Hallo Vemale,
Saya Viena , usia saya 36 tahun, saya seorang Personal Asisten General Manager di sebuah perusahaan besar di Jakarta.
Saya terlahir sebagai bungsu dari 5 bersaudara di keluarga yang sederhana. Papa saya hanyalah seorang sales bahan bangunan dan mama saya seorang tim administrasi di sebuah toko. Meski demikian, sejak kecil saya dan kakak dididik oleh kedua orang tua saya agar selalu menomorsatukan pendidikan.
Kerusuhan Mei 98 Membuat Saya Tidak Bisa Kuliah
Saya tahu betapa berat perjuangan papa dan mama saya untuk membayar biaya pendidikan kami berlima. Satu persatu anak mereka lulus kuliah dan memperoleh pekerjaan yang lumayan. Dari keberhasilan kakak-kakak saya yang menyelesaikan kuliah, saya tidak bisa mengenyam pendidikan kuliah ketika itu, karena sewaktu saya lulus SMA terjadi kerusuhan Mei 98. Banyak toko langganan papa musnah dan bangkrut, papa terpaksa mengganti kerugian yang cukup besar.
Akhirnya papa dan mama memanggil saya dan kakak keempat yang kebetulan usianya hanya terpaut 1 tahun dengan saya. Mama dan papa mengatakan bahwa mereka tidak sanggup membayar kuliah, tetapi jika memang saya memaksakan, mereka akan mencoba mencari hutang, apalagi kakak saya masih baru masuk kuliah. Akhirnya saya mengalah untuk tidak kuliah, saya pasrah, sebab yang saya pikirkan saat itu adalah keluarga kami selamat dari kerusuhan Mei 98, itu adalah suatu anugrah yang besar.
Akhirnya saya berusaha mencari pekerjaan. Saya tahu pada saat itu banyak pegawai yang dirumahkan, tapi saya tetap berusaha. Saya dan kakak-kakak mencoba berjualan kue, kakak perempuan yang memproduksi kue, saya yang berkeliling ke kantor-kantor dekat rumah menawarkan kue. Sambil membawa keranjang besar berisi kue, kakak laki-lakiku juga berjualan kue di kampusnya. Setidak-tidaknya kami berlima tidak minta uang jajan kepada mama dan papa.
Saya Sering Menangis Karena Bos Begitu Galak
Hingga suatu hari ketika sedang berjualan kue, ada yang menawarkan pekerjaan sebagai sekretaris di sebuah perusahaan kecil. Gajinya kecil tetapi saya pun terima. Bos saya galak sekali saat itu. Sering saya pulang sambil menangis karena kesal pada kegalakannya , namun papa dan mama saya memotivasi saya. "Jangan takut dan jangan menyerah, anggap lah kamu sedang kuliah. Nah, kamu ini sedang bertemu dengan dosen yang killer, belajar mental."
Di luar kegalakannya, bos saya banyak mengajarkan secara mental, cara menjadi sekretaris yang andal, tentunya dengan karakter beliau yang amat galak. Dua tahun saya bekerja di perusahaan tersebut , hingga suatu saat bos memanggil saya. Beliau mengatakan bahwa dia dan keluarganya akan menutup perusahaan karena mereka sekeluarga akan pindah ke Kanada. Kemudian beliau mengatakan, "Kamu jangan khawatir, saya sudah mereferensikan kamu ke teman saya. Saya sudah bilang saya punya sekretaris yang andal. Sudah saya didik selama 2 tahun,". Karena memang, saya sekretaris terlama yang sanggup bekerja sama dengannya. Yang lainnya tidak pernah lebih dari 3 bulan.
Saya pindah ke perusahaan yang agak besar dan menjadi sekretaris general manager. Hingga saya sekarang menjadi personal asisten dari GM suatu perusahaan besar di Jakarta.
Saya Tidak Pernah Kuliah, Tidak Good Looking dan Gemuk, Tetapi..
Siapa sangka, pendidikan saya hanya lulusan SMA, dan saya tidak pernah kuliah. Saya pun memiliki penampilan fisik jauh dari gambaran seorang sekretaris yang cantik. Tubuh saya pun gemuk, sampai - sampai ada orang yang tidak percaya bahwa saya adalah sekretaris dari bos atau manager yang akan mereka temui.
Tidak hanya itu, bahkan ada orang yang langsung menanyakan kepada bos saya, kenapa mau memilih seorang sekretaris seperti saya, yang gemuk, tidak cantik dan tidak good looking. Jawaban dari bos saya adalah.. "Walaupun kekurangan dia di fisik tapi kemauan dia untuk belajar lebih baik itu sangat besar. Kemampuan dia melebihi dari orang orang yang pernah kuliah dari sekolah sekretaris,"
Mama sering berkata dengan saya, "Terkadang mama tidak habis berpikir. Kakak-kakakmu yang merasakan kuliah hanya menjadi staff atau manager, tapi kamu yang tidak pernah kuliah posisi justru selalu menjadi tangan kanan bos,"
Saya tidak bermaksud sombong. Saya hanya ingin memotivasi pembaca Vemale yang merasa putus asa dengan pendidikannya. Selama ini kita sering dikurung dengan anggapan bahwa mereka yang hanya lulus SMA tidak akan mempunyai karier yang cemerlang. Salah!
Justru kita yang tidak mengenyam pendidikan kuliah harus membuktikan bahwa kita bisa mengejar mereka dengan cara belajar langsung. Belajar banyak jalannya, ada yang dari buku , dari pengalaman, dari cara memperhatikan orang. Yang terpenting adalah niat kita untuk menjadi lebih baik. Walaupun berat dan banyak tantangan, asalkan kita teguh dan percaya, pasti ada buah manis yang akan Anda nikmati hasilnya.
-oOo-
Semoga kisah ini memberi inspirasi dan motivasi untuk pembaca Vemale. Menjadi Kartini tidak harus dengan membuka sekolah atau melakukan hal-hal super besar. Dengan memperjuangkan impian Anda dan bermanfaat sekecil apapun untuk orang lain, maka Andalah Kartini itu.
LOMBA MENULIS VEMALE.COM
ANDALAH KARTINI ITU
Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Vemale.com mengadakan sebuah lomba menulis kisah nyata yang dapat memberi inspirasi untuk banyak wanita.
Kirimkan kisah Anda mengenai suka duka menjadi wanita dan bagaimana Anda berjuang untuk menjadi wanita mandiri tanpa melupakan kodrat ke email redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KARTINI VEMALE
10 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari kami. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 30 April 2015.
Some people say I'm not a very pretty woman, but I'm a very beautiful woman inside. - Anne Ramsey
(vem/yel)