Kepergian Ayah Membuatku Jadi Wanita Perantau yang Tangguh

Fimela diperbarui 23 Apr 2015, 11:00 WIB

Yulvi Astriani Saparina adalah salah satu sosok cerminan wanita Indonesia yang tangguh. Ia berjuang menjadi wanita perantau di tengah kerasnya ibu kota. Perjalanan hidupnya bisa dibilang tak sempurna, tapi ada banyak makna hidup berharga yang bisa kita peroleh dari kisahnya.

-oOo-


Ini kisah hidup saya sebagai seorang perantau wanita yang harus bisa terus tetap bertahan hidup. Bukan hanya saja bertahan hidup tapi juga bertahan menjaga diri dari kejamnya ibu kota.

Setelah Ayah Tiada
Semua yang hidup pasti akan meninggal, begitu pula dengan ayah saya. Sejak ayah pergi, saya dititipkan di panti asuhan Angkatan Laut di Jakarta. Ibu saya sebenarnya masih mampu tapi karena mengingat saudara saya yang banyak (13 bersaudara) saya lebih memilih meringankan beban hidup ibu saya.

Ayah seorang tentara Angkatan Laut, sehingga saat dia pergi saya masih bisa bersekolah sampai SMK di panti asuhan. Di sana saya belajar benar-benar mandiri.

Sebulan saya diberi uang jajan Rp. 20.000,- Bagi saya itu sudah cukup karena saya memilih untuk belajar hidup perih seperti yang selalu ayah nasihatkan pada saya ketika ayah masih hidup. Ibu seorang PNS guru SD tapi saya tidak tega harus meminta uang, mengingat adik saya masih banyak di kampung. Saya banyak belajar disiplin di asrama, saya punya banyak teman di sana.


Setelah Lulus SMK
Setelah lulus sekolah saya memutuskan untuk mencari kerja. Tujuannya agar saya bisa bertahan hidup tanpa harus membebani ibu. Akhirnya saya mendapatkan pekerjaan di bidang retail di daerah Depok. Meskipun gajinya tidak besar yang penting saya bisa bertahan hidup, begitu pikir saya. Adik saya di kampung pun akhirnya harus tinggal di panti asuhan. Maka bertambahlah tanggung jawab saya. Kakak saya di rumah bekerja serabutan semua. Dulu mereka terbiasa hidup mewah sehingga mereka tidak tahu sulitnya mencari uang di ibu kota ini.

Patah Hati Menghancurkan Hidup Saya
Sebagai remaja normal saya menjalin hubungan dengan seorang pria. Tapi semua tidak berjalan mulus. Dia memilih wanita lain. Hati saya pun berantakan tak karuan. Saya akhirnya memilih pulang ke kampung halaman.

Di sana saya merenung. Sebagai wanita harusnya saya tidak seperti ini. Lelaki di luar sana masih banyak. Saya harus maju agar bisa membantu ibu. Akhirnya saya putuskan untuk kembali merantau. Saya tunjukkan pada kakak saya kalau wanita tidak semuanya lemah. Saya bisa bekerja keras demi keinginan saya sendiri.


Di Jakarta saya mencari pekerjaan kesana kemari. Saya coba melamar pekerjaan di perusahaan Jepang, di sana saya sudah tes tapi harus memakan proses yang lama. Sampai suatu ketika saya tidak memiliki uang dan tempat tinggal di Jakarta. Bingung, akhirnya saya memutuskan untuk tidur di halte busway. Sedih ya sedih tapi saya tidak akan menyerah. Sampai akhirnya malam itu juga saya hubungi teman-teman saya dan bersyukur saya ditawari tinggal dengan teman saya di Bekasi.

Akhirnya saya mencari pekerjaan lain sambil menunggu pengumuman dari perusahaan Jepang (pabrik otomotif terbesar). Saya pun mendapat pekerjaan di sebuah PT kecil. Tapi baru bekerja 3 bulan, terjadi PHK masal. Di balik itu, saya yakin Allah Maha Adil. Setelah di-PHK, saya dipanggil di perusahaan Jepang itu. Rasa syukur pun saya ucapkan. Meskipun menjadi kuli PT, yang penting halal. Saya tidak mau kalah dengan lelaki meskipun di sini 98% pekerjanya lelaki semua. Saya mampu mengimbangi mereka. Alhamdullilah sekarang saya dapat membantu ibu saya dan adik-adik saya.

Semoga kisah ini memberi inspirasi kepada teman–teman semua terutama pembaca Vemale. Untuk menjadi seorang wanita tangguh, tidak hanya harus cantik tapi harus mempunyai hati dan mental yang kuat. Juga tidak menyerah dengan segala rintangan karena Allah tidak akan memberikan cobaan di luar batas kemampuan kita. Perjuangkan apa yang harus diperjuangkan. Karena nanti kita akan menjadi guru terbesar untuk anak-anak kita kelak. Selamat Hari Kartini!

-oOo-

Semoga kisah ini memberi inspirasi dan motivasi untuk pembaca Vemale. Menjadi Kartini tidak harus dengan membuka sekolah atau melakukan hal-hal super besar. Dengan memperjuangkan impian Anda dan bermanfaat sekecil apapun untuk orang lain, maka Andalah Kartini itu.

 

LOMBA MENULIS VEMALE.COM

ANDALAH KARTINI ITU

 

Dalam rangka menyambut Hari Kartini, Vemale.com mengadakan sebuah lomba menulis kisah nyata yang dapat memberi inspirasi untuk banyak wanita.

Kirimkan kisah Anda mengenai suka duka menjadi wanita dan bagaimana Anda berjuang untuk menjadi wanita mandiri tanpa melupakan kodrat ke email redaksivemale@kapanlagi.net dengan subjek: KARTINI VEMALE 

10 kisah yang ditayangkan akan mendapat bingkisan cantik dari kami. Kami tunggu kisah Anda hingga tanggal 30 April 2015.

 

Some people say I'm not a very pretty woman, but I'm a very beautiful woman inside. - Anne Ramsey



 
 
 
(vem/nda)