Penderitaan Ganda Korban Pemerkosaan: Ditolak Keluarga dan Terpaksa Menikahi Pelaku

Fimela diperbarui 09 Apr 2015, 14:30 WIB

Seperti yang kita tahu bahwa dalam kasus pemerkosaan, pihak yang paling dirugikan adalah wanita. Mereka yang kehilangan masa depan, mereka pula yang harus menanggung 'hukuman' dari masyarakat. Padahal seperti yang kita tahu, seorang korban pemerkosaan sama sekali tidak bersalah dan merupakan pihak yang  benar-benar tidak berdaya.

Dilansir dari dailymail.co.uk, seorang wanita bernama Gulnaz harus menerima pahitnya ditolak oleh keluarga sendiri karena telah menjadi korban pemerkosaan. Kakak-kakaknya mengatakan bahwa ia bisa pulang ke rumah jika ia menikah dengan pria yang memperkosanya, yang tidak lain adalah suami sepupunya sendiri yang bernama Asadullah.

Penderitaan Gulnaz tidak berhenti sampai di situ, pemerintah Kabul, memberinya hukuman penjara atas tuduhan perzinahan. Hal ini membuat Gulnaz terpaksa melahirkan putrinya yang diberi nama Smile di balik jeruji besi. Ketika bebas pun, ia masih harus menghadapi masyarakat yang mengucilkannya karena ia tak bersuami. Hal inilah yang membuat Gulnaz akhirnya memutuskan untuk menikah dengan Asadullah.

Gulnaz menyatakan dengan terang-terangan bahwa keputusannya menikah dengan pria tak bermoral yang kini menjadi suaminya adalah demi masa depan anaknya. Ia tak mau Smile harus menjalani hidup penuh dengan penolakan dari orang-orang sekitar.

Hal seperti ini mungkin sering kita dengar pada jaman dulu ya, Ladies, di mana wanita korban pemerkosaan harus menanggung beban yang cukup besar dari warga sekitar. Padahal mereka tidak melakukan kesalahan apa-apa dan sebaiknya diberi dukungan moral. Namun ternyata praktik seperti ini masih ada di beberapa tempat tertentu. Semoga kejadian seperti ini tidak terulang kembali.

(vem/rsk)