Tragis: Ayah Aniaya Bayi Karena Si Bayi Tidak Mau Berhenti Menangis

Fimela diperbarui 22 Feb 2015, 13:45 WIB

Lagi-lagi kisah miris menimpa seorang bayi yang baru berusia 7 minggu di Aurora, Illinois. Dilansir dari laman metro.co.uk, bayi perempuan yang masih berusia 7 minggu mengalami luka pada wajah, punggung serta bagian tubuh lainnya.

Peristiwa terlukanya bayi ini terjadi lantaran dianiaya oleh sang ayah yang bernama Julian Anderson pria berusia 25 tahun. Terungkapnya kasus ini sendiri adalah ketika Julian membawa si bayi ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan perawatan. Kepada pihak rumah sakit ia mengeluhkan bahwa putrinya sakit panas.

Setelah dilakukan pemeriksaan, pihak medis mengetahui ada luka di wajah, punggung dan beberapa bagian lain di tubuh bayi. Hal ini menimbulkan kecurigaan di pihak rumah sakit. Setelah dilakukan penyelidikan lebih lanjut oleh pihak rumah sakit, luka yang ada pada tubuh bayi timbul karena penganiayaan.

Salah satu pihak medis lalu melaporkan hal ini kepada polisi. Dan atas kasus ini, sang ayah yang bernama Julian ditetapkan sebagai tersangka. Saat diintrogasi pihak kepolisian, Julian mengaku telah menganiaya bayinya lantaran si bayi tidak mau berhenti menangis.

Waktu bayi menangis, Julian mengatakan bahwa ia sedang menikmati salah satu acara TV kesayangannya. Merasa terganggu dengan tangisan si bayi, ia mencoba menenangkannya. Namun usahanya sia-sia. Karena kesal, Julian lalu meremas mulut bayi, membungkam mulut bayi, dan memberikan pukulan pada bayi.

Atas peristiwa ini, Julian ditetapkan sebagai tersangka atas tuduhan penganiayaan, tindak kekerasan dan percobaan pembunuhan oleh pihak kepolisian setempat.

Ladies, sungguh sadis apa yang dilakukan oleh Julian. Pastikan bahwa Anda maupun suami selalu berusaha menjadi pribadi yang sabar terutama saat merawat anak-anak di rumah. Kekerasan terhadap anak, selain bisa menimbulkan luka fisik juga bisa menimbulkan luka psikologis. So, pastikan bahwa rawat anak-anak di rumah dengan penuh kesabaran dan kasih sayang.

(vem/mim)
What's On Fimela