Langka, Gadis Ini Meninggal 36 Kali dan Selalu Bangkit Tak Lama Kemudian

Fimela diperbarui 07 Mar 2015, 11:40 WIB

Kisah mengenai orang yang sudah meninggal lalu hidup kembali sudah sering kita dengar. Namun bagaimana jadinya jika peristiwa tersebut terjadi puluhan kali dalam setahun? Wanita yang satu ini mengalaminya dan membuat banyak orang berdebar setiap kali dia meninggal.

Nama wanita ini Sara Brautigam, usianya baru 21 tahun namun kisah hidupnya membuat banyak orang terpana. Sara didiagnosa mengidap Postural orthostatic Tachycardia Syndrome (PoTS), sebuah kondisi langka yang membuat jantung Sara tiba-tiba berhenti memompa darah selama beberapa menit. Dalam dunia medis, jantung yang berhenti berdetak adalah salah satu tanda kematian klinis, dan Sara sudah berkali-kali mengalaminya.

Dalam sebuah video, tampak Sarah mengalami gangguan dengan alat-alat kesehatan yang masih menempel pada tubuhnya. Tampak pada layar bahwa kekuatan jantung Sara normal dan sehat, namun tak lama kemudian tak ada tanda pompaan dari jantungnya. Pada kondisi itulah Sara meninggal, sebab tak ada darah yang mengalir ke seluruh bagian tubuhnya. Tim dokter tidak melakukan CPR (kejutan listrik) karena dianggap tidak efisien, sebab dalam satu menit berikutnya, jantung Sara akan terisi darah kembali dan bekerja. Di saat itulah Sara hidup kembali.

"Jika saya sedang kambuh, tidak ada yang bisa dilakukan, selain membiarkan saya terbaring meninggal dan berdoa," ujar Sara. Bahkan dalam beberapa kali perawatan, tim medis berusaha mengejutkan Sara dan sengaja menyakitinya agar dia hidup kembali.

Kondisi ini bisa dialami Sara kapan saja tanpa bisa dia duga. Ketika dia terjatuh dan meninggal, Sara tak ingat apapun. Walau kadang dia masih bisa mendengar suara-suara, dia tak punya kuasa untuk sadar. Yang Sara ingat adalah setelah bangun, bagian dada terasa sakit dan dia merasa sangat lelah. Karena gangguan ini, Sara tidak bisa menggapai impiannya untuk bergabung di militer.

"Semua impian saya hancur, saya bahkan tidak bisa bekerja di bidang pekerjaan paling ringan sekalipun," ujar Sara yang menceritakan betapa kondisinya sangat menyiksa. "Saya kehilangan banyak teman. Tetapi saya punya satu sahabat baik di masa sekolah. Semua orang sibuk dengan kehidupan masing-masing untuk peduli dengan gangguan yang saya alami,"

Semoga saja gangguan ini segera bisa ditangani dan membuat Sara bisa beraktivitas normal dan menggapai impiannya.

(vem/yel)