Saat ini banyak dijual plester-plester dengan gambar yang lucu-lucu, mulai dari gambar kartun hingga macam-macam bendera. Plester biasanya dipakai untuk menutupi luka setelah sebelumnya diberi obat luka.
Beberapa orang ada yang mengalami alergi dengan bahan-bahan plester, sehingga mengalami iritasi setelah plester dilepas.
Seperti dilansir dari dailymail.co.uk, seorang balita bernama Jayda Johnson, (2) mengalami luka di bahunya, karena terjatuh di sofa.
Ayahnya, Daniel, (31), kemudian menempelkan plester pada lukanya. Dalam kemasannya plester tersebut diklaim bisa mencegah jaringan parut, mempercepat penyembuhan dan tidak menyebabkan hypoallergenic.
Pada keesokan harinya, Daniel melihat ada luka seperti terbakar di kulit Jayda. Seluruh bahu dan punggungnya meradang karena reaksi alergi.
Dokter mengatakan bahwa, Jayda harus mendapatkan pengobatan antibiotik.
Plester hidrokoloid merek Savlon, seharga 4 poundsterling atau setara dengan Rp 48 ribu, ternyata mengakibatkan reaksi alergi bagi kulit Jayda.
Luka alergi yang dialami Jayda, seperti luka bakar tingkat 2. Reaksi alergi yang dialami Jayda karena bahan dalam plester yang disebut ester pentaeritritol yang terhidrogenasi, yaitu bahan yang membuat plester lengket.
Nenek Jayda, Margaret Johnson, mengatakan, "Bagaimana jika plester tersebut menempel di wajahnya, akibatnya bisa lebih buruk."
Keluarga Jayda telah menulis surat keluhan kepada Savlon Novartis Consumer Health tentang produknya.
Seorang juru bicara perusahaan Novartis mengatakan, jika perusahaannya akan menyelidiki kasus ini, dan menganalisa produknya.
Reaksi alergi yang dialami oleh Jayda ini, disebut dermatitis kontak. Dermatitis kontak adalah peradangan yang disebabkan oleh kontak dengan suatu zat tertentu.
Bagi para ibu, hendaknya berhati hati dalam memberikan plester luka kepada anak Anda. Ada bahan-bahan plester seperti lateks dan perak yang dapat mengiritasi kulit balita. Segera konsultasikan ke dokter Anda, jika anak mengalami peradangan kulit akibat pemakaian plester.