Lusi Efriani, Tumbuhkan Jiwa Kewirausahaan Narapidana Wanita Melalui 'Batik Girl'

Fimela diperbarui 16 Apr 2015, 11:10 WIB

Selalu ada orang-orang berhati mulia di sekitar kita. Orang yang peduli pada nasib orang lain dan mau terjun langsung untuk membantu. Salah satunya adalah Lusi Efriani. Sosok social-entrepreneur sukses ini punya jiwa sosial yang sangat tinggi.

Lusi Efriani terus berjuang untuk mengajarkan dan menumbuhkan jiwa kewirausahaan sejak dini pada anak-anak asuh, single parent yang tidak mampu, anak jalanan, penyandang cacat, dan para narapidana. Peraih penghargaan Young Southeast Asian Leaders Initiative (YSEALI) ini kini makin gencar mempromosikan Batik Girl dan Cinderella from Indonesia Center ke dunia.

Apa itu Batik Girl dan sebenarnya apa saja sih yang dilakukan oleh wanita inspiratif ini? Berikut wawancara Vemale dengan Lusi Efriani saat ditemui di kawasan Menteng Jakarta Pusat, Rabu 15 April 2015.

Sejak kapan Anda menyukai kegiatan sosial?
Saya sudah dari dulu suka berkegiatan sosial, sejak 11 sampai 12 tahun yang lalu. Lalu kemudian saya mengikuti Experience Learning International Visitor Amerika Serikat, pada tahun 2011 selama dua bulan dan akhirnya setelah itu saya mulai mengajari para napi untuk berwirausaha.

Bagaimana awalnya Anda tertarik mengajari narapidana wanita berwirausaha?
Awalnya muncul ide untuk pemberdayaan napi perempuan di tahun 2012. Saya suka sekali menjenguk mereka, memberikan motivasi, namun lama-lama saya pikir kok cuma motivasi aja ya. Saya ingin mereka itu bisa mandiri, bisa membiayai diri mereka sendiri.

Apa saja yang diajarkan untuk para narapidana?
Saya orangnya kalau membantu lebih senang memberikan ilmu dibanding memberi uang. Para narapidana saya bekali bagaimana membuat baju boneka barbie dengan batik. Jadi mereka membuat rancangan sendiri busananya, aksesorisnya sampai hiasan di kepala barbie. Saya tidak menyangka bahwa sangat bagus sekali hasilnya.

Mengapa Anda memilih batik untuk busana boneka yang menyerupai barbie?
Karena saya senang mengenakan batik, sewaktu saya di Amerika Serikat saya memakai batik sehingga mereka menjuluki saya Indonesian Doll, maka saya berpikir kenapa tidak memakaikan baju batiknya saja pada boneka ini. Karena saya ingin kalau dijual di luar negeri, bisa sekalian mengenalkan batik dari Indonesia.



Berapa upah yang didapat napi setelah mengerjakan pekerjaan mereka?
Para napi itu mendapatkan Rp. 10.000 bila lolos quality control dari baju batik boneka yang mereka buat. Dan saya memberikan nama label pada boneka barbie ini 'Batik Girl'.

Berapa harga satu boneka barbie Batik Girl?
Kalau di Indonesia saya jualnya Rp. 100.000, kalau di luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia dan Amerika mereka justru nggak minta kembalian kalau ngasih $50. Kan saya buat produksi Batik Girl ini untuk sosial membantu para anak jalanan, narapidana, single parent, dan sebagainya.

Bisa didapatkan di mana saja Batik Girl ini?
Kalau di Jakarta di Rutan Pondok Bambu, Gado-Gado Boplo (Menteng), Bandung Saung Angklung Udjo, Batam Cinderella From Indonesia Center, Online melalui rekan saya Ranitya dan Vivin.

"Saya berharap mereka yang saya bekali ilmu ini dapat terus maju tanpa saya, ternyata mereka sangat senang bisa membuat sesuatu yang menghasilkan," tutup Lusi.

Perlu Anda ketahui Batik Girl merupakan nama label di pasaran boneka yang menyerupai barbie yang dibuat oleh para narapidana dengan bimbingan Lusi Efriani. Batik Girl ini baru diluncurkan April 2014 lalu dan targetnya akan memproduksi 1000-1500 boneka. Sedangkan Cinderella from Indonesia Center merupakan Yayasan Sosial yang didirikan Lusi bertempat di Batam.

Benar-benar sosok yang sangat inspiratif, ya Ladies. Dengan jiwa sosial yang tinggi dan semangat menjadi manusia yang lebih bermanfaat untuk banyak orang, Lusi menjadi contoh agar kita senantiasa bisa lebih peka dengan keadaan sekitar.



 
 
 
(vem/yun/nda)