christiani.
-oOo-
Ibu kita Kartini
Ibu aku Nani Supardi
Ibu Anda?
Siapapun namanya
Beliau pasti ibu-ibu yang hebat
Meski tangan itu tidak bersayap layaknya malaikat
Tapi mampu menerbangkan setiap harap
Pastinya didasari cinta si ibu
Yang murni seperti emas 24 karat
Yup! Cinta dalam untaian doa dan harapan yang dipanjatkan oleh ibu yang mampu menghantarkan seorang anak seperti ku mencapai segala keinginannya. Terlahir sebagai anak pertama perempuan dengan seorang adik laki-laki, sedari kecil selalu mendapatkan urutan yang pertama. Dari mulai menjadi pertama merasa hangat & lezatnya air susu ibu, menjadi pertama yang mendengar bahasa ibu, menjadi yang pertama merasakan hasil tetes keringat bapak mewujudkan tempat tidur dan rumah yang nyaman, menjadi yang pertama saat orangtua menitikkan air mata bangga mengajarkan membaca, menulis sampai menjadi sarjana bahkan lulus Pasca Sarjana dari sebuah universitas negeri di kota Semarang.
Semua yang diperoleh diurutan pertama terasa sempurna dan memberikan rasa bangga dan bahagia. Hingga dipenghujung tahun 2002, 1 hari menjelang seminar proposal sebagai syarat sebelum tahap akhir penyusunan tesis, saat itu hujan deras dan mati lampu bapak mengumpulkan kami anak-anaknya. Dengan nyala lilin yang tidak maksimal bergoyang-goyang tertiup angin malam, terlihat gurat wajah sedih bapak dengan suara tercekat. Saya tahu beliau sedang sekuat tenaga menahan tangis, memberitahu kami bahwa sore tadi dokter memberitahu hasil CT Scan ibu yang menderita tumor yang bersarang di kepala sebelah kiri dan Hidrosefalus di kepala sebelah kanan. Tindakan operasi yang menjadi solusinya.
DEG!!
Bagaimana bisa?
Ibu yang aku kenal energik, ceria dan tidak pernah mengeluh sakit, paling-paling jika merasa pusing cukup dikerok menggunakan balsem dan koin sudah kembali sembuh ternyata menderita sakit yang tidak ringan. Hati ini terasa sakit sekali mendengar penuturan bapak tentang sebuah tugas sebagai anak pertama dan sebagai wanita, supaya bisa menenangkan ibu, agar ibu mau dioperasi. Ya Tuhan, saya diingatkan lagi tentang menjadi pertama! Apakah aku kuat di depan ibu menjelaskan tentang penyakit yang dideritanya tanpa meneteskan air mata?
Menjadi apapun yang pertama tidak akan menjadikan beban dan kesombongan, tetapi wajib bersyukur dan bahagia karena telah mendapatkan sebuah kesempatan. Jadi urutan pertama atau berapapun, kita tidak tahu bagaimana rasanya jikalau tidak pernah mendapatkan kesempatan terlahir ke dunia.
Ibu akhirnya bersedia dioperasi dan membuatku terharu karena ucapan beliau “Ibu mau dioperasi supaya tidak merasa sakit lagi dan bersama bapakmu bisa melihat anak-anak ibu lulus hingga S2 serta melihat kalian berumah tangga”. Hebat! Batinku tentang ibu. Akupun ingin menjadi wanita hebat seperti beliau, penuh semangat dan senantiasa dilandasi cinta tulus untuk keluarganya.
Sekarang sudah 13 tahun semenjak ibu menjalani operasi Shunting, aku masih tinggal dengan kedua orangtuaku dengan status single/belum menikah diusia hampir 38 tahun, bekerja sebagai karyawan swasta. Adik sudah berumah tangga dan hidup terpisah dari kami. Peristiwa saat adikku meminta ijin menikah lebih dulu merupakan kali pertama aku merasa tidak lagi menjadi yang pertama. Adikku yang sedang menantikan kelahiran anaknya, merupakan peristiwa kali keduanya aku merasa tidak lagi menjadi yang pertama. Akhirnya dengan merasakan menjadi TIDAK untuk yang pertama memberikanku pelajaran baru tentang hidup!
Menjadi tidak yang pertama bukanlah tidak hebat, tetapi ada sebuah pelajaran tentang keikhlasan untuk menjadi yang pertama memberikan hati yang lebih besar bagi yang kedua, ketiga dst.
Aku tetap penuh semangat karena di sampingku ada seorang IBU HEBAT.
-oOo-
Semoga kisah ini memberi inspirasi dan motivasi untuk pembaca Vemale. Menjadi Kartini tidak harus dengan membuka sekolah atau melakukan hal-hal super besar. Dengan memperjuangkan impian Anda dan bermanfaat sekecil apapun untuk orang lain, maka Andalah Kartini itu.
LOMBA MENULIS VEMALE.COM
ANDALAH KARTINI ITU
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Vemale.com mengadakan sebuah lomba menulis kisah nyata yang dapat memberi inspirasi untuk banyak wanita.
Kirimkan kisah Anda mengenai suka duka menjadi wanita dan bagaimana Anda berjuang untuk menjadi wanita mandiri tanpa melupakan kodrat ke email redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KARTINI VEMALE
10 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari kami. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 30 April 2015.
Some people say I'm not a very pretty woman, but I'm a very beautiful woman inside. - Anne Ramsey
(vem/yel)