Banyak guru teladan yang mendedikasikan dirinya untuk mengajar anak-anak di tempat terpencil. Mereka rela berkorban demi pendidikan murid-murid kesayangannya.
Seperti dilansir dari womenofchina.cn, sekolah Shipai Village di Guangyuan, China, terletak di wilayah pegunungan terpencil dengan udara yang sangat dingin.
Sekolah itu hanya memiliki seorang guru dan kepala sekolah, yang dijabat oleh orang yang sama, yaitu Li Xuemei (21)
Shipai adalah satu-satunya sekolah yang terdapat di distrik Chaotian, Guangyuan. Sekolah ini hanya memiliki satu kelas untuk anak prasekolah dan satu kelas untuk anak SD. Sekolah ini hanya memiliki 36 siswa. Mereka berusia 3 hingga 7 tahun.
Dua kelas di sekolah tersebut hanya dipisahkan oleh pintu kayu yang setengah tertutup. Kelas itu hanyalah sebuah ruangan yang dibagi dua.
36 siswa yang bersekolah di Shipai ini, semua orang tuanya bekerja di kota. Anak-anak ini tinggal bersama nenek dan kakek mereka.
Meskipun mengajar di sekolah terpencil, Li tidak pernah memiliki keinginan untuk berhenti menjadi seorang guru.
Seorang diri, Li mengajar ke 36 muridnya, bukanlah pekerjaan mudah. Li dituntut untuk meningkatkan kualitas ilmu bagi murid-muridnya.
Hidup di desa terpencil, dan jauh dari pusat kota dengan pendapatan hanya 1000 yuan atau sekitar Rp 2 juta tidaklah mencukupi. Apalagi biaya hidup di kampung terpencil itu cukup tinggi.
Hampir setiap hari Li harus mengurus dan mengajar anak-anak yang masih kecil. Tak bisa dibayangkan bagaimana sibuknya Li mengurus mereka.
Li menjadi guru di Shipai sejak ia berusia 17 tahun. Banyak orang seusianya yang memilih untuk bekerja di kota besar.
Suami Li membujuknya untuk berhenti menjadi guru, tapi ia menolaknya. Menurutnya, siapa lagi kalau bukan dirinya yang mau mengajar anak-anak miskin itu.
Suhu di pegunungan itu selalu 0 derajat celcius di musim dingin. Li berharap agar setiap muridnya memiliki setidaknya satu jaket agar tetap hangat.
Selama empat tahun bekerja, Li tidak pernah meninggalkan murid-muridnya, bahkan saat kehamilannya bermasalah.
Kisah Li di unggah ke Facebook oleh sebuah kantor berita di China. Banyak yang kagum dan memberikan semangat bagi Li. Mereka salut akan dedikasi Li.
Semangat Li patut kita tiru dan jadikan teladan. Segala usaha dan tanggung jawab untuk membuat karya di dalam hidup tidak hanya berlandaskan materi dan penghargaan semata.
- Nenek Paling Tua di Inggris Bagi Rahasia Panjang Umurnya
- 4 Hal Yang Membuat Anda Makin Semangat Bekerja
- Pria Dengan Sindrom Langka Ini Menjadi Idola Anak-Anak Dengan Penyakit Sama
- Kegigihan Gadis Lumpuh Gunakan Hidungnya Untuk Berjualan Apel Secara Online
- Ditolak Masuk Universitas Karena Tak Punya Tangan, Tetap Optimis Bisa Sukses