Penyandang disabilitas di Indonesia masih mengalami diskriminasi dalam berbagai bidang. Pemenuhan hak, kebutuhan dan perlindungan terhadap mereka masih minim. Melihat kondisi seperti itu, Paini, salah satu wanita yang mengaku sebagai penyandang disabilitas mempunyai keinginan untuk memajukan kehidupan kaumnya agar menjadi lebih baik.
Paini mengaku bahwa sejak dari lahir ia mempunyai kekurangan pada jari tangan dan kakinya. Namun hal ini tidak membuat dirinya patah semangat untuk menjalani kehidupannya. Karena tekad dan semangatnya tersebut, Paini justru menjadi inspirasi bagi wanita yang lain.
Perempuan berusia 42 tahun tersebut sudah menjalani kegiatan sosial sejak tahun 2007 hingga sekarang. Ia memberikan ilmu kepada penyandang disabilitas seperti bagaimana membuat makanan dan minuman atau camilan enak, aksesoris, handycraft, pakaian dan lain sebagainya.
"Saya membantu penyandang disabilitas dengan memberikan ilmu, bukan materi. Tahun 2013 saya mendapat modal 77 juta rupiah dari Dompet Dhuafa, yang kemudian saya kembangkan menjadi usaha dan modal bagi para penyandang disabilitas," kata Paini saat ditemui pada acara Perempuan Dompet Dhuafa di Sarinah Jakarta Pusat Kamis 16 April 2015.
Lebih lanjut Paini mengatakan, bahwa penyandang diasabilitas awalnya diberi arahan hingga mereka dapat melakukan sendiri dan pada akhirnya dapat mengembangkannya sebagai suatu usaha. Ia menuturkan "Rumah saya (Bekasi) dimulai untuk memulai sendiri dan hasilnya juga untuk mereka sendiri, kebanyakan penyandang disabilitas yang belajar dengan saya tidak bisa berjalan dan menggunakan kursi roda," terangnya.
Tak hanya dari Jakarta, banyak penyandang disabilitas yang berasal dari Surabaya, Jombang, Tegal, Malang, Kudus, Solo serta Jawa. Semua berkumpul di Bekasi untuk belajar berwirausaha bersama Ibu Paini.
"Hasil produk yang dihasilkan penyandang disabilitas ini kemudian dijual di pameran atau melalui teman-teman yang mau menjual," ucap ibu dua anak tersebut.
Paini berharap dengan dilakukannya kegiatan yang positif untuk penyandang disabilitas dapat mengubah pemikiran masyarakat bahwa orang-orang disabilitas tidak bisa apa-apa. Sebaliknya, mereka sebenarnya mampu untuk menghasilkan sesuatu. Keinginannya Ibu Paini yang belum terwujud ialah mempunyai toko fisik untuk menjual produk-produk yang ia kerjakan bersama penyandang disabilitas lainnya.
(vem/yun/rsk)