"Kapan nikah?" "Kapan nyusul?" "Sudah ada calon belum?" "Ayo buruan nyusul ke pelaminan." "Nunggu apa lagi sih kok belum nikah juga?" "Jangan suka pilih-pilih deh, daripada nanti jadi perawan tua." "Itu teman kamu yang lain sudah pada nikah dan punya anak, kamu kapan nyusul?" Ladies, pernah nggak Anda merasa sebal setengah mati ketika orang-orang di sekitar Anda mulai melontarkan pertanyaan seperti itu?
“You think because you understand 'one' you must also understand 'two', because one and one make two. But you must also understand 'and'.”― Rumi
Ketika usia sudah dianggap matang untuk menikah, orang-orang di sekitar kita biasanya mulai melontarkan pertanyaan atau bahkan suruhan untuk segera menikah. Apalagi ketika sudah berada di acara kondangan atau resepsi pernikahan. Ada saja yang usil bertanya "kapan nikah" atau "kapan nyusul (menikah)". Ditanya sekali dua kali sih nggak masalah. Tapi kalau berkali-kali dan orang yang bertanya tetap itu-itu saja, duh rasanya pasti bikin bete setengah mati.
No need to worry, Ladies. Ada trik-trik cantik yang bisa Anda ikuti untuk menanggapi pertanyaan "Kapan nikah?" Tunjukkan pada semua orang bahwa Anda punya hak untuk menentukan arah hidup dan keputusan Anda sendiri. It's time to be brave!
(vem/nda)What's On Fimela
powered by
Berikan Senyuman Termanis
Satu senyuman bisa memberikan banyak arti. Kalau Anda sedang malas untuk menanggapi pertanyaan orang yang mendesak Anda untuk menikah, sunggingkan saja sebuah senyuman. Daripada buang-buang tenaga untuk meluapkan kekesalan, mending senyum. Senyum juga bikin Anda awet muda, kan?
[startpuisi]You'll find that life is still worthwhile, if you just smile.
― Charles Chaplin[endpuisi]
Senyum juga akan membuat hati Anda merasa tenang. Jodoh memang menyimpan misterinya sendiri. Biar orang berkata apa. Anda berhak menentukan hidup Anda sendiri. Ini hidup Anda dan pernikahan adalah sesuatu yang sakral dalam hidup. Memutuskan menikah hanya untuk membahagiakan orang lain, wah bisa-bisa nanti Anda yang menderita sendiri.
Berikan Jawaban (Sok) Bijak
Membuat semua orang mengerti memang susah. Tapi tak ada salahnya untuk sesekali bersikap lebih tegas pada orang yang suka rempong dan campur tangan dengan kehidupan kita.
Ketika ditanya "Kenapa belum nikah?" Anda bisa berikan jawaban yang bijak. Ehm, jawaban sok bijak pun juga tak apa-apa. Misal, "Nanti akan ada saatnya sendiri kok." "Ya, jodoh kan datang pada saat yang tepat." "Menikah kan terjadi sekali seumur hidup jadi nggak bisa sembarangan memutuskan menikah kan?" "Tahu kan kalau rahasia Tuhan tentang jodoh itu pasti lebih indah dari rencana kita sendiri?"
Kadang memang tak mudah untuk memberikan jawaban bijak pada orang yang bertanya kapan kita menikah. Hanya saja kalau kita sudah terlalu sebal dengan sikap orang-orang tersebut, ya berikan penjelasan, meskipun dengan sedikit gondok atau kesal. Apalagi kalau yang tanya adalah orang yang sama dan itu-itu saja.
Tanya Balik
"Kapan nikah?" tanya seorang sahabat yang sudah menikah, tapi belum punya momongan. Kalau kita berani, kita bisa tanya balik saja, "Kapan punya momongan?" Pertanyaan dengan kata tanya kapan memang bisa begitu menyebalkan. Seolah-olah hidup ini selalu dikejar-kejar target yang ditentukan orang lain. Padahal segala sesuatunya ada waktu dan masanya tersendiri kan?
[startpuisi]People are never gonna act exactly like we want them to. So, if we stop expecting things from others, we'll find peace in our hearts that will last a lifetime.
― Ron Baratono[endpuisi]
Saat sudah lelah untuk menjawab, lontarkan saja pertanyaan baru pada si penanya. Biar sama-sama merasakan perasaan tak enak ketika diberi pertanyaan seperti itu. Ya mau gimana lagi. Kalau memang belum saatnya untuk menikah dan belum menemukan pasangan yang cocok, masak iya mau memaksa diri. Kehidupan ini kan kita sendiri yang menjalani, bukan orang lain.
'Doain Aja Ya!'
Nah ini dia pernyataan yang paling aman untuk menanggapi pertanyaan, "Kapan nikah?" Setiap kali orang bertanya dan mendesak untuk menikah, tanggapi saja dengan, "Doain aja ya!" Beres kan. Hitung-hitung untuk mempercepat datangnya jodoh juga. Makin banyak orang yang mendoakan, nanti pastinya akan ada hal baik yang terjadi dalam hidup kita kan?
[startpuisi]Peace is letting it be. Letting life flow, letting emotions flow through you.
― Kamal Ravikant, Live Your Truth[endpuisi]
Ladies, banyak wanita yang pernah berada di posisi ini. Ketika banyak sahabat sudah menikah. Saat Anda belum juga menemukan pasangan yang tepat. Tapi orang-orang sudah mendesak Anda untuk segera ke pelaminan. Usia sudah matang. Pekerjaan juga sudah di tangan. Well, kalau seperti ini, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah banyak berdoa dan bersikap ikhlas. Tentu saja tetap berusaha. Meski jodoh tak lari ke mana, tapi kalau tidak bisa mencari tahu arah larinya, bisa-bisa kita kehilangan jejaknya.
Bersikap Cuek
Biar orang-orang itu tahu rasa dan nggak terus-menerus mengganggu kita dengan pertanyaan "Kapan nikah?" kita bisa coba bersikap cuek. Bersikap cuek ini jadi cara kita untuk memperlihatkan rasa tidak suka dan kesal kita padanya. Orang lain juga tak bisa dong semena-mena mengatur hidup kita. Tunjukkan sikap juga kalau kita juga bisa kesal kalau terus didesak-desak untuk menikah.
[startpuisi]Live authentically. Why would you continue to compromise something that's beautiful to create something that is fake? ― Steve Maraboli, Life, the Truth, and Being Free[endpuisi]
Tapi hati-hati, ya Ladies. Jangan sampai Anda menyinggung hati atau perasaan orang yang bertanya pada Anda. Sesekali diselingi dengan nada bercanda juga bisa. Yang perlu digarisbawahi adalah untuk memastikan orang lain tahu bahwa Anda merasa tak nyaman jika dicecar dengan pertanyaan, "Kapan nikah?" tersebut.
Pasang Wajah Serius
Menikah kan bukan urusan yang main-main. So, Anda bisa coba pasang wajah serius setiap kali ditanya kapan nikah. Kalau Anda tak suka didesak atau dipaksa-paksa untuk menikah, pasang wajah serius. Anda hanya perlu menunjukkan ketegasan tanpa harus mengeluarkan banyak kata. Kalau si penanya sadar diri, dia pasti akan bisa lebih mudah memposisikan dirinya.
[startpuisi]Labels are for filing. Labels are for clothing. Labels are not for people.
― Martina Navratilova[endpuisi]
Terlebih kalau si penanya mulai menyinggung Anda dengan kata-katanya. Contoh, "Ih, nanti jadi perawan tua loh." "Nggak malu apa, teman-teman yang lain udah pada menikah dan punya anak." "Salah kamu sendiri sih yang terlalu pilih-pilih memilih pasangan." Kalau Anda menanggapi pernyataan itu dengan kata-kata yang tak kalah judes atau pedes, salah-salah Anda jadi bertengkar dengannya. Jalan tengahnya, salah satunya adalah dengan memasang wajah serius. Sampaikan dengan bahasa tubuh kalau si penanya tak berhak terlalu campur tangan dengan kehidupan Anda.
Pergi Meninggalkan Si Penanya
Sudah bosan? Nggak tahan lagi dengan pertanyaan kapan nikah yang terus ditanyakan berulang-ulang? Merasa tersiksa setiap kali ditanya soal nikah? Kalau sudah begini, Anda bisa memilih untuk meninggalkan si penanya. Demi ketenangan diri Anda sendiri. Demi bisa kembali berdamai dengan diri sendiri.
Seringkali kasus yang terjadi di sekitar kita adalah wanita merasa galau bukan karena ia belum menemukan jodoh, tapi karena tuntutan masyarakat yang menginginkannya cepat-cepat menikah. Desakan dan sindiran orang lain pasti akan sangat mengganggu pikiran kita. Jalan tengah untuk itu adalah tetap menjadi diri sendiri dan menjauh sejenak dari orang-orang menyebalkan di sekitar Anda.
[startpuisi]When someone is nasty or treats you poorly, don't take it personally. It says nothing about you, but a lot about them.
― Michael Josephson[endpuisi]
Ladies, apakah Anda punya cara tersendiri setiap kali ditanya kapan nikah? Pertanyaan yang satu ini memang bisa membuat kita makin galau. But, well, love will find its way, right?