Buku Karya Psikolog Ini Dihujat Karena Sebut Hubungan Seks Saat Pacaran Hal Wajar

Fimela diperbarui 05 Feb 2015, 13:00 WIB

Salah satu media edukasi dan sarana mengungkapkan pendapat adalah buku. Sebagai penulis hendaknya selalu siap menerima konsekuensi saat ide dalam buku yang ia tulis tak bisa diterima oleh masyarakat luas. Kisah ini sekarang dialami oleh seorang psikolog yang bernama Toge Aprilianto.

Seperti yang telah dilansir oleh merdeka.com (5/2), buku 'Saatnya Aku Belajar Pacaran' yang ditulis oleh Toge tengah menjadi polemik karena isinya menyebut hubungan seks saat pacaran adalah wajar. Buku tersebut diterbitkan oleh Brilian Internasional di Sidoarjo, Jawa Timur dan dirilis pada tahun 2010.

Dalam buku tersebut Toge menuliskan sesuatu yang dianggap melegalkan atau membolehkan hubungan seks sebelum menikah.

"Sebetulnya, wajar kok kalo pacar kamu ngajak ML. Wajar juga kalo kamu ngajak pacarmu ML. Hal itu kan alamiah-naluriah. Jadi, itu justru pertanda kalo kamu dan/atau pacarmu masih punya energi buat terlibat dalam proses reproduksi, yang memang sewajarnya dimiliki oleh mahluk hidup."

"Jadi, kalo pacarmu ngajak ML, kamu boleh aja nurutin maunya dia, kalo kamu sanggup. Artinya, kamu mau nglakuin itu n kamu juga siap ngadepin akibatnya, lebih baik ga kamu lakuin daripada kalopun dilakuin akhirnya jadi ga asik gara-gara pikiranmu n perasaanmu ga kompak."

Kalimat-kalimat tersebut dianggap mengajarkan seks bebas pada remaja Indonesia. Padahal di negara kita yang terkenal dengan budaya ketimuran ini seks atau hubungan intim hanya boleh dilakukan oleh pasangan yang sudah resmi menikah. Sontak saja, tulisan ini segera mengundang banyak hujatan.

Toge Aprilianto, penulis bergelar Magister Psikologi (M.Psi) itu akhirnya minta maaf atas pendapatnya yang bertentangan dengan mayoritas ajaran agama di Indonesia. Lewat akun Facebooknya, pada hari Rabu, 4 Februari 2015 ia meminta maaf pada semua masyarakat Indonesia.

"Bersama ini, saya, Toge Aprilianto, sepenuh hati memohon maaf kepada masyarakat Indonesia, atas kelalaian saya membuat buku saatnya aku belajar pacaran, yang sebagian isinya ternyata melanggar nilai-nilai agama," "Dan saya bersedia mengembalikan uang pembelian buku itu, bila ada teman yang telanjur beli dan ingin mengembalikan buku itu kepada saya," lanjutnya.

"Saya sungguh berharap Masyarakat Indonesia yang budiman berkenan memaafkan kelalaian saya atas terbitnya buku tersebut. Selanjutnya saya akan berusaha lebih waspada terhadap apa yang mungkin terjadi sebagai akibat dari apa yang saya lakukan," ujar Toge.

Atas kritikan terhadapnya, Toge juga mengucapkan terima kasih. "Terima kasih atas evaluasi yang teman-teman sampaikan. Terima kasih atas kebaikan teman-teman yang bersedia mengingatkan kelalaian saya. Terima kasih," tutup dia.

Anggota DPD pun meminta pemerintah untuk menindak tegas buku-buku seperti ini. Penerbit dan toko buku harus menyortir dengan ketat sebelum mencetak atau memajang buku.

(vem/ivy)