Hati-Hati, Memendam Amarah Bisa Berujung Sakit Jantung

Fimela diperbarui 18 Jan 2015, 12:00 WIB

Setiap orang pasti pernah merasa kesal atau bahkan marah jika suatu hal mengganggu ketenangannya. Jika masalah sudah bertambah serius, tidak jarang orang tidak kuat menahan amarah hingga ingin berteriak atau malah menangis. Hal ini sangat wajar terjadi dan ketika saat itu tiba, jangan pernah memendam perasaan kesal itu, Ladies.

Lagipula, Anda pasti juga ingin semua orang tahu bahwa Anda sedang kesal atau marah bukan? Karena pada saat itu, Anda ingin meluapkan segalanya yang sudah memenuhi pikiran dan batin Anda. Meskipun memang memaafkan adalah saran yang baik yang perlu dilakukan, namun seringkali rasa sakit karena suatu hal tidak akan bisa begitu saja dengan mudah dilupakan.

Perasaan marah, kesal atau sedih termasuk perasaan negatif memang sebaiknya dikeluarkan dari tubuh, tentunya dengan cara yang positif dan tidak merugikan orang lain. Karena dilansir dari huffingtonpost.com, menahan atau memendam amarah atau emosi negatif justru akan berisiko serius meningkatkan potensi serangan penyakit jantung koroner.

Penelitian oleh the American Heart Association juga membuktikan bahwa ketika seseorang menahan atau memendam amarahnya, ia justru mengalami peningkatan tekanan darah yang nantinya akan berdampak buruk pada kesehatan jantung. Lagipula, ahli psikologi, Freud pernah berkata bahwa emosi buruk yang ditahan tidak akan hilang dan akan terus hidup di dalam diri seseorang hingga emosi itu keluar menjadi hal yang sangat buruk.

Jadi, bukan hanya tubuh saja yang sakit, batin juga kesakitan. Nah, jika sudah tahu begini, jangan lagi memendam perasan marah Anda ya. Sebaiknya dikatakan saja jika ada yang tidak enak di hati atau dilepaskan dengan cara positif, agar tidak kena penyakit jantung.  

(vem/feb)