Setiap kali seseorang yang merenungkan bahwa memberikan uang atau bersedekah sebanyak seribu rupiah atau 25 ribu rupiah kepada mereka yang kurang beruntung atau kekurangan, tampaknya satu pertanyaan yang terlintas dalam pikiran adalah, bagaimana mereka (para peminta sedekah atau tuna wisma) menghabiskan uang sedekah itu?
Sebagian besar orang memberi sedekah untuk kelangsungan hidup orang yang membutuhkan. Diharapkan agar bantuannya dapat sedikit meringankan beban hidup tuna wisma atau peminta. Seorang artis Youtube, John Paler Lin menemukan cara untuk membuktikan secara langsung apa yang dilakukan pengemis ketika diberi uang sedekah.
Dirinya sendiri memberikan uang itu secara langsung pada seorang pengemis. Dia memberi sejumlah uang, kalau kisaran dalam rupiah sebanyak 1,3 juta rupiah. Kemudian, Lin mengikuti pria tuna wisma yang diketahui bernama Benjamin akan menggunakan uang sedekah darinya. Dan, sungguh mengejutkan bahwa Lin pun tidak percaya dengan apa yang terjadi selanjutnya. Lin mungkin saja berpikir uang itu dihabiskan untuk keperluan Benjamin sendiri. Lin melihat Benjamin membawa satu tas plastik besar berisi barang belanjaan.
Lin terus mengikuti Benjamin, dan tidak disangka Benjamin menghampiri orang-orang yang berada di taman. Kemudian, dia membagi makanan ringan pada orang-orang di taman yang kehidupannya jauh lebih baik darinya. Mungkin saja Benjamin juga membeli alkohol untuk dirinya karena bagi orang sana berguna untuk menghangatkan tubuh. Bahkan, di Eropa harga air mineral dianggap lebih mahal dibanding alkohol. Tapi, titik poin artikel ini bukan pada itu, ladies.
Melihat apa yang di lakukan Benjamin, Lin menghampirinya di tengah Benjamin membagikan makanan. Lin mengatakan bahwa ingin berbicara sebentar padanya. Benjamin cukup kaget ketika dipergoki oleh Lin, dan dia tetap bersikap santai dan meladeni permintaan orang yang telah memberikan sedekah padanya. Lin bertanya kepada Benjamin alasan dia menghabiskan uang 1,3 juta darinya untuk membelikan makanan orang lain, lalu bagaimana dengan kehidupan pribadi Benjamin.
Benjamin pun sedikit berbagi kisahnya hingga menjadi tuna wisma. Benjamin kehilangan orang tuanya, keluarganya terkena kanker dan ayah Benjamin meninggal. Dua minggu kemudian, ibunya menyusul. Ditambah lagi dia keluar dari pekerjaan karena menganggap hidupnya kacau dan memilih menjadi tuna wisma. Benjamin merasa bahagia ketika berbuat baik dan bermanfaat pada orang lain. Baginya, berbagi dengan sesama sangat penting walaupun di tengah kondisi dirinya sendiri sedang sempit atau membutuhkan bantuan.
Tak lama kemudian, Lin mengeluarkan beberapa lembar uang dan diberikan pada Benjamin. Benjamin menolak, dan Lin terus memaksa Benjamin agar mau menerima uang darinya. Lin mengatakan bahwa sangat terharu dengan perbuatan mulia Benjamin. Menurut Benjamin, tidak semuanya tuna wisma itu malas, terkadang ada seseorang memilih menjadi tuna wisma karena hidupnya atau atau sedang mencari jalan lain bagi hidupnya. Selama menjadi tuna wisma bukan berarti tidak bisa memberikan manfaat bagi sesama. Berikut video yang mengharukan dan membuat kita kagum pada sosok Benjamin.
Video: copyright youtube.com/ JoshPalerLin
Ladies, setiap orang memiliki cerita entah itu indah atau sebaliknya. Terkadang, yang harus Anda lakukan adalah mendengarkan. Jika Anda mampu membantu maka lakukan walau di kondisi kehidupan Anda yang mungkin sedang mengalami kesulitan juga. Karena letak kebahagiaan tidak sebatas diukur dari materi. Materi merupakan bagian kecil untuk membuat bahagia.
- Agar Anak Sembuh Gangguan Ginjal, Ayah Ibu Donorkan Ginjalnya
- Pasangan Baik Hati Adopsi Puluhan Kucing Dalam 10 Tahun
- Pria Dengan Sindrom Langka Ini Menjadi Idola Anak-Anak Dengan Penyakit Sama
- Waktu Kecil Jadi Pembawa Cincin dan Bunga, Saat Dewasa Menikah Sungguhan
- Kegigihan Gadis Lumpuh Gunakan Hidungnya Untuk Berjualan Apel Secara Online
- 4 Kisah Motivasi Keajaiban Sedekah
(vem/nip)