Nenek ‘Super Woman’ 43 Tahun Menyamar Jadi Pria Demi Sesuap Nasi

Fimela diperbarui 22 Mar 2015, 12:50 WIB

Kekuatan seorang wanita tak bisa kita remehkan. Wanita punya banyak sekali kekuatan dan kelebihan yang jauh lebih unggul dibanding pria. Ketika kondisi serba sulit, seorang wanita bisa tetap bertahan dengan tekad dan kemampuan yang dimilikinya.

Seorang nenek bernama Sisa Abu Daooh baru saja mendapatkan penghargaan dari pemerintah Luxor sebagai “sosok ibu ideal”. Dilansir dari english.alarabiya.net, nenek berusia 64 tahun ini diberi penghargaan oleh pemerintah setempat karena perjuangan hidupnya. Selama 43 tahun, ia rela menyamar jadi seorang pria. Tindakannya menyamar itu bukanlah untuk main-main atau iseng belaka. Namun, ada sebuah kisah haru penuh perjuangan di balik kisah nenek asal Mesir ini.

Nenek Abu Daooh memutuskan untuk menyamar sebagai pria agar ia bisa bekerja. Nenek Daooh kehilangan suaminya untuk selama-lamanya saat ia tengah hamil. Ketika baru melahirkan putrinya, ia tak punya penghasilan. Akhirnya ia memutar otak agar bisa menghidupi dirinya dan putrinya Houda. Caranya? Dengan mengubah penampilannya layaknya pria.

Situasinya saat itu terbilang rumit. Budaya setempat melarang wanita untuk bekerja. Tak patah arang, Nenek Daooh nekat menyamar jadi pria agar bisa bekerja di luar. Berbagai pekerjaan ia lakoni, seperti membuat batu bata dan menyemir sepatu.

Beban Nenek Daooh makin berat ketika menantunya (suami Houda) jatuh sakit dan tak bisa mencari nafkah. Mau tak mau, Nenek Daooh lah yang jadi tulang punggung keluarga.

“Saya lebih memilih pekerjaan kasar seperti mengangkut batu bata dan karung semen serta membersihkan sepatu daripada mengemis di jalanan demi menghidupi diri saya sendiri, putri saya, dan cucu saya,” ujar Nenek Daooh.

Saat bekerja, Nenek Daooh mengenakan baju longgar berlengan lebar, turban putih, dan kadang-kadang topi pria “Taqiyah”, serta tak lupa sepatu maskulin pria. “Dengan begitu saya melindungi diri saya dari gangguan pria dan pandangan negatif mereka atau jadi target mereka, karena masalah tradisi, saya memutuskan untuk jadi pria dan memakai baju layaknya mereka dan bekerja dengan mereka di desa-desa lain sehingga tak ada yang mengenali saya,” terang Nenek Daooh yang sudah makan asam garam kehidupan dengan melakoni berbagai pekerjaan yang umumnya dilakukan pria.

Sang putri Houda pun sangat bangga dengan ibunya. Ia sangat kagum dengan ibunya yang di usia senjanya masih saja giat bekerja.

Setelah mendapat penghargaan dari pemerintah, Nenek Daooh sangat berterima kasih pada semua pihak yang telah membantunya. Benar-benar sosok wanita tangguh, ya Ladies. Semoga semangatnya bisa kita tiru dan menjadi motivasi kita untuk menjadi seorang “super woman”, setidaknya kita bisa menjadi seorang wanita yang mandiri dan tak menyusahkan orang lain.

 

 

(vem/nda)